part 2

54 3 0
                                    

Seminggu sudah Zahra menjadi guru muda dia mulai bisa sedikit banyak merubah keadaan kelas. Dari mulai yang terkenal bising dan ribut kini sudah mulai lebih tenang. Hanya satu permasalahan yang masih belum bisa ia tangani. Ruka Dewangga murid yang satu ini seperti nya memang harus mendapat pengawasan exstra ketat.

Dari mulai tidur dikelas saat jam pelajaran. Bolos saat pelajaran matematika dan sifat cuek nya kepada siapa pun yang ia anggap tak bisa menguntungkan buatnya.

Zahra sampai di beri saran oleh para guru senior dan kepala sekolah untuk mengeluarkan Ruka dari sekolah ini. Tapi ia tetap keukeuh untuk mempertahankan Ruka dan ia masih punya keyakinan bahwa suatu saat nanti Ruka akan berubah menjadi siswa yang berprestasi lagi seperti dulu.

"Coba bu Zahra pikir kan lagi? Ruka itu sudah kelewatan seharusnya ibu sudah mendepaknya dari sekolah kita. " Ujar bu julia guru matematika.

"Maaf bu, saya rasa itu bukan solusi yang baik buat kita semua. Saya yakin Ruka pasti bisa berubah. Setidaknya beri saya waktu untuk bisa membantu nya untuk berubah. " Jawab Zahra meyakinkan semua guru yang ada di ruang rapat.

"Saya rasa ucapan bu Zahra ada benarnya juga. Berilah guru muda kita ini kesempatan untuk berusaha mewujudkan keyakinan nya. " