021

11.4K 1.3K 72
                                    

drrt— drrt—

haechan mulai mengalihkan pandangannya dari buku ke hpnya yang bergetar. haechan liat sekitar dulu, keadaan perpustakaan emang sepi.

telpon dari hendery. haechan mulai angkag telpon itu dan nempelin hp ke telinganya.

"halo?"

"chan.. kak ten, kak ten meninggal.."

kening haechan mengerut, kabar teraneh yang pernah dia denger seumur hidupnya.

"n-ntar," haechan ketawa gak percaya.

"meninggal gimana deh.. kak hendery, apaan deh gak gini caranya kalau mau bikin aku maafin kak ten."

"cek berita, abis itu ke bandara, kita terbang ke thailand, kita kunjungin papa."

sambungan telpon mulai putus begitu aja. haechan sama sekali gak percaya ucapan hendery.

ten meninggal?

bahkan belum sampai sebulan mereka sempet ketemuan.

tangan haechan, udah bergetar hebat sekarang. jarinya memencet ke google, lalu liat headline yang ada di timelinenya.

'remaja berusia 25 tahun tewas dengan tusukan sebanyak 22 kali di apartment SC lantai 16.'

"apartment sc.."

"FUCK"

haechan mulai ambil tasnya, lalu lari ke arah haknyeon yang lagi belajar di meja sebelah.

"h-haknyeon, pinjem mobil"

"buat apa?"

pertanyaan haknyeon malah bikin haechan frustasi. bahkan mata haechan udah blur sekarang karna air matanya.

"PINJEM SEKARANG!"

meski narik banyak perhatian, akhirnya haknyeon mulai ngeluarin kunci mobil dari kantongnya. haechan mulai merebut kunci mobil milik haknyeon, lalu berlari keluar dari perpustakaan.















haechan udah di mobik sekarang. dengan air mata yang udah membasahi pipinya. haechan senyum kecil, "g-gak mungkin kok."

haechan mulai ngebut, injak gas sekenceng mungkin buat menuju apartment SC. iya, apartment haechan itu.

sepanjang perjalanan, haechan masih bergetar. bahkan cowok itu sampai melanggar rambu rambu lalu lintas. haechan numpu sikunya di jendela, sambil remes sisi kanan rambutnya dengan frustasi

"fuck.."

gak berhenti haechan mengumpat. seharusnya kondisi haechan saat ini gak bisa buat menyetir. tapi haechan ya haechan, keras kepala.

udah sampai, haechan lansung lari ke lobby, dan naik ke lift. tangan haechan bahkan masih bergetar saat nempelin access card ke tab scannernya.

butuh waktu buat naik ke lantai 16. tapi akhirnya haechan sampai, dan mulai berlari ke arah kamarnya.

dan bener aja, polisi mengerubungi kamar di depan 16 CE itu.

sosok ten terkapar tewas dengan darah disana. tangannya yang megang kotak makan, ikut banjir dengan darah.

haechan berjalan mendekat, makin mendekat, sosok ten makin parah diliatnya.

haechan mulai jatoh sekarang.

"KAK TEN!"

haechan merangkak ke arah ten. ten yang udah terpejam matanya. haechan runtuh sekarang. cowok itu menjerit ngeliat si sulungnya tewas tepat di depan kamarnya.

"chan.." hendery mulai jongkok, dan ngelus punggung haechan.

ketiganya, bersatu di antara kericuhan itu. satu yang pergi, dua yang menetap.











































serem gak sih :)
tiba tiba tewas, 22 tusukan. ouch..

4% left | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang