Hai hai!!
Apa kabar nih?Maapin author gaesss
Up lama bngt🤧Author kemarin2 ada acara
Kudu latihan trus
Bulak blik trus
Cape, Jdi gada ide buat mikir mo ngetik apa.So, itu ajh keluh kesah author 😃
Happy reading!
JANGAN LUPA VOTE+KOMEN!!
Sera perlahan membuka matanya, ia menoleh ke samping terlihat Daniel yang masih memejamkan matanya. Sera perlahan turun dari ranjang dengan hati-hati agar Daniel tidak terbangun. Sungguh dirinya merasa sangat malu mengingat hal semalem. Ia buru-buru masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah bersiap-siap Sera segera memesan ojol untuk pergi ke kampus. Ia tidak ingin pergi bareng Daniel. Menatapnya saja malu.
Sera berdiri di depan rumah dengan gelisah. Pasalnya ojol yang ia pesan tak kunjung datang. Ia memilih menunggu di depan komplek daripada nanti Daniel sudah bangun dan menemukan dirinya.
Sera merogoh ponselnya, terdapat Panggilan dari nomor tidak di kenal.
" Dengan Mbak Sera ya "
" Iya! Ini Abang ojol? "
" Iya mbak, maaf ban motor saya bocor ini lagi di tambal "
" Yah.. kok gitu, kenapa ga bilang dari tadi bang "
" Ya maaf mbak, kirain saya ini bocor sedikit ternyata banyak, maaf ya mbak"
" Ya udah gapapa bang "
Tut
Sera menghela nafasnya, ia memilih untuk memesan ojol yang lain. Belum sempat memesannya seseorang berhenti di hadapannya. Sera mendongak ia tahu betul ini motor siapa.
" Kak Reno? "
Reno membuka kaca helmnya, " kamu mau berangkat ke kampus kan? Ayo bareng saya ajah "
" Eh.. gak deh kak, Sera naik ojol ajah "
" Saya bawa helm dua " Reno melirik jam tangannya sejenak " ini sudah mau masuk, kamu ada kelas pagi kan? "
Akhirnya Sera berangkat bersama Reno. Jika Daniel melihat ini Sera yakin suaminya pasti akan marah. Tapi sudahlah, lagian juga ia dengan Reno tidak ada apa-apa. Ia juga tidak memiliki perasaan apa-apa dengan Reno. Hatinya kini sudah milik Daniel sepenuhnya. Sera tersenyum geli saat bayangan semalam melintas di pikirannya.
" Sini saya bukain "
Belum sempat Sera mencegahnya, tangan reno sudah bertengger untuk melepaskan tali helm yang tadi di cobanya berkali-kali namun gagal.
" Makasih kak " ucap Sera sembari mengulum helm ke arah Reno.
" Sama-sama "
" Oya kak, ini buat bayar kemaren kata Lisa belum ya "
Reno menggeleng " gausah, anggep ajah saya yang teraktir kalian "
" Tapi kak, saya gaenak "
Reno terdiam sejenak, ia terlihat berpikir " kalo gitu, saya minta gantinya kamu yang teraktir saya gimana? "
" Tapi.. "
" Gausah sekarang, kapan-kapan ajah kalo kamu luang oke? Saya duluan ya "
Sera menghela nafasnya, padahal ia belum mengatakan setuju atau tidak. Bearti sekarang ia hutang mentraktir Reno? Bagaimana jika Daniel tahu?. Sera memilih masuk ke kelas, ia akan memikirkan ini nanti.
" Kenapa lu jalannya gitu Ra? "
Hey? Pertanyaan macam apa itu. Padahal Sera rasa ia berjalan biasa saja. Tunggu.. jangan sampai Lisa akan menduga bahwa ini karena perbuatan Daniel!
" Gue tau nih " ucap Lisa sembari menarik turunkan alis menggoda sera.
" Apaan emang? "
" Halah! Lu ni so polos, masa gitu ajah gatau "
" Apa? Gue emang gatau " Ani menoleh ke arah Sera meminta penjelasan, tapi sahabatnya itu malah memalingkan muka.
" Nih gue kasih tau eh.. entar ajah deh pak ganteng udah dateng noh "
Ucapan Lisa membuat Sera mendongak, matanya melotot ke arah pintu karena kaget. Pagi ini kelas Daniel?!
" Sa.. hari ini kelas dia? "
" Cie.. " bukannya menanggapi, Lisa malah menggoda sera.
Sera memejamkan matanya, kenapa dirinya pelupa. Kalau tahu pagi ini kelas Daniel, ia akan memilih pergi ke rumah bunda tidak akan berangkat kuliah. Mata Sera berpapasan dengan mata Daniel tapi buru-buru ia mengalihkan pandangannya setelah melihat senyum tipis Daniel.
Lelaki itu terlihat biasa saja di depan sana. Tidak tahu saja Sera yang di sini tidak sabar untuk keluar dari kelas.
Sera bernafas lega, lima menit lagi kelas Daniel selesai.
" Seranita tolong bawakan ini ke ruangan saya "
Sera terdiam, mulutnya menganga. Hey! Apa-apaan ia berniat menghindar dari Daniel tapi kenapa malah jadi begini. Sera menghembuskan nafasnya melihat lelaki itu keluar dari kelas.
" Sana Ra cepetan temuin tuh laki lo " lirih Lisa.
" Ish! "
Sera mengetuk pintu ruangan Daniel, begitu mendengar suara Daniel menyuruhnya masuk ia melangkah ke dalam.
" Taruh di meja situ "
" Baik pak " ini masih area kampus, jika ia memanggil Daniel dengan mas ia takut ada orang yang mendengar.
" Pintunya di kunci "
" Sera mau ke toilet "
Daniel berdiri berjalan ke arah pintu dan menguncinya, matanya menatap Sera yang mengalihkan pandangan nya.
" Saya tau kamu bohong, duduk di situ " ucapnya menunjuk sofa.
Sera memilih menurut, ia duduk di sofa dengan jantung yang berdebar. Ayolah! dirinya masih merasa malu.
" Buat kamu " Sera tersentak karena tiba-tiba Daniel sudah duduk di sampingnya sembari meletakkan paperbag di depannya.
" Makan, kamu belum sarapan kan? " Melihat Sera yang diam saja Daniel mengambil paperbag nya dan mulai membukanya.
" Kamu tadi naik apa? "
" Eh.. ehm ojol "
" Kenapa ga bangunin saya? "
" Ga enak ajah "
Daniel terkekeh " saya tau kamu menghindar karena malu kan? "
" Dih! Nggak! "
" Makan, siapa tau di perut kamu sudah ada anak saya " ucap Daniel
Sera membelalak, ia menunduk menatap perutnya masa iya baru semalam melakukan sudah jadi?
" Mana ada! Kita baru ngelakuin tadi malem mas "
" kalo gitu mau melakukan lagi? Biar cepet jadi " ucap Daniel santai langsung melahap makanannya.
Sera yang melihat itu, memukul bahu Daniel keras membuat empunya meringis. Tidak tahu saja pipinya sudah berubah memerah merasa malu!
***
JANGAN LUPA VOTE+KOMEN!!
See u!
💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosenku
Humor" Bapak ngapain ke sini ?! " " Ganti baju " ucap Daniel " Ngapain ganti baju di kamar saya ? " Daniel menatap Sera datar " terus saya ganti di kamar ayah kamu ? " " Ya..ya ga gitu juga pak " "Seranita putri" Gadis cantik berusia 20 tahun , ia ada...