Dorr!!
Sebuah tembakan lolos begitu saja mengenai kepala kepala Leonard, tubuhnya ambruk di hadapan Arel dengan mata terbuka.
“Uwahh!! A-apa yang, ap-apa yang terjadi?” Arel mendorong ke samping tubuh tak bernyawa itu. ia semakin bergetar ketakutan.
“Ka-kau?” Baiklah, memang kini Leonard yang ia takuti sudah mati. Tapi, bagaimana dengan pembunuh Leonard yang ada di hadapannya?!
"Sebenarnya aku tak ingin membunuhmu. Tapi, aku juga tak yakin kau tak akan membocorkan hal ini. Jadi, ucapkan selamat tinggal!" Wanita itu segera menodongkan pistol ke arah Arel.
Dan dalam 3 detik pelatuk itu akan segera terlepas.
1....
Tu-tunggu bagaimana ini?
2.....
Ah, sialll!
3-
"TUNGGU!" Arel segera berdiri di hadapan wanita itu, terlihat jelas raut wajah keheranan yang ditunjukkan wanita itu.
"Apa?" Tanya wanita itu malas. Yah, dia lagi-lagi harus menghadapi drama ini.
"Aku mohon bebaskan aku dari sini!" Arel bersujud tiba-tiba.
"Tidak bisa." wanita itu kembali menodongkan pistolnya.
Melihat itu Arel semakin gemetar ketakutan.
"Aku mohon! Aku, aku akan lakukan segala keinginanmu. Aku tidak ingin menjadi gigolo di sini, hikss, aku mohonn..." Arel benar-benar tak tahu harus bagaimana. Ia sudah sangat frustasi.
Wanita itu berjongkok mendekati Arel. Mengangkat wajah Arel dengan pistolnya.
"Benar? Apapun?" pandangan mereka bertemu. Wanita itu mencoba mencari kepalsuan di wajah Arel.
"Yah, asalkan jangan menyakitiku, apalagi membunuhku. Dan, jangan jual aku, hikss, tolongggg..."
Wanita itu sedikit terkejut karena tangisan Arel semakin histeris.
"Yah, kalau begitu aku akan membawamu bersamaku. Aku tidak punya pelayan untuk apartemenku. Bisa merepotkan bila ada pelayan yang tahu apa yang kulakukan." Wanita itu berdiri merapikan pakaiannya.
"So, Mr. Gigolo.. Wanna come to me?" Wanita itu mengulurkan tangannya pada Arel.
Seolah mendapatkan harapan baru, Arel meraihnya dengan haru.
Dan kini mata Arel membelalak tatkala wanita itu menunjukkan apartmentnya.
Hell, sungguh-sungguh apartemen yang mewah
"Apa kau masih pusing?" interupsi wanita itu.
"A-ah tidak." jawab Arel canggung.
Wanita itu memperhatikan Arel dari bawah ke atas.
"Kaki tidak beralas.."
"Tidak memakai celana.."
"Kemeja oversize yang kancingnya entah kemana.."
"Dan bekas cupang dimana-mana.."
Arel lantas merapatkan kakinya, dan menutupi dada serta daerah X nya. Percayalah dia sangat malu kertika menyadari itu. Hell, Dia tak memakai apapun selain kemeja lusuh itu.
"Jadi, inikah gigolo yang kubawa tadi? Meloncati atap dengan keadaan seperti ini?" Wanita itu menggeleng keheranan. Bisa-bisanya ia tak sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gigolo So Cute [Not Gay]
RomanceArel, lelaki berumur 20 tahun yang memiliki kecantikan di atas rata-rata. Membuat setiap perempuan iri ketika melihatnya. Para lelaki pun bisa terpesona dan lupa akan orientasinya. Namun, di suatu malam. Saudara kembarnya Aron. Menjualnya pada kena...