Chapter Dua puluh dua [ Magic School ]

291 18 0
                                    

Kevin dan teman-temannya kaget, kenapa mereka berlima bisa sampai di Pelabuhan Skyland. Setelah itu ada kedatangan Paman Madrik.

"Arslan, bagaimana keadaan kamu?" tanya Madrik.

"Paman? Kok kami bisa ada disini, terus Ratra dan pasukannya di mana?" balas Kevin dengan kebingungan.

Paman Madrik  menghela napasnya untuk menjawab pertanyaan Kevin. "Arslan, maafkan Paman. Karena telah membawamu ke sini, soalnya Paman takut. Kalau kamu akan meninggalkan Paman seperti Raja Megalodon, kalau kamu tiada. Nanti siapa yang akan mewariskan Kerajaan Diamond ke depannya!" jelasnya.

Kevin hanya bisa diam saja, melihat penjelasan Paman Madrik baru saja ia dengar. Setelah itu Kevin membalas pertanyaan nya.

"Paman, aku tahu apa maksud paman? Tapi aku datang ke sana hanya untuk menyelamatkan kerajaan dan menghancurkan Ratra bersama pasukannya. Aku tidak mau melihat kehancuran dan kesedihan di sana, karena aku di Kerajaan Diamond juga harus bertanggung jawab untuk menyelamatkan rakyat di sana," balas Kevin.

"Arslan, apakah kamu tidak menyadari. Bahwa Ratra itu sangat kuat! Apakah kamu tidak lihat ayahmu yang sedang meninggal karena perbuatannya? Dan Ratra juga punya dua sihir sekaligus, lalu tingkat sihirnya lebih kuat dari kamu?!" kesal Paman Madrik kepada Kevin yang keras kepala.

Kevin terdiam setelah mendengarkan penjelasan Paman Madrik, lalu Paman Madrik menyuruh Kevin untuk pergi meninggalkan Kerajaan Diamond.

"Arslan, dengarkan paman? Mulai sekarang kamu harus pergi secepatnya meninggalkan kerajaan diamond. Dan paman meminta kamu untuk melatih kekuatanmu lagi, terus bawa batu kristal hijau ini sama kamu. Jaga baik-baik jangan sampai hilang!" pinta Paman Madrik.

"Paman, ini batu siapa?" tanya Kevin.

"Ini adalah batu milik ayahmu-- Raja Megalodon."

"Hah, kenapa paman menyuruh Arslan untuk membawa batu milik ayah? Bukankah paman saja yang akan membawa nya?" heran Kevin.

"Maafkan Paman, Arslan. Karena paman tidak bisa membawanya, kamu tahu sendiri kalau paman tidak sehebat seperti ayahmu. Jadi paman akan percaya pada kamu, sudah nggak usah bertanya lagi, bawa batu ini, dan pergi jauh tinggalkan kerajaan diamond."

"Ba-baik, Paman. Hm, paman maaf nih? Kita pergi harus pakai apa? Soalnya kapal kami ada di daratan pulau Diamond," ucap Kevin.

"Astaga, baiklah paman akan mengantarmu!"

Dimensional space ball!

Sebuah bola ruang yang membentuk sempurna di hadapan Paman Madrik, Kevin, dan teman-temannya. Setelah itu mereka melanjutkan berjalan menuju bola ruang itu.

Usai melewati bola ruang, Kevin dan teman-temannya kaget melihat tempat sangat berbeda yang ia lihat.

"Pa-paman, kita ada dimana?" tanya Rosalina.

"Kita ada di pulau Diamond," balas Paman Madrik.

"Gila, jadi kita datang ke sini hanya beberapa detik saja. Paman, ajarin belajar sihir ruang?" ucap Rosalina sambil memelas kepada Paman Madrik.

Paman Madrik mengukir senyumnya kepada Rosalina. "Lina, Paman nggak bisa mengajari kamu. Tapi kalau kamu kepengen belajar, Paman akan kasih tahu untuk tempat berlatih. Arslan dan lainnya juga. Paman, ingin berpesan kalian semua harus pergi ke Pulau Tropical nanti kalian akan bertemu Paman Thron. Ia akan menemani kalian ke tempat pelatihan, apakah kalian mengerti!" jelas Paman Madrik kepada Kevin dan teman-temannya.

Semuanya mengangguk setelah mendengarkan penjelasan Paman Madrik. "Baik, Paman. Saya akan mengikutinya!" balas Kevin dengan semangatnya.

"Paman, kalau kami pergi. Terus paman bagaimana? Paman ikut kan!" ajak Kevin.

