Chapter Tiga puluh dua [ Yellow Poison ]

102 14 0
                                    

Reno dan Sahsa kini sudah sampai ke sekolah sihir. Guru Aokai yang sedang bertapa di atas kayu sambil menghirup udara segar.

Hentakan suara lari itu membuat Guru Aokai kaget. Kemudian, Guru Aokai pergi keluar, ternyata di depan ada Reno dan Sahsa seperti dikejar orang lain.

"Sahsa, Reno. Kalian kenapa berlari, siapa yang mengejar-mu? Dan dimana teman-teman kalian?" tanya Guru Aokai.

"I-itu, Gu-guru. Me-mereka masih ada di kerajaan gelap," balas Sahsa.

"Hah, kalian pergi ke sana tanpa memberitahu, Guru! Kenapa kalian tidak memberitahu, Guru. Terus siapa menyuruh kalian pergi ke sana!" kesal Guru Aokai.

"Kak Arco yang suruh, Guru." ucap Sahsa.

Setelah berbincang kini Arco, Arslan, Senor, dan Rosalina sudah sampai di sekolah sambil membawa Reynold yang diikat dengan tali.

Saat kedatangan mereka ber-lima, Guru Aokai menoleh ke belakang. Guru Aokai sangat kebingungan melihat Reynold yang diikat dengan tali, seperti tidak berdaya.

"Arco, kamu kenapa membawa Reynold dengan mengikat tali ke tangannya. Dan mengapa Reynold tidak menyerang-mu, apakah ia sudah menyerahkan diri?" heran Guru Aokai.

"I-iya, Kakek. Ini semua atas pertolongan, Arslan. Demi membantu kita, nggak terasa 22 tahun berlalu sulit untuk menahan makanan, akhirnya mereka berlima datang mengubah nasib dan mengalahkan Reynold si kejam itu," jelas Arco, yang sedang membanggakan Kevin dan teman-temannya kepada Guru Aokai.

Guru Aokai sangat senang mendengarkan kabar baik tentang Kevin. Meskipun ia tidak mirip dengan Megalodon. Tapi, perlakuannya benar-benar sama dengan ayahnya. Seperti pepatah, buah kelapa yang jatuh pasti akan kembali ke bentuk semulanya.

Selesai berbicara, kini Reynold berlari dan bersujud kepada Guru Aokai.

"Guru, maafkan murid-mu yang telah menghancurkan kepahitan hidup Guru. Dulu Guru sangat gendut, dan sekarang tinggal tulang-belulang karena ekonomi-mu aku putuskan," jelas Reynold, yang sedang memohon sambil menghamburkan air mata.

Plak!

Tamparan itu baru saja terlintas di pipi Reynold. "Aib, gue jangan diumbar-umbar tolol!" kesal Guru Aokai.

Arco, Kevin, Sahsa, dan teman-temannya kebingungan melihat tingkah Guru Aokai kepada Reynold.

"Gu-guru, apakah anda baik-baik saja?" tanya Kevin.

Guru Aokai hanya diam saja. Kemudian, mengalihkan ke pertanyaan baru.

"Baik kok, ehm, Arslan coba ceritain bagaimana kamu bisa mengalahkan Reynold? Terus kenapa kamu nggak ngajak Guru. Padahal Guru mau lihat keseruan kalian!" pinta Guru Aokai.

"Se-sebenarnya, Guru. Arslan minta maaf karena tidak bisa mengajak Guru. Soalnya, Senor tidak tahan melihat kehilangan adiknya. Kalau sudah berlatih bersama Guru kemarin 'kan, kami yakin akan menyelamatkan Reno," balas Kevin.

"Ehm, iya enggak apa-apa, yang penting kalian sudah berjaya menyelamatkan Reno. Dan telah berhasil mengalahkan Reynold. Arslan, terimakasih banyak ya sekali lagi, karena engkau telah menghapuskan kejahatan di Desa Helbgram. Karena kalian berlima telah berhasil mengubah negeri ini.  Maka, Guru akan mengasih kalian imbalan besar. Ayo kalian mau imbalan apa?" tanya Guru Aokai kepada Kevin dan teman-temannya.

"Guru, saya mau sihir ruang! Tolong Guru bagaimana cara mendapatkannya," pinta Rosalina.

"Sihir ruang? Rosalina, mau punya dua sihir ya," balas Guru Aokai.

"Iya, Guru. Ajarkan saya untuk mendapatkannya, saya ingin sekali pergi jalan-jalan menggunakan sihir ruang dimensi!" ucap Rosalina.

Saat mendengarkan permintaan Rosalina, kini Kevin mendapatkan ide. Setelah itu  ia langsung bertanya kepada Guru Aokai.

"Iya, Guru. Bagaimana cara mendapatkan dua sihir itu? Soalnya, kami datang ke sini, hanya ingin mendapatkan dua mantra sihir. Sebab, kami sangat kebingungan menghadapi Ratra yang sangat kuat itu. Sehingga Paman Madrik mengirim kami berlima ke Desa Helbgram, datang untuk melatih sihir kami, tolong Guru kasih saran sihir untuk mengalahkan naga api Salamander milik Ratra itu, apakah Guru punya mantra sihir yang kuat untuk mengalahkan Ratra?" jelas Kevin.

"Ish, Arslan. Sih, ganggu aja deh. Padahal aku duluan yang minta!" Rosalina menggerutu.

"Naga Salamander, wih keren banget. Bagaimana Ratra bisa mendapatkan batu itu? pasti sangat panas untuk pergi ke sana mana jauh lagi," ucap Guru Aokai.

Kevin dan Rosalina sangat kesal melihat ucapan Guru Aokai tidak masuk akal itu. Lalu, mereka berdua menutup mulut rapat-rapat.

"Eh, kalian berdua kenapa pada senyap? Nungguin ya," Guru Aokai yang sedang bercanda kepada Kevin dan Rosalina.

"Guru Aokai, mah. Enggak asik banget dah, dia nggak tahu mana yang lagi bercanda, mana yang lagi mode serius!" kesal Rosalina..

"Iya, iya deh maaf. Ya sudah Rosalina nanti Guru kasih sihir ruang, dengan menggunakan netralisir mana. Kebetulan Guru Aokai punya sisa batu sihir ruang. Dan buat Arslan, maaf Guru kagak tahu bahas kelemahan Naga Salamander. Nanti Guru pikir-pikir ya," balas Guru Aokai kepada Kevin dan Rosalina.

Saat mendengarkan obrolan mereka bertiga. Kini Reynold menanggapi pertanyaan Kevin. "Hei A--rs. Paman, tahu apa kelemahan Naga Salamander, Kelemahannya adalah racun kuning!" tanggap Reynold.

"RACUN KUNING!" teriak serempak.

Guru Aokai mulai memikirkan tentang racun kuning itu, dan akhirnya Guru Aokai mendapatkan jawaban itu.

"Iya, iya. Racun kuning itu adalah batu sihir racun terkuat di pulau Snakers land. Di tempat sana juga dikuasai ratu ular yang namanya Nemolin ia terlahir dari darah titisan ular kuning, barangsiapa yang terperangkap di pulau itu, maka kalian tidak akan kembali hidup-hidup. Tapi, aku percaya sama Arslan, aku yakin kalau kamu bisa mendapatkan nya!" jelas Guru Aokai.

"Snakers land? Ratu ular? Nemolin? Itu aja terus, sampai saya dikacangin. Guru Aokai, mana batu sihir ruang itu!" kesal Rosalina yang terlalu lama menunggu.

"Ish, kagak sabaran nih anak. Iya, iya tunggu sebentar," balas Guru Aokai.

Kemudian, Guru Aokai pergi ke dalam mencari sisa batu sihir ruang, dan setelah itu akhirnya Guru Aokai mendapatkan nya.

"Nih, batunya. Mantra sihirnya baca aja lewat buku panduan sihir ini. Tapi, jangan dibawa kalau hilang. Aku kutuk dalam jam ruang ini, mengerti! Mulai sekarang pelajarilah," suruh Guru Aokai.

"Wah, terimakasih banyak Guru Aokai."

***
"Guru, apakah anda tahu dimana tempat pulau Sneakers itu?" tanya Kevin.

"Pulau Sneakers ya. Hei Reynold apakah kamu tahu di mana pulau Sneakers?" tanya Guru Aokai kepada Reynold.

"Hmm, kalau nggak salah tempatnya berseberangan deh dengan pulau Helbgram. Dan arahnya menuju ke utara dari sini," balas Reynold.

"Oh iya, iya. Ya sudah, terimakasih banyak Reynold," ucap Guru Aokai.

Setelah mendengarkan ucapan Reynold, kini Kevin kembali bertanya kepada Guru Aokai.

"Guru, maukah anda ikut saya menuju Pulau Sneakers," ajak Kevin.

"Heum, sepertinya Arslan aku tidak bisa menemani kamu. Ya sudah aku suruh Arco menemani kalian agar bisa pergi menuju Pulau Sneakers," tolak Guru Aokai.

Saat mendengarkan ucapan Guru Aokai, kini Arco kaget mendengarnya. Tapi, kalau ini adalah maunya Guru Aokai. Maka, aku 'kan selalu menemani Kevin dan teman-temannya, karena Arco sangat mempercayai kepada Kevin.

Arco hanya mengangguk saja setelah mendengarkan perintah Guru Aokai, dan Kevin sangat senang kalau Arco bakalan menemaninya.

Di satu sisi bahagia, dan di sisi satunya membuat Reno bersama Sahsa tidak menyukai sifat Arco, karena Arco selalu ingin mengatur.

Bersambung ....
jangan lupa sertakan komen dan votenya juga, terima kasih.

Invalible  [TELAH TERBIT DI PENERBIT GUEPEDIA]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang