HOLLA READERS.
COMEBACK SETELAH SEKIAN LAMA
AKHIR AKHIR INI RADA SIBUK.HAPPY READING YA, TANDAI JIKA ADA TYPO. PASTIKAN KLIK BINTANG TERLEBIH DAHULU.
—REYNARA—
Kiara berjalan menyusuri koridor sekolah seorang diri, ditengah jam pelajaran berlangsung. Gadis itu benar-benar kesal saat melupakan bukunya yang tertinggal disana, alhasil guru di kelasnya meminta Kiara untuk mengambilnya segera.
Hendak melewati ruang kelas Ipa, langkahnya sedikit terhenti kala manik matanya menangkap satu sosok yang menyita perhatiannya akhir akhir ini. Melihat orang tersebut mengingatkan dirinya akan kejadian beberapa malam yang lalu.
Namun yang membuat hatinya berdenyut nyeri, sosok tersebut sebangku dengan kekasihnya. Bagaimana mungkin Kiara dapat melupakan jika Nicholas kini berada di sekolah yang sama dengannya. Tak tanggung-tanggung, pria itu juga membawa kekasihnya.
"Kalo gak kuat, jangan dilihatin terus."
Kiara tersentak kaget, kala tangan kekar seseorang berada tepat di matanya, seolah berusaha menutupi penglihatan nya. Dirinya lantas menurunkan tangan kekar pria yang tidak lain adalah Rey, dari suaranya saja Kiara hafal.
"Jangan lihat, gue tau itu sakit dan buang-buang waktu berharga lo."
"Lo ngapain disini?" Kiara mengalihkan pembicaraan tadi, tak ingin berlarut menyedihkan seperti tadi.
"Lo yang ngapain berdiri disini, cuma untuk ngelihatin mantan sama pacarnya? Ini jam pelajaran kalau lo lupa." tukas Rey menatap lekat kearah Kiara.
"Jawab dulu pertanyaan gue, Mas Rey." tekan Kiara menuntut jawaban akan pertanyaannya tadi.
Rey menarik sudut bibirnya tanpa sadar, saat Kiara memanggilnya dengan embel-embel 'Mas' mengapa terlihat manis sekali?
"Lo gak lihat, gue pakai baju olahraga." sahut Rey dengan cepat. "Itu tandanya apa?"
Kiara berdecak pelan. "Iya iya, gue tau lo olahraga. Pantes keringetan gitu."
"Iya, kan main basket."
"Pantes."
"Gak ada niatan ngelapin tunangannya, gitu?" Rey bertanya sembari menaik turunkan sebelah alisnya. Hal itu mampu membuat Kiara tercengang seketika.
"Gue gak bawa sapu tangan, Rey."
Rey terkekeh sejenak, merogoh sakunya mengambil sapu tangan. Lalu menyerahkan sapu tangan tersebut ke tangan Kiara.
"Elapin dong,"
Kiara berdecak. "Manja banget sih!" Namun tak urung mulai mengelap wajah Rey perlahan, walaupun sedikit gugup dengan tindakannya kali ini.
"Caranya yang bener gini, sayang." Rey menuntun tangan Kiara untuk mengelapi wajahnya, dengan menggenggam lembut tangan gadis itu.
Namun yang membuat Kiara semakin tersipu saat pria itu memanggilnya dengan sebutan 'sayang'. Percayalah berada dijarak yang sedekat ini dengan Rey, mampu membuat desiran aneh yang sulit ia mengerti menjalar disekujur tubuhnya.
Kiara susah payah menelan salivanya yang terasa tercekat, desiran aneh semakin terasa kala tangan Rey semakin menuntun nya dengan lembut. Detak jantungnya berdebar tidak karuan, dan kini mata keduanya saling terkunci menatap satu sama lain.
"U-udah," Kiara dengan gugup menjauhkan tangannya dari wajah Rey. "Gue harus ke loker untuk ambil buku."
"Nanti pulang bareng?" Kiara yang hendak melenggang pergi tertahan kala Rey menahan tangannya, serta menawarkan wanita itu untuk pulang bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNARA [XS-2 NEW VERSION]
Teen Fiction[SEBAGIAN PART PRIVAT, HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA] SEQUEL MAYRA XS-01 Rey dan Kiara selalu bertolak belakang. Terpisah selama belasan tahun, tidak membuat keduanya saling mendambakan. Melainkan, keduanya harus saling membenci karena permusuhan dia...