"Tidak, Arslan. Aku tidak akan ikut, karena aku di sini hanya untuk menyuruhmu pergi. Tenang saja, kamu nggak usah takut paman akan baik-baik saja. Paman di sini hanya untuk meninjau pergerakan Ratra dan pasukannya. Jadi sekarang kamu nggak usah khawatir," tolak Paman Madrik.

"Ba-baik, Paman."

Selesai mengobrol dengan Paman Madrik, kini Kevin dan teman-temannya pergi meninggalkan Kerajaan Diamond. Lalu mereka menempuh perjalanan ke pulau tropical.

***
"Arslan, kau merasakan hal aneh nggak. Kalau hari ini adalah hari terakhir kita, mulai kehilangan seseorang, kedatangan musuh yang sangat kuat dari kita, sampai kita disuruh pergi oleh Paman Madrik. Kukira setelah menyelamatkan kedua batu itu, kita bakalan tenang ternyata lebih berat membayangkan nya. Apakah malaikat marah kepada kita, atau diri kita saja yang salah melakukan sesuatu," jelas Rosalina.

"Aku tidak tahu apa pun, Lina. Aku sudah benar-benar binggung, saat kehilangan ayahku aku merasa sangat menyesal. Di satu sisi menyelamatkan dunia, yang satunya kehilangan keluarga ku. Aku jadi binggung harus memilih apa? Sudah, kita nggak usah bahas ini dulu. Yang penting kita harus jalani tugas dari pemberian Paman Madrik, mungkin ini sangat berguna untuk kita!" balas Kevin mengungkapkan segalanya.

Rosalina hanya mengangguk saja, setelah mendengarkan ucapan Kevin.

Beberapa menit kemudian ....

Kevin dan teman-temannya sudah sampai di pulau tropis, setelah itu Reno menurunkan jangkar ke daratan  tepi pulau tropis.

Hupf!

Kemudian mereka turun dan melanjutkan perjalanan menemui Paman Thron.

"Hai, Paman Thron!" panggil Kevin.

Paman Thron yang sedang sibuk membuat jus, kini ia kaget melihat suara panggilan dari belakang. Lalu ia menoleh ternyata Kevin dan teman-temannya datang kembali menemuinya.

"Arslan!" teriak Paman Thron. Kemudian Paman Thron mengambil jus yang sudah ia buatnya, selanjutnya ia menemui Kevin dan teman-temannya.

"Arslan, sejak kapan kamu datang kesini?" tanya Paman Thron.

"Baru sampai, Paman. Hm, Paman apakah engkau tahu di mana asal tempat pelatihan. Kata Paman Madrik, Paman Thron tau segalanya tentang tempat itu!" ucap Kevin.

"Tempat pelatihan, hm-- apakah itu adalah sekolah sihir? Emang kalian mau ngapain ke sana?" balas Paman Thron.

"Ini, Paman Thron. Kami di kerajaan Diamond diserang habis-habisan oleh Ratra, ayahku Raja Megalodon telah meninggal karena dia, ditambah  ia ingin membunuh saya karena pembalasan dendam kematian ponakannya Tirta. Tapi Paman, aku ingin menyerang Tirta bukan maksud karena aku membencinya. Namun, Tirta sendiri yang telah berani mengancam Ratu Helena, jadi aku tidak suka paman. Dan sejak itulah aku akan membunuhnya, karena ia sudah memaksa mengambil batu yang bukan hak miliknya." jelas Kevin.

"Iya, Arslan. Paman mengerti apa maksud kamu, kamu memanglah baik. Tapi saya ingin bertanya, untuk apa kamu datang ke sekolah sihir? Bukankah kerajaanmu sekarang sedang dalam keadaan darurat," balas Paman Thron.

"Aku tidak tahu Paman, ini semua adalah perintah dari Paman Madrik. Jadi aku menerima nya saja, tolong paman bawa aku ke sekolah sihir!" Kevin memelas kepada Paman Thron.

"Iya, Paman. Tolong bantuin kami juga!" Semua temannya Kevin, memohon juga kepada Paman Thron.

"Hmm, baiklah. Aku akan mengantarkan kalian. Tapi, sebelum pergi kalian harus minum dulu jus buatan paman!" suruh Paman Thron

"Yes, terimakasih Paman," Kevin bersama temannya mengambil jus buah itu, dan mereka menikmati dengan senang. Setelah menikmati jus buah milik Paman Thron, kini mereka melanjutkan pergi ke sekolah sihir.

Bersambung ....
jangan lupa sertakan komen dan votenya juga, terima kasih.

Invalible  [TELAH TERBIT DI PENERBIT GUEPEDIA]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang