【 EEN EN TWINTIG 】

3.3K 328 7
                                    

Beberapa hari berlalu dan Taeyong belum melihat Baekhyun. Taeyong sudah berbicara sedikit dengan Baekhyun tapi hanya itu. Perasaan apa ini? Cemberut saat kakinya berjalan ke arah kelas olahraga.

Taeyong berjalan ke lokernya dan mulai mengganti pakaian. Taeyong melihat sekeliling untuk melihat apakah Jaehyun ada di sekitarnya atau tidak. Tidak beruntung. Taeyong bergumam pada dirinya sendiri "Apa yang terjadi..." Dimana dia? Apakah Taeyong melakukan sesuatu yang salah pada kencan mereka?

Taeyong memasuki pintu olahraga dan mulai melakukan peregangan di tempat biasanya. Baekhyun berjalan mendekat dan mulai melakukan peregangan dengan Taeyong. "Di mana Jaehyun?" Taeyong bertanya.

Baekhyun menatapny dengan jijik. "Sejak kapan kamu peduli dengannya?" Baekhyun berbalik bertanya, menghindari pertanyaan itu.

Dengan canggung, Taeyong mengikuti Baekhyun berkeliling untuk melihat wajahnya. "Apa yang salah?" Dia bertanya prihatin.

Baekhyun berhenti dan tertawa. "Kamu tahu apa yang salah?" Dia menatap mata Taeyong mati. Taeyong dapat melihat bahwa dia memiliki beberapa goresan dan memar. "Bahwa kamu menyukainya," Baekhyun meregangkan lengannya sehingga menutupi wajahnya. Taeyong mencoba menjauhkan tangan Baekhyun untuk memeriksa seberapa parah lukanya, tetapi dia tidak mengizinkannya.

Beberapa detik kemudian, pintu olahraga terbuka dan munculah seseorang yang sudah lama tidak memunculkan diri. Jaehyun.

Jaehyun berjalan menuju mereka. Dia terlihat berbeda dari biasanya. Wajahnya sedikit memar dan bibirnya sobek.

Ketika Jaehyun berdiri di depan Taeyong, Taeyong mengulurkan tangan dan menyentuh wajahnya. "Astaga, apa yang terjadi," Taeyong bertanya dengan panik sambil memeriksanya. Dia berputar mengelilingi Jaehyun, mencari lebih banyak luka.

"Dia penyebabnya," Jaehyun menunjuk ke Baekhyun dan menggelengkan kepalanya.

Baekhyun mendengus. "Itu salahmu" ejeknya. "Kamu yang menyebakan semua ini terjadi," Baekhyun mendorong Jaehyun.

Jaehyun mendorong kembali Baekhyun dan mereka saling menggenggam kerah baju.

"Kamu bercanda!" Baekhyun berteriak. "Kamu tidak pantas mendapatkannya!" Dia berdiri di depan wajah Jaehyun.

Taeyong melangkah di antara keduanya dan berusaha mendorong mereka agar menjauh.

Jaehyun membalas dan mereka mulai saling menghina. Membuat keadaan menjadi lebih buruk.

"Astaga." Taeyong mulai panik. Dia tidak pernah menjadi penghentikan perkelahian, dirinya yang selalu menjadi korban! Biasanya, di lantai, ditendang. Tiba-tiba, Taeyong merasa kewalahan dan mulai bernapas dengan berat.

Baekhyun dan Jaehyun terus berkelahi dan kepala Taeyong mulai pusing. Lututnya lemas dan dia jatuh ke tanah.

Jaehyun adalah orang pertama yang memperhatikan. Dia mendorong kakaknys dengan sangat keras dan Baekhyun jatuh ke lantai. Beberapa detik kemudian, Jaehyun sudah berada di sisi Taeyong.

"Taeyong! Kamu baik-baik saja?!" Dia berteriak dengan panik, mencoba membuat Taeyong menjawab. Jaehyun menyentuh dahinya dan menggerakkan wajah Taeyong, melihat apakah Taeyong masih hidup atau tidak. Taeyong berbaring di tanah, lemas, matanya semakin berat.

Belakangan pada hari itu, Taeyong menemukan dirinya di sebuah ruangan yang sepertinya kenal. Taeyong mengusap matanya dan mencoba untuk fokus pada sesuatu di ruangan itu. Taeyong melihat sekeliling di sekitarnya hanya untuk menemukan bahwa dirinya sedang berada di UKS. Oh, kenangan itu. Taeyong terkekeh, dia harus membuat diary tentang kegiatan itu.

"Hei," Taeyong mendengar suara dari seberang ruangan.

"Hai?" Taeyong balas berbisik, suaranya kasar.

"Bagaimana keadaanmu?" Tubuh yang akrab berjalan kearahnya. Ia meletakkan tangannya di dahi Taeyong, merasakan suhunya. Taeyong mengenali tangan itu, Itu adalah Baekhyun.

"Mendingan," Taeyong tersenyum sinis dan bergegas ke posisi duduk. "Di mana Jaehyun?" Taeyong berkata sambil melihat sekeliling ruangan.

"Di penahanan," Baekhyun menyeringai.

Taeyong memberikan pandangan khawatir. "Penahanan?" Baekhyun sama sekali tidak menyukai tanggapan Taeyong. Dia mengerutkan kening. "Kenapa dia di sana?" Taeyong bertanya.

"Kenapa kamu harus menyukainya?" Baekhyun mencibir. "Dia orang yang mengerikan, dia biasa memukulmu!" Baekhyun mulai berteriak. "Dia tidak baik untukmu!" Baekhyun meraih lengan Taeyong. "Tidak bisakah kamu tidak menyukainya?" Dia memohon, sambil menggoyangkan lengan Taeyong.

"Baekhyun..." Taeyong mencoba membuatnya berhenti.

"Lihat apa yang dia lakukan padamu!" Baekhyun menunjuk pada beberapa bekas luka, yang gagal disembunyikan dengan Taeyong. "Lihat apa yang dia lakukan padaku!" Dia menunjuk ke wajahnya, di mana ada beberapa memar dan beberapa luka baru.

"Berhenti," rengek Taeyong, melepaskan lengannya darinya. "Aku sedang tidak dalam mood membicarakan ini!"

"Kamu tidak aman saat bersamanya!" Baekhyun memerintahkan.

Mulut Taeyong membentaknya. "Berhenti mengatakan hal-hal mengerikan seperti itu! Kamu kakaknya!"

"Apa! Sekarang, kamu berpihak padanya?!" Baekhyun frustrasi.

"Berhenti berbicara!" Baekhyun menatap Taeyong dengan tidak percaya.

"Terserah dirimu!" Baekhyun secara dramatis mengangkat tangannya ke atas dan mendesah. "Jika kamu terluka, aku sudah memperingatkanmu," Baekhyun bangkit dari kursi dan menuju ke pintu. Saat dia mencapai pintu, dia menoleh pada Taeyong dan menghela nafas. "Kamu akan menyesalinya".

Taeyong mendengus. "Siapa yang memberitahumu aku akan menyesalinya! Itu keputusanku! Bukan hakmu!" Taeyong tertawa. "Kamu yang akan menyesalinya," Taeyong mengejek suaranya dan menyilangkan tangannya.

Ugh! Dia sangat kesal!






࣪⠀ ִ  ۫   ᮫    ׂ   𖥦  ۪   ׁ   ַ    ּ    ּ  ֗  ִ ۫   ּ  ֗  ִ    ۪

MY CRUSH - JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang