Chapter Dua [ First Sword ]

485 40 34
                                    

Selesai berbincang di Istana, tiba-tiba di depan. Ada serangan yang sangat besar, separuh rumah penduduk hancur karena ada ledakan api.

Semua pasukan Diamond berkumpul di depan, lalu Paman Madrik pergi keluar dengan diam-diam. Kemudian Paman melihat kumpulan pasukan api di depan itu, tatapan itu akhirnya Paman berinteraksi mengubah tubuhnya menjadi pasukan api.

Paman Madrik pergi ke belakang, untuk mencari seorang. Siapa yang memimpin pasukan ini.

***
Setelah itu sebuah permata merah milik Kevin selalu bersinar, kemudian sebuah cahaya menuju ke arah barat 45 derajat.

Kevin selalu berjalan dan menelusuri sebuah permata itu, sekitar 200 meter. Kevin melihat sebuah meriam api yang cukup besar.

"Astaga, ini apa?" Lalu Kevin berencana untuk menghancurkan meriam itu, beberapa saat ada monster flame berbentuk api berwarna ungu. Kevin benar-benar panik, bagaimana cara untuk melawannya.

Sebuah permata masih meronta-ronta, kemudian Kevin memegang permata itu. Dalam sekejap sebuah permata itu berubah menjadi pedang.

"Hah, pedang?" Kevin kaget, kenapa tiba-tiba berubah menjadi pedang. Sebuah pedang itu tiba bergerak sendiri, lalu Kevin memegangnya dan mengayunkan pedang langsung menusuk di hadapan monster flame.

Seketika monster itu hancur, sebuah percikan api itu menghilang. Usai menghabiskan flame, kini Kevin menghancurkan meriam besar itu.

Dengan semangat Kevin, berkali-kali dia menghancurkan meriam itu. Akhirnya sebuah meriam telah hancur menjadi dua. "Yes, akhirnya aku bisa menghancurkan meriam ini?" Kemudian Kevin masih bingung dengan permata merah yang ia pegang ini, kenapa sebuah permata selalu penuh kejutan.

***
Paman Madrik masih menelusuri untuk mencari pemimpin pasukan api ini, beberapa saat ternyata ia adalah anak bangsawan putra Raja Bahtera.

Paman Madrik berdiri, di samping anak bangsawan. Seketika semua prajurit api itu maju, malah yang satu di sampingnya tidak bergerak sekali.

"Hei, kata saya serang, yah serang kenapa kamu pada diam. Dasar prajurit bodoh!" bentak anak bangsawan itu, lalu Paman Madrik dengan ancang-ancang menyiapkan sebuah pedang untuk memukul anak bangsawan itu.

Namun, yang terjadi. Ternyata anak Bangsawan itu menangkis tangan Paman Madrik.

"Argh, kesal. Kenapa dia tau kalau saya berniat ingin membunuhnya?" ucap Paman Madrik. Kemudian mereka berdua bertempur.

Brugh!

Pow!

Tang! Ting!

Pertempuran mereka hampir sama kuat, nggak ada yang mengalah dan nggak ada yang menang.

15 menit berlangsung, mereka berdua sama-sama kewalahan. Kemudian Kevin menghampiri Paman Madrik.

"Paman, paman!" teriak Kevin, Paman Madrik langsung kaget. 'Hah, Paman. Apakah ia sudah sadar?' batin Paman Madrik.

Setelah itu Kevin mengendong Paman Madrik kembali ke kerajaan, setengah perjalanan di depan. Di penuhi tentara api, saat itu sebuah permata merah milik Kevin tiba-tiba berubah.

Lalu Kevin memegang permata itu sekuat mungkin, selang beberapa waktu sebuah permata berubah menjadi parang yang cukup panjang.

Selanjutnya Kevin mengambil aba-aba, dengan menghela napas panjang. Kemudian ia langsung menarik ke depan, tarikan berhasil memotong semua prajurit api.

"Yosha!" Akhirnya Kevin, bisa menghabiskan prajurit dalam sekaligus.

Dengan semangatnya, Kevin masih mengendong Paman Madrik kembali pergi ke kerajaan.

Tiba di kerajaan, Kevin disambut banyak orang disana? Raja Megalodon atau Ayahnya Arslan menghampiri Kevin. "Bagus, Nak Arslan. Kamu sangat berbakat demi menyelamatkan kerajaan ini."

Kevin hanya tersenyum saja melihat tanggapan raja itu. Setelah itu pertempuran mereka akhirnya selesai.

***
Keesokan pagi.

Kevin masih tertidur di atas kasur, lalu di sebelah kiri. Paman Madrik masih tidur mendengkur di sampingnya.

Kevin kaget, kemudian ia langsung membangunkan Paman Madrik. "Paman, tolong bangun Paman!" teriak Kevin sambil membangunkan Paman Madrik.

Paman Madrik mulai bangun dari tidurnya, uap tidur yang cukup panjang. Sampai pernapasan dari mulut itu, membuat Kevin tidak bisa menahannya.

"I-iya ada apa?" tanya paman, sambil mengusap-usap matanya.

"Paman, apakah bisa mengerti. Memahami tentang permata ini? Mengapa setiap ada bencana, sebuah permata tiba-tiba bisa berubah. Tolong jelaskan paman? Aku ingin mengetahuinya juga serta dengan identitas saya sendiri," jelas Kevin.

Setelah itu Paman Madrik mengajak Kevin ke perpustakaan rahasia, mereka berdua berjalan di bawah tanah dengan diam-diam. Lalu Paman membuka pintu yang lama itu.

Saat masuk, Kevin memandangi tempat yang pertama kali ia temui. "Wow, paman kita ada dimana?" tanya Kevin.

"Ini adalah tempat rahasia antara Paman dan Arslan, ia itu reinkarnasi dari kamu sendiri."

Kevin hanya berdiam dan masih rada bingung mendengar ucapan Paman Madrik. Setelah itu Paman Madrik pergi menghadap meja, kemudian Paman mengambil sebuah Giomore milik Arslan. Dan memberikan langsung kepada Kevin.

"Ini apa paman? Kenapa paman memberikan saya buku kuno ini?" tanya Kevin kebingungan.

"Coba kamu buka, terus dibaca! Mungkin kamu bisa memahami."

Kevin mulai membuka secara perlahan, tepat di pertengahan halaman. Membuat Kevin tidak berhenti memperhatikan keseluruhan buku ini.

"Paman, apakah saya akan boleh mencoba untuk melakukan praktek sihir di dalam buku ini?"

"Boleh dengan senang hati?" ajak Paman Madrik.

Espada enjoyada!

Dari ucapan mantra itu, membuat Kevin berhasil mengeluarkan pedang permata.

"Paman, terima kasih. Karena engkau telah memberikan Giomore ini," ucap Kevin dengan senangnya. paman Madrik hanya tersenyum.

"Semoga saja, dengan menggunakan Giomore ini. Kamu bisa mengingat kembali sama masa lalumu Arslan," batin Paman Madrik.

Bersambung ....
jangan lupa sertakan komen dan votenya juga, terima kasih.

Invalible  [TELAH TERBIT DI PENERBIT GUEPEDIA]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang