34

76.9K 5K 104
                                    

Hai!

Happy reading guys!

JANGAN LUPA VOTE+KOMEN!!
:)

Setelah Rachel pulang, mereka Daniel dan Sera duduk di sofa ruang tengah. Sera dari tadi sibuk mengomel dan Daniel tidak meresponnya sama sekali. Suaminya itu malah sibuk mengutak-atik laptop dan lembaran bertumpuk entah apa itu.

" Bapak tuh yang gila! Masa iya saya cantik begini di bilang gila! "

Lagi Sera mendengus melihat Daniel yang masih sibuk dengan dunianya.

" Pak! Saya ngomong panjang lebar dan bapak malah kacangin saya "

" Lama-lama saya sobek kertasnya " ucap Sera menyandarkan punggungnya kasar.

" Saya bukan bapak kamu "

" Siapa juga yang bilang bapak itu bapak saya, yakali "

" Yaudah jangan panggil saya bapak " ucap Daniel

" Yakan bapak dosen saya, masa saya panggil om ga sopan dong "

Daniel menghentikan aktivitasnya, ia beralih menatap Sera " memang " ucapnya.

Sera membulatkan matanya " apa?! , Saya ga sopan? "

" Hm "

" Ish! Dasar om om " ucap Sera beranjak dan melangkah cepat ke arah anak tangga.

" Kemana kamu? " Tanya Daniel begitu melihat istrinya turun sudah berganti pakaian.

" Kabur " ucap Sera asal.

" Ouh "

Melihat tanggapan Daniel yang acuh. Sera semakin kesal. Ia berjalan cepat kearah pintu utama dan menutupnya kasar.

" Gada romantis nya sama sekali, gue kira dia bakalan ngejar. Eh.. malah ouh ouh doang "

_

" Loh, Daniel ga ikut? "

" Pak Daniel lagi banyak kerjaan Bun "

" Adek kok masih panggil bapak "

" Pak Daniel kan dosen Sera Bun "

" Biasain panggil dia mas dong dek " ucap Reni yang baru datang. Ia duduk di sebelah adiknya dengan memangku El.

" Iya kak "

" Ulululu... Sini El sama Tante " ucap Sera menepuk pahanya.

Sera menjulurkan kedua tangannya, ia mengangkat El dan meletakkan di atas pahanya " embul banget sih.. "

" Alin kemana kak "

" Lagi tidur di atas "

Puas bermain dengan keponakannya, akhirnya Sera naik ke lantai atas menuju kamarnya. Ia ingin tidur sebentar, sekalian melihat keadaan kamarnya yang ia tinggal beberapa bulan.

Sera membuka pintu nya, ia langsung berlari dan menghempaskan tubuhnya di atas kasur " kamar... Gue kangen sama Lo "

Setelah beberapa menit Sera sibuk memandang langit-langit kamar, ia berdiri dan berjalan ke arah lemari kaca kecil yang dulu sempat ia perdebatkan dengan Daniel.

Ia menatap beberapa album dan printilan yang ada di sana.

" Gue bawa ajah kali ya "

" Terus gue taruh di lemari kacanya kudanil "

" Tapi.. nasib jam nya gimana "

Daniel memang mengoleksi beberapa jam tangan. Di kamar mereka Daniel sengaja menaruh sebuah lemari kaca hanya untuk para jam kesayangannya. Di situ jam tangan yang dominan berwarna hitam dan putih tersusun dengan rapi.

DosenkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang