006

3.9K 286 4
                                    

Mark🤏

Mark, kamu lagi apaa?
Temenin aku yu yu cari makan

Maaf gabisa dulu sayang, aku ada kerkom
Lain kali, ok?

Ooo okeyy, semangat yaa
read

Haechan mengigit bibirnya. Sebenarnya ini bukan hari pertama mark dan ia berjauhan. Mark belum memberi tahunya ada apa dengan kerja kelompok itu, sehingga ia harus sangat sangat sibuk. "it's been 3 days," pikirnya.

Kemudian, ia menghela nafas. Sebaiknya bagaimana? Bahkan untuk mencari makan saja ia malas sekarang.

jejejejeyno
hai, udah makan?

Haechan mengerutkan keningnya.

Belum nih, why?

makan yu, saya yang jemput kang

HAHAHAHA takut mark marah ah

dia yang nyuruh aku kok, gapapa

okeyy, gas lah

Haechan tersenyum tipis. Boleh lah, setidaknya gak makan sendirian haha.

























"Ahh adem banget" Haechan memejamkan matanya. Menikmati angin malam yang menerpa wajah mulusnya. Sudah lama tidak seperti ini.

Diam diam Jeno tersenyum. Menurut dia, Haechan lucu malam ini. Oh tidak. Kemarin, tadi pagi, bahkan esok pun ia masih sangat lucu.

Mereka berdua berada di motor vario lama milik Jeno. Haechan tidak begitu suka dibonceng menggunakan motor ninja, ia lebih memilih motor matic yang biasa biasa saja. Contohnya ya, motor vario hitam manis ini.

Jeno melihat Haechan dari spion, "mau makan apa kita?"

Pertanyaan itu membuat Haechan menggaruk wajahnya sebentar. "Hm, makan mie aceh yu, gimana?"

"Boleh, gas lah."

Jeno segera menarik gas motornya, menuju restoran mie aceh langganannya.

Sepanjang perjalanan, angin cukup kencang, tapi bodohnya Haechan tidak memakai jaket. Jeno melihat ke arah kaos yang dipakai Haechan, bodoh. Kaosnya benar benar setipis tisu yang ditiup sedikit saja akan tersingkap.

Ah, dia harus meminjamkan jaketnya nanti.

Perhatiannya teralihkan ke arah senyum Haechan yang tertampil di kaca spion. Cantik, lucu, gemas, tampan. Jeno tidak bisa menahan rasa gemasnya, senyumnya daritadi bersinar terang.

Lucu banget sih, ya Tuhan..

- - -

Jeno memberhentikan motornya tepat di depan restoran mie aceh. "Mie Aceh bu Dinda," celetuk Haechan. Kemudian lelaki itu tertawa, "Biasanya nih, yang punya pasti punya anak seumuran kita kita."

Ucapannya itu reflek membuat Jeno tertawa, "ya lebih ke anak umur 3 tahun sih, chan."

"Hah, anjir? Serius kamu?" Jeno mengangguk, "iya, aku deket sama anaknya."

Mereka berdua memasuki restoran tersebut. Sederhana, bersih, tidak begitu ramai, pelayanan pun ramah. Bahkan, mereka bedua disambut oleh seorang ibu berusia sekitar 32 tahun.

"Halo sayang, mau pesan apa? Jeno kesini bawa pacar nih?"

Jeno melotot kaget, "e-eh, engga bun, bawa pacarnya kakak."

Ibu itu tertawa, melihat dua sejoli di depannya. Sayang saja bukan pasangan, padahal mereka terlihat cocok. "Ohh hahaha kirain, padahal cocok loh.. yaudah siapa tau jodoh toh?"

"Hehe.." Jeno menggaruk kepalanya. Gak tau juga mau jawab apaan.

"Pesen mie aceh aja deh bun 2, satunya jangan terlalu pedes, sayurnya kurangin ya buat temen Jeno." Haechan menoleh, "kok tau aku gak suka?"

"Tau, dari pacarmu," Jeno tersenyum tipis.

Sepanjang menunggu mie aceh tersebut, Haechan disamperin oleh seorang anak kecil berusia 3 tahun. Anaknya tertarik pada Haechan yang sedang memainkan game kebanggaannya, baby bus.

Haechan menoleh, merasa diperhatikan.

"Kamu mau main?" Anak itu mengangguk.

Haechan menepuk pahanya, "sini."

Anak itu naik ke pangkuan, kemudian mengambil alih hp milik Haechan. Ia tersenyum, matanya berbinar bisa memainkan game tersebut.

Haechan pun ikut tersenyum. Ia tau, anak ini pasti anak dari bu Dinda.

"Kamu namanya siapa cil?"

"Juno, kak."

"Umurnya berapa?"

"Sama kaya kamu chan," Haechan mendongak. "Hah?"

Jeno tersenyum, "umurnya tiga tahun, sama kaya kamu." Jeno tertawa kecil sambil menunjukkan matanya yang ikut tersenyum.

Sedangkan Haechan hanya memutar bola matanya. Tiba-tiba Juno turun dari pangkuan Haechan, membawa kabur hp Haechan.

Haechan panik, "e-eh.."

Juno lari ke arah meja kasir. Tidak memedulikan siapa pemilik hp itu. Akhirnya, Haechan hanya menggaruk tengkuknya. Jeno pun tertawa kencang. Lucu saja momen dua anak kecil ini, mereka benar benar seperti seumuran.

Jeno asik memandang Haechan saja yang bahkan di depannya sudah tersedia mie aceh dengan tampilan bersinar.

Haechan cantik, bahkan waktu lagi makan.

Jeno menghela nafas, if only you could be mine, chan.





































siapa kangen?!?!?!?! aku kangen nohyuck, kngen produce x 101 juga anjay



4% left | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang