Chapter Tiga puluh enam [ Ferocious Snake ]

64 12 0
                                    

Keesokan pagi, fajar matahari kini telah terbit. Sebuah pencahayaan terang melintasi tubuh Kevin bersama ke-lima temannya.

Kevin langsung bangkit dari tidurnya, dan duduk menikmati indahnya hamparan laut biru yang sedang menari-nari.

Usai menikmati hamparan laut, Senor, Rosalina, Arco, dan teman lainnya. Juga sudah bangun dari tidurnya.

"Arslan, kau sudah berapa lama bangun?" ucap Senor.

Kevin kaget saat mendengar suara seseorang dari belakang. Ia langsung menoleh.

"Eh, Senor. Hm, enggak aku baru saja bangun kok," balas Kevin.

Senor hanya bisa tersenyum, saat menerima balasan Kevin. Setelah itu, Arco datang berbicara dengan Kevin. Dengan alasan untuk membujuk Kevin melanjutkan perjalanan mencari batu Racun Kuning.

"Arslan, apakah kamu sudah siap? untuk melanjutkan mencari batu Racun Kuning itu lagi nggak?" ajak Arco.

"Ehm, ya sudah kita lanjutkan saja untuk mencari batu Racun Kuning itu. Lagian kita enggak akan berlama-lama disini, Senor, Rosalina, Sahsa, dan Reno. Apakah kalian mau membantu saya? Kalau kalian masih keberatan. Kalian boleh kok tungguin kapal di sini, kalau kalian tidak keberatan aku enggak maksa juga," ajak Kevin.

Senor, Rosalina, Sahsa, dan Reno. Kini mereka semua pada kebingungan, saat mendengarkan ajakan Kevin.

Akhirnya Rosalina langsung memutuskan, dan mengikuti kemauan Kevin. Karena Rosalina tidak akan selalu mengabaikan permintaan Kevin, semua yang ia lakukan ini adalah permintaan ayahnya---Raja Sky.

"Baiklah, Arslan. Aku akan mengikuti kemauan kamu bersama Sahsa juga. Aku juga adalah saudari ipar kamu, mana mungkin aku 'kan berpisah dengan-mu!" jelas Rosalina.

Kevin sangat senang melihat penjelasan Rosalina. Tapi, Senor dan Reno masih saja belum ada respon, Kevin hanya bisa diam sambil menunggu jawaban Senor.

Saat Rosalina mengikuti kemauan Kevin. Kini Senor merasa canggung melihat Rosalina dengan semangatnya membantu Kevin.

Dengan berusaha keras, Senor pun terpaksa mengikuti kemauan Kevin.

"Baiklah, Arslan. Aku bersama Reno bakalan mengikuti kamu, demi persahabatan aku nggak akan diam saja, karena aku telah berjanji, akan selalu menemani-mu," balas Senor. Reno merasa kurang sependapat, melihat tingkah kakaknya yang selalu membawa-bawa namanya.

Reno menghela napas panjangnya. "Iya, Kak. Reno juga ikut!" ucap Reno dengan raut wajah malas.

Saat menerima kemauan Senor dan Reno. Membuat Kevin sangat lega, saat melakukan pengujian pada teman-temannya. Ternyata mereka adalah sahabat baik, setia, dan selalu mau apa yang aku pinta.

'Maafkan aku, teman-teman. Karena aku, kalian rela berkorban demi membantu aku. Saat aku di dunia nyata, aku sering dibawa ejekan, dibully, dihina, sampai dikucilkan oleh orang banyak. Tapi, saat aku tiba di dunia baru ini, berkat kalian akhirnya aku bisa punya teman-teman yang baik, setia, dan mengorbankan langsung apa yang aku pinta,' batin Kevin.

Lima menit berlalu, Arco, Senor, dan teman lainnya. Sedang menunggu melihat Kevin yang sedang melamun.

"Arslan! Arslan! Apakah engkau baik-baik saja?" panggil Arco.

Lamunan Kevin terhenti, karena kaget mendengarkan panggilan Arco.

Kevin langsung memalingkan ke arah seseorang yang sedang memanggilnya. "Arco, oh, aku baik kok. Emang ada apa kamu memanggilku," balas Kevin.

"Hmm, kita jadi enggak untuk mencari batu Racun Kuning itu. Semua orang dah pada menunggu kamu!" kesal Arco.

"Heh, Astaga. Ya sudah ayo kita lanjutkan perjalanan. Maaf ya, hehehe ...," balas Kevin dengan terbahak-bahak.

'Nih anak kesambet apa yah? Pengen banget nabok,' batin Arco, karena kesal melihat tingkah Kevin yang kagak jelas.

***
Setengah perjalanan kini mereka ber-enam sudah sampai di tengah hutan. Di dalam hutan tersebut banyak sekali hewan reptil langka yang sedang berkembang hidup di pepohonan maupun dedaunan.

Semua ber-enam sedang berhati-hati melewati hutan itu. Namun, tak disadari Reno malah menginjak ular yang sedang tertidur puas di akar pohon.

Kemudian ular itu mengamuk, karena ular yang dirasakan sangat kesakitan. Reno merasa tidak sengaja, apa yang ia injak. Lalu, Reno menarik tangan Kevin.

"Kak Arslan, tolong kak. Reno nggak sengaja menginjak ular itu!" panik Reno.

Kevin langsung kaget, tiba-tiba Reno menarik tangannya. "Hah, kamu injak ular? Di mana?" tanya Kevin.

"Itu, Kak. Di belakang sana, ayo kita kabur aja, Reno enggak mau mati di sini?!" kesal Reno, melihat Kevin yang selalu banyak bertanya.

Kevin langsung membalikkan wajahnya, saat berhadapan depan mata, ternyata benar ada seekor ular besar yang sedang merayap menemui Kevin bersama temannya.

Ssstt! Ssstt!

Ular itu terus mengejar, kemudian Arco langsung mengucap mantra sihirnya.

Atraso!

Akhirnya Arco bisa memberhentikan waktu. Lalu Arco memanggil Senor, untuk mengaktifkan sihir perak miliknya.

Dominic strike silver!

Semburan perak itu beraksi, dan menyerang ke arah ular ganas itu. Akhirnya mereka ber-lima terselamatkan oleh sihir milik Senor.

Kemudian, ular ganas itu tiba-tiba bergerak cepat, ia berusaha keras untuk keluar dari bekuan perak itu.

Kraak!

Suara keras dari belakang, membuat mereka ber-lima kaget. Setelah itu, ular yang terperangkap oleh perak, telah bebas kembali.

"Ma-mana mu-mungkin, i-itu u-ular atau monster?" heran Senor.

Arco, Kevin, dan teman lainnya menghadap ke belakang lagi. Ternyata ular ganas itu semakin mengejar, dengan keadaan mendesak. Akhirnya Arco mengeluarkan mantra sihirnya lagi.

Usai menghidupkan mantra sihir, kini pergerakan ular itu semakin lambat. Lalu, Arco bersama temannya. Mengajak mereka untuk kabur meninggalkan tempat tersebut.

Mereka ber-enam kini bergegas ke arah utara. Beberapa detik berlalu, kini mantra sihir milik Arco Colddown. Kemudian, ular ganas itu masih mengejar Arco, Kevin dan teman-temannya.

Tiba di seper-empat perjalanan. Sahsa sangat kelelahan dan ia malah tersangkut oleh akar kayu, sehingga ia
tersungkur sampai kakinya berdarah.

Dengan keadaan yang sangat darurat. Lalu, datang seekor ular ganas yang sedang berhadapan dengan mereka ber-enam.

Waktu semakin tegang, Rosalina mulai turun tangan. Ia mengambil batu sihirnya dan mengubah pedang tingkat dasar 1.

"Lina, kau serius ingin menyerangnya?" tanya Kevin. Pertanyaan yang baru disampaikan oleh Kevin, kini tidak terbalaskan oleh Rosalina, Kevin sangat kesal melihat tingkah saudari iparnya.

Kemudian Kevin tidak hanya diam saja, Kevin mengeluarkan batu merah dan mengubah pedangnya tingkat dasar 1, untuk bergabung membantu Rosalina yang sedang berhadapan dengan ular ganas itu.

Mereka berdua telah bersiap memegang pedang dengan erat. Lalu, mereka berlari bersamaan sambil bertukar posisi. Ular ganas itu sangat kebingungan mau menyerang yang mana. Dan akhirnya ular itu malah memilih Rosalina.

Saat ular itu membuka mulutnya kepada Rosalina, tiba-tiba Rosalina menghilang dan berpindah tempat ke arah Kevin. Dalam keadaan terdesak, akhirnya Kevin dan Rosalina berhasil menebas ular itu secara bersamaan.

Usai menyerang ular ganas itu, tiba-tiba tubuh ular keluar asap yang sangat tebal, kemudian ada serpihan batu kecil timbul di atas tanah.

Kevin mulai mengambil serpihan batu kecil itu. Ternyata batu itu adalah sejenis kristal kuning beracun, mengenai serpihan kristal membuat mereka berdua semakin banyak bertanya-tanya. Siapa pemilik kristal itu? Dan siapakah ular yang mereka berdua serang tadi?

Mengenai kejadian itu membuat Kevin dan Rosalina, kembali menemui Sahsa yang habis tersungkur.

Bersambung ....
jangan lupa sertakan komen dan votenya juga, terima kasih.

Invalible  [TELAH TERBIT DI PENERBIT GUEPEDIA]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang