chapter 31

43 10 2
                                    

"Duniamu akan lebih baik tanpa seseorang yang terus-terusan menuntutmu begini dan begitu "
.
.
.
.
.
.
Renangel.


"Bang ini es kelapa segelasnya berapa? " Tanya Reno kesalah satu penjual es kelapa muda di pinggir jalan dekat vila.

"Tujuh ribu dek" Jawab bapak-bapak penjual es kelapa muda dengan logat jawanya.

"Yaudah kita pesen sembilan es kelapa muda segelasnya" Penjual es itu langsung mengangguk dengan semangat.

Tidak sampai menunggu lama, es kelapa muda sudah di hidangkan di depan mereka. Tanpa basa-basi mereka langsung menyeruput es kelapa muda yang teelihat segar di minum siang-siang seperti ini.

"Aakhhh, seger banget" Ucap Vino di sela-sela tegukan terkahirnya.

"Bisa nggak, mulut lo ditutup? Mulut lo bau azab" Dempret Rendy yang duduk bersebelahan dengan Vino. Vino hanya menyengir tanpa dosa.

"Gays, mending kita ke mall aja gimana? " Tanya Andin yang isi di kepalanya hanya belanja, makan, nyalon, dan rebahan. Tapi ia mempunyai cita-cita yang sangat mulia, yaitu menjadi seorang yang sukses, bisa membahagiakan kedua orang tuanya. Tapi nyatanya ia hanya menjadi beban orang tua.

Saat di tanya mamanya, Andin langsung menjawab seperti ini dengan fasihnya "Gini ya mimom, macan lahirnya di hutan dan bahagianya di huta. Ikan lahirnya di laut dan bahagianya di laut. Dan aku lahirnya di kasur ya bahagianya di kasur" Memang benar jodoh kita adalah cerminan dari diri kita. Vino dan Andin contohnya.

"Ide bagus" Jawab Angel cepat.

"Gue ga ik-"

"Harus. Ikut. Semua" Sela Angel dengen penuh penekanan di setiap kalimatnya. Seperti tidak ada bantahan sama sekali.

"Lama pasti, dah gue jamin" Gerutu Reno di tempatnya, Rania yang mendengar perkataan Reno hanya mengulum senyumnya.

Saat Rendy hendak mengembalikan gelas ke penjual es nya, Reno terlebih dahulu mengambil alih gelasnya. Rendy mengerutkan keningnya saat semua gelas Reno masukan ke dalam kresek hitam besar.

"Lo mau maling bang? " Tanya Rendy penuh selidik.

"Matamu maling, ganteng-ganteng gini masa jadi maling"

"Terus? Itu gelas kenapa lo masukin ke kresek semua? "

"Lha kan udah gue beli"

Tentu saja semua perdebatan antara Rendy dan Reno di pantau terus oleh pemilik warung.

"Kapan adek beli gelas saya? " Tanya penjual es.

"Lha tadi kan saya bilang, bang ini es kelapa segelasnya berapa? Lah bapaknya jawab tujuh ribu. Berarti ini gelas punya saya" Reno menjelaskan dengan penuh semangat.

"Ya bukan seperti itu toh dek, bapak kira segelas, bukan segelasnya. Sini kembaliin gelas bapak" Sang penjual ingin mengambil kresek hitam yang berisi gelas-gelasnya. Tapi Reno terlebih dahulu berlari meninggal kan teman-temanya yang masih cengo atas perilaku kakak kelasnya itu.

"Bukan abang gue" Ucap Angel sambil menggelengkan kepalanya.

"Bukan temen kita juga" Sambung Rendy dan Vino bersamaan.

Rania tersenyum miris melihat tingkah Reno, bagaimana bisa ia melarikan sembilan gelas yang jelas-jelas itu milik penjual es kelapa muda.

"Biar saya yang ganti rugi pak. Semuanya berapa? " Alex tak mungkin membiarkan temanya dalam masalah, ia lebih baik mengalah dan mengganti rugi gelas-gelaz yang di bawa kabur oleh Reno.

RenangelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang