【 NEGENTIEN 】

4.3K 411 2
                                    

"Bisakah kita melakukannya perlahan?" Taeyong menatapnya, hampir tidak cukup untuk melihat hidungnya. Dia tidak bisa menatap matanya.

Jaehyun menghela nafas, "Ya, kita bisa santai saja," Jaehyun mengulurkan tangan untuk memeluk Taeyong. "Hanya saja... Aku sangat menginginkanmu," bisiknya. "Aku tidak bisa membayangkan sedetik pun tanpamu".

Taeyong juga meremasnya dengan erat, "Aku juga menginginkanmu, tapi..." Suaranya menghilang saat kepalanya bertabrakan dengan dada Jaehyun. Jaehyun terlihat terluka secara emosional.

Jaehyun memeluknya lebih erat, mengusap punggungnya lembut. "Jangan katakan apa-apa lagi... Aku mengerti." Dia melepaskan pelukannya pada Taeyong tapi tangan mereka tidak mau saling lepas. "Bagaimana kalau kita pergi kencan?" Jaehyun tersenyum, tangan mereka sedikit bergoyang. "Mulai dengan lambat dan lanjutkan ke tahap berikutnya?"

Taeyong tidak bisa menahan senyumnya. Dia menganggukkan kepalanya ke atas dan ke bawah, dengan penuh semangat. "Oke," ucapnya. Taeyong dengan ringan mengusap pipi Jaehyun. Memulai dengan lambat, dia harus mengingatkan dirinya sendiri. "Bagaimana kalau kita pergi ke arena sepatu roda?" Tanya Taeyong keluar.

Jaehyun tampak khawatir tapi Taeyong rasa Jaehyun tidak bisa mengecewakannya jadi dia setuju. "Aku ikut denganmu." Dia menyeringai.

Sudah beberapa hari sejak kejadian hari itu dan hari ini akhirnya tiba. Hari ini adalah hari kencannya. Taeyong sangat senang, dia tidak bisa menahan kebahagiaannya. Taeyong melompat-lompat di kamar tidurnya. Dia seharusnya pergi ke rumah Jaehyun dan kemudian mereka akan pergi ke arena sepatu roda.

Taeyong memilih pakaian yang paling nyaman untuk di pakai, tapi sama saja Taeyong tetap memilih sebuah hoodie oversize berwarna hitam. Taeyong menata rambutnya dengan baik dan kemudian mengacak-acaknya. Dia tidak terlihat cantik pada kencan pertama, bukan? Bukankah itu akan merusak segalanya? Ya ampun, apa kencan pertama memang setakut ini? Taeyong pikir dirinya hanya terlalu bersemangat... Taeyong menarik napas dalam-dalam dan tersenyum. "Semuanya akan berjalan lancar."

Ketika Taeyong tiba di rumah Jaehyun, Baekhyun membukakan pintu untuknya. Mereka berdua saling memandang sejenak, dengan tatapan kosong. "Apa yang kamu lakukan di sini?" Baekhyun bertanya.

"Apa, seorang teman tidak bisa datang?" Taeyong menjawab sambil menampar lengannya. Taeyong memasuki rumah seperti itu miliknya. Pada dasarnya Taeyong mengenal Baekhyun sepanjang hidupnya, jadi wajar dirinya datang.

Taeyong pergi ke ruang tamu dan duduk di salah satu sofanya. Baekhyun menatapnya dengan hati-hati. "Ada acara? Kenapa kamu rapih sekali?" Dia mulai memindai tubuh Taeyong untuk mencari petunjuk.

"Memangnya kenapa?" Taeyong tertawa. "Tidak bisakah seorang pria berdandan?" Baekhyun menatapnya dengan curiga.

Sedetik kemudian, Jaehyun datang menuruni tangga. Mata mereka terpejam dan mereka hanya menatap satu sama lain.

"Oh, aku mengerti ini..." Baekhyun meludah, menunjuk pada mereka.

"Terima kasih atas masukannya, BEBAN," Jaehyun membalas bentakan kakaknya. "Dia milikku!" Teriak Jaehyun.

Taeyong tidak bisa menahan wajahnya yang memerah.

"Sejak kapan ini terjadi?" Baekhyun dengan marah bertanya. "Dia milikku," Jaehyun bergumam, hampir tidak terdengar di bawah nafasnya.

Jaehyun meninju bahu Baekhyun dengan agresif. "Bisa kita pergi?" Jaehyun melirik kearah Taeyong.

"Yah," kata Taeyong dengan canggung, tidak yakin dia harus berbuat apa. Apakah Jaehyun marah pada sesuatu?






࣪⠀ ִ  ۫   ᮫    ׂ   𖥦  ۪   ׁ   ַ    ּ    ּ  ֗  ִ ۫   ּ  ֗  ִ    ۪

MY CRUSH - JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang