Taeyong terjatuh ke tanah dengan suara keras. Sesekali dia mengerang kesakitan sedangkan orang lain yang menontonnya tertawa. Siswa lainnya menendang tulang kering dan kaki Taeyong. Taeyong yakin itu akan memar. Siswa di sebelah kiri menendang lengan dan bahunya sementara siswa lain menyerang ke arah punggung.
Mengerikan, tapi Taeyong sudah terbiasa dengan rasa sakitnya. Dia telah diserang beberapa kali selama seminggu terakhir dan akhir-akhir ini semakin parah. Biasanya Taeyong akan pingsan karena kelelahan atau tidak kuat menahan rasa sakit.
Setelah beberapa menit menendang, siswa-siswa itu mulai lelah dan memperlambat ritme mereka. Mereka mendesah kelelahan dan mundur.
Perlahan-lahan Taeyong keluar dari gerombolan itu dan mencoba meregangkan anggota tubuhnya. Taeyong memeriksanya tubuhnya, tidak ada luka parah hanya beberapa luka memar. Dia mencoba untuk berdiri tetapi kakinya dalam kondisi yang buruk. Taeyong langsung jatuh dan tersentak kesakitan. Dia melakukan upaya kedua untuk berdiri dan berhasil. Taeyong merapikan pakaiannya dan berjalan menjauh.
Taeyong tertatih-tatih berjalan menuju loker dan memasukkan beberapa buku ke dalamnya. Dia menutup pintu loker dan menuju kelas berikutnya. Dia sudah terbiasa dengan pemukulan setiap hari, tetapi terkadang Taeyong pikir itu sedikit berlebihan, apakah mereka tidak pernah bosan memukul dirinya?
Dia berjalan melewati kantor menuju kelas. Masuk ke kelas dan bergegas pergi ke belakang ruangan. Taeyong meraih kursi terjauh yang tidak memiliki siswa lain di dalamnya. Tidak ada yang pernah duduk di sampingnya, kecuali sahabatnya, Baekhyun. Orang-orang percaya bahwa jika mereka berbicara dengan Taeyong atau berinteraksi dengannya, mereka juga akan ditindas. Baekhyun adalah pengecualian. Baekhyun, sahabatnya, adalah penghalang dari mimpi terburuk.
Taeyong hampir tidak pernah pergi ke rumah Baekhyun karena dia harus melihat saudara laki-lakinya. Tetapi ketika Taeyong pergi, Baekhyun akan memastikan bahwa dirinya tidak akan terluka. Baekhyun akan memukuli saudaranya untuk Taeyong. Pahlawannya. Seorang seonsaengnim masuk dan memulai kelas. Tentu saja, tidak ada yang duduk di samping Taeyong lagi.
Jeon saem mulai berbicara tentang reaksi kimia dan beberapa bahan kimia lain yang tidak Taeyong pedulikan. Mari kita hadapi itu, siapa yang suka pergi sekolah? Taeyong tidak.
Taeyong telah menyelesaikan kelas IPA dan menuju ke kelas berikutnya. Dengan hati-hati Taeyong menghindari Jaehyun sepanjang jalannya, pengganggu sekolah. Sayangnya, kelas Taeyong berikutnya adalah gym. Taeyong tidak membenci gym, dia hanya tidak menyukainya. Jaehyun ada di kelas gym juga. Begitu juga Baekhyun, jadi itu membuat segalanya menjadi lebih baik. Ini semacam membatalkan satu sama lain. Taeyong tidak bisa dibully karena saudara laki-laki Jaehyun ada di sini.
Taeyong segera berlari ke ruang ganti dan melepas kemeja serta celananya. Dia memakai kaos putih dan celana pendek basket.
Hari ini, mereka akan menjalankan balapan estafet. Berlari itu menyenangkan karena itu adalah sesuatu yang Taeyong kuasai. Dia bisa memblokir dunia selama beberapa detik dan hanya fokus berlari.
Sekelompok anak-anak berjalan keluar ke trek yang ada di sekitar tikungan. "Baiklah semuanya! Ini waktunya balapan!" Teriak Lee saem. “Semua orang dapat memilih kertas untuk mencari tahu siapa pasanganmu,” Lee saem menunjuk ke sebuah toples kertas di atas bangku. Taeyong segera mengambil selembar kertas itu untuk melihat siapa pasangannya. Dia menyilangkan jari berharap dan memohon agar Jaehyun tidak memiliki pasangannya. Taeyong kira keberuntungannya habis karena ketika tangannya bergerak membuka, matanya membaca bahwa pasangan dirinya adalah Jaehyun.
࣪⠀ ִ ۫ ᮫ ׂ 𖥦 ۪ ׁ ַ ּ ּ ֗ ִ ۫ ּ ֗ ִ ۪
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CRUSH - JAEYONG
Teen Fiction⚠️ W A R N I N G ⚠️ - BXB CONTENT - JAEYONG / JAEHYUN TAEYONG - HOMOPHOBIC? DON'T READ IT Start : 27 Maret 2021 End : 10 Mei 2021