020

12.6K 1.3K 43
                                    

"chan!"

haechan dongakin kepalanya, yuka udah berdiri di depannya. si gadis bermarga nakamoto itu nunjuk ke arah dokter yang udah keluar dari ruang operasi.

haechan lansung datengin dokterin itu, dengan harapan semoga setidaknya dapet kabar kalau hendery baik baik aja.

dokter itu buka maskernya, "keadaan pasien sempat nyaris kehabisan darah, banyak pendarahan tadi, untungnya kita bisa cegah buat resiko yang gak baik, saat ini pasien terselamatkan, usus buntu juga berhasil diangkat."

penjelasan dokter emang buat haechan akhirnya bisa bernafas lega, tapi kemudian dia natep tajam ke dokter itu.

"tapi dok, kenapa sebelumnya gak dicek, sampai ternyata kakak saya kena usus buntu?"

dokter itu menghela nafas yang panjang, "untuk sebelumnya saya minta maaf karna kesalahan kami yang tidak bisa memeriksa pasien dengan baik."

"sebelumnya, gejala apa yang dialamin sama pasien sampai harus rawat inap?" haechan menoleh ke mark yang tiba tiba menyeletuk di antara pembicaraannya.

"pasien mengalami rasa sakit perut, dan muntah muntah, awal di cek, hasil diagnosa pasien mengalami stres sampai menyebabkan gejala tersebut"

mark mengerutkan keningnya, "apa setidaknya gak di rontgen? trus leukositnya rendah?"

dokter itu cuman mengangguk.

haechan narik kerah dokter itu, "seharusnya rumah sakit bisa bekerja dengan baik, kalau sampai pasien mengalami resiko kematian gimana?!"

mark tiba tiba narik tangan haechan buat pergi dari lorong itu, dan turun menuju cafetaria. di lift, emosi haechan masih nempel.

"ck, kenapa ditarik sih kak?"

mark menoleh sekilas ke haechan, lalu merangkul pundaknya, "kamu udah ngeluarin banyak emosi hari ini, gak capek?"

gak ada jawaban dari haechan sekarang.

mark membalikkan badan haechan buat menolehnya saling berhadapan. cowok yang lebih tinggi menyunggingkan senyumnya dengan tipis.

mark mengelus kepala haechan, "babe.. you should take a rest okay? udah cukup nangis sama emosinya, hendery udah baik baik aja, so, ayo makan yang manis balikin energi."











































"babe look at here."

haechan mulai melihat ke arah mark, yang ternyata lagi megang hpnya dan foto haechan. padahal haechan lagi makan, dan mark mulai ketawa.

mark mencubit pipi haechan, "god, you so cute.."

haechan cuman senyum kecil doang, dan lanjut ke red velvet cakenya.

helaan nafas keluar dari bibir mark, "listen me," ucap mark.

"kak ten berusaha damai sama kamu, can't you forgive him, hm?"

haechan cuman natap ke cakenya sambil ngunyah. dia gak pernah expect sama sekali kalau mark bakal bawa dia ke topik ini.

setelah nelen hasil kunyahannya, haechan mendongakin kepalanya.

"to be honest.. i need a time.."

"so long chan, kak ten selalu merasa bersalah selama ini.." ucap mark memohon ke haechan.

haechan gak menjawab sama sekali. sampai akhirnya dia cuman bisa nunduk, ngeremes garpunya kuat kuat.
























"chan, gimana kakak lu??"

haechan noleh ke renjun, sambil masukin buku tebelnya ke dalam tas. cowok itu senyum kecil, "baik kok, pendarahannya berhasil dihentiin"

"ck, syukur deh.."

"lu mau ke perpus?" tawar renjun. tapi haechan ngerutin keningnya, "buat?"

"minggu depan ujian hukum pidana."

haechan pejamin matanya. bener, udah mau ujian aja abis ini. haechan paham materi di hukum pidana tapi dia gak yakin bisa dapet nilai bagus buat ini.

helaan nafas panjang keluar dari bibir haechan, "gas lah, mau belajar sampai mampus gua"

renjun cuman senyum lalu mulai berjalan keluar dari kelas fakultas mereka. keduanya ngobrol sedikit sambil berjalan, sampai gak sadar di depan udah ada sosok tinggi.

orang yang sama sekali mereka gak kenal.

"hai, jun."

renjun ngerutin keningnya, lalu nunjuk dirinya sendiri. "g-gua? lu kenal gua?"

cowok itu ngangguk, "gua guanlin, gua boleh ngajak lu ngobrol ke cafe sebrang kampus gak?"

cowok yang bernama guanlin itu emang agak suspicous sih. tapi diinget inget, renjun gak asing sama guanlin, cowok itu yang selalu ikutin renjun kemana mana.

"ohh.. lu yang sering anu—"

guanlin cuman garuk tengkuknya, "y-ya gitu deh.. hehe, maaf ya.."

renjun cuman ngangguk canggung doang sih. sampai akhirnya haechan nyenggol renjun yang ada di sampingnya sambil senyum.

renjun mijit pelipisnya, haechan emang agak biadab. akhirnya renjun ngangguk, "ayo lin ke cafe aja, gausah sama haechan."

"KOK?!"

"HEH HUANG RENJUNJING!"
































CIE BONUS GUANREN

4% left | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang