005

9.1K 596 13
                                    

Mark terdiam melihat haechan yang terbaring di kasur itu. Berpikir kalau itu salahnya tidak memperhatikan lebih padanya. Bahkan perkataan Jeno sempat bikin dia terbungkam beberapa saat.

"jangan karena lu sibuk, pacar lu juga ikut sibuk rawat dirinya mandiri, kasian dia."

Iya, mungkin dia terlalu sibuk.

Mark menatap ke arah jendela, sudah tengah malam dia belum tidur. Kantung matanya sudah sangat lebar. Sebenarnya ia mengantuk, tapi demi menebus kesalahannya, ia menahannya itu demi merawat pacarnya.

"Kak mark.."

Mark menoleh ke arah Haechan, ternyata anak itu terbangun. Ia tersenyum tipis, kemudian mengusap kening Haechan, "hm? kenapa sayang?"

"Ayo tidur," ucap Haechan dengan suara yang hampir habis.

"Aku mau rawat kamu, gapapa."

Haechan menggeleng, "aku juga kamu rawat diri sendiri, tidur kak, kamu nanti sakit."

Helaan nafas keluar dari bibir Mark. Ia menunduk sambil menggengam tangan Haechan yang tertaut dengan selang infus itu. Mark memejamkan matanya sesaat.

"Maafin aku ya."

Haechan menautkan alisnya, "kenapa kak?"

Mark mengangkat kepalanya, kemudian mengecup genggaman tangan mereka, terutama ke tangan Haechan. Mengelus pelan, berusaha menyalurkan rasa sayangnya ke tangan mungil itu.

Mark tersenyum kecil, "aku terlalu sibuk jadi kurang bisa perhatiin kamu."

Haechan tertawa kecil melihat mark yang terlihat sangat frustasi.

"Gapapa kak, aku lagi cape capenya juga kok."

Perlahan, Mark mulai tersenyum lebar. Dua orang itu terus mengobrol meski sudah di tengah malam. Entah, apa yang membuat mereka merasa harus mengobrol di malam itu.

Kamar yang gelap meredup, namun tetap terdapat kehangatan di dalamnya. Mark yang terus tersenyum melihat wajah pucat pacarnya yang ikut tersenyum saat mengobrol.


































Mark keluar dari kamar, saat itu pukul jam setengah 3. Ia meninggalkan Haechan yang sudah tertidur lelap. Namun saat berbalik setelah menutup pintu, ia mendapati Jeno yang sedang bersandar di dinding sambil melipat tangannya.

Jeno memasang senyum tipis, "gimana dia?"

"Ya, begitulah" Mark membuang nafas yang panjang, dan duduk di kursi yang tersedia di samping pintu kamar itu.

"Jen."

"Hm?"

"Lo gak cape?"

Jeno menatap ke arah Mark, menaikkan satu alisnya, "maksudnya?"

"Ya, maksud gua gak cape suka sama pacar gua? Emang bener bener gak ada yang lain?" Tanya Mark. Namun Jeno menggeleng, "gak ada yang lain." Setelah itu, Jeno ikut duduk di samping Mark, dan menatapnya sambil tersenyum.

"Tapi gua gak bakal rebut juga pacar lu, gua gak nungguin juga, gua cuma nunggu bakal stop suka sama dia."


























































dah ah.

ini mau bikin cerita bxb apa bxg nextnya? mau bikin yang sakit sakitan soalnya. baca before u go hyuckren, cek di profil cpt!!!

4% left | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang