002

28.7K 3.1K 109
                                    

"jun, terus gimana ini.."

"chan..duh lu tuh—" renjun menahan mulutnya agar tidak berkata kasar. berakhir lelaki itu memijat pelipisnya, berusaha berpikir agar bisa membantu sahabatnya itu.

"lu simpen aja deh, bawa kemana mana, kalau ketemu, lu balikin, paham?" usulan renjun membuat haechan mengangguk.

si mungil itu menarik haechan untuk memasuki gedung fakultas kampus mereka karna ini sudah pukul setengah 12, tepatnya jam kelas mereka.

haechan menunduk, mengekori renjun dari belakang. haechan menatap ke arah charger yang ada di genggamannya, menatapnya dengan lama.

sampai akhirnya suara sorakan memenuhi seisi koridor lorong yang menuju ke fakultas hukum itu menarik perhatian haechan, begitu juga dengan renjun.

haechan membalikkan badannya, melihat seseorang dikerumuni oleh begitu banyak gadis gadis penghuni fakultas lain.

haechan menyipitkan matanya, berusaha menangkap sosok seseorang yang menjadi pusat perhatian itu. tidak lama, haechan melebarkan matanya.

tangannya menepuk pundak renjun berkali kali, "jun! jun! liat geh dia!"

renjun iku melihat ke arah yang ditunjuk haechan, kerumunan yang sangat ramai dengan sesosok lelaki di tengahnya.

"itu bukannya.."

"IYA!, KOK GUA GAK TAU SIH?!"

renjun memutar bola matanya dengan malas, "lu sibuk main masak masakan di hp lu, jadi gatau ada hal apa aja yang terjadi di dunia ini."

"ah bangsat." haechan berdecak kesal pada renjun lalu segera berlari menghampiri kerumunan itu.

dengan penuh tekad, haechan menggenggam erat charger yang ada di genggamannya itu, sambil berlari menuju orang yang seperti madu dikerumuni lebah itu.

haecgan berusaha menerobos satu persatu orang orang yang menempel itu. matanya terus terusan mendapat cahaya flash dari begitu banyak kamera ponsel milik orang orang yang ada di sekitarnya.

tangannya mengulur, dengan sepasang charger di tangannya. tangannya itu lansung menarik perhatian orang dan membuat semuanya berhenti.

"c-chargernya ketinggalan... eum.. makasih," ucapnya menunduk.

namun sama sekali tidak ada jawaban, semuanya masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi sekarang. termasuk orang yang ada di depan haechan, kebingungan.

namun kemudian ia mengambil chargernya itu, dan mengulas senyum tipis. "okay then, thank you udah kembaliin."

satu kalimat yang keluar dari bibir itu sontak lansung membuat seisi koridor bersorak, beberapa memelas karna merasa cemburu pada haechan.

sedangkan haechan, hanya mengangguk dan lansung berlari dari kerumunan itu.

sesaat, ia merasa ada yang salah.

jantungnya berdetak sangat kencang sampai terasa sakit dadanya.

















































"lagian, lu sih yang bodoh. berakhir kan kaya gitu.."

haechan berdecak kesal mendengar omelan dari renjun. sambil membereskan buku bukunya yang telah ia pakai untuk kelas tadi, haechan menggerutu.

"lu tuh temen gua sih jun? gua curhat yang ada kena semprot terus..heran gua." cibir haechan membuat renjun tergelak ketawa keras.

renjun yang ada di sampingnya itu segera mengelus kepala haechan, "umumumumu, kamu ngambek hm?"

namun haechan segera menepis tangan renjun yang berada di kepala haechan dengan cukup kasar. "inget lu uke anjing."

"yaudah sini gua semein."

haechan mengerutkan keningnya, ia mengangkat tangannya berancang ancang memukul renjun sehingga renjun tertawa lagi.

"harusnya gua!" teriak haechan terdengar keras di seisi ruangan yang kini sepi.

renjun membuang nafasnya setelah tertawa cukup lama. haechan menggelengkan kepalanya, ia menunjuk seseorang diluar membuat renjun melihat ke arahnya.

"tuh, lu cocok sama dia."

"bangsat," renjun memukul keras kepala haechan penuh emosi. haechan melotot, "heh tolol!"

"apa lo hah?" renjun menaikkan dagunya agar terlihat arogan. kemudian renjun mencengkram leher haechan dengan lengannya membuat haechan sedikit kesulitan bernafas.

sesaat bermain main, renjun melepaskan cengkramannya.

"KA DE ER TE LO BANGSAT!" ucap haechan setelah mengambil nafasnya berkali kali.

"nyenyenyenyenye, bacot. ayo keluar cepet."

kedua orang itu keluar dari kelas mereka. berbincang kecil mengenai rencana mereka untuk liburan di sepanjang perjalanan menyusuri koridor.

namun langkahnya tertahan saat ada seseorang yang berdiri di depan mereka dan menghalanginya.

"oh—lu bukannya..." ucapan haechan terpotong saat lelaki itu malah lansung bersuara.

"—lain kali jangan sapa gua begitu, lu bisa diserang sama fans gua."

haechan mengerutkan keningnya, "t-tapi gua—"

"iya gua tau, tapi gua takut lu kenapa kenapa karna fans gua doang."

4% left | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang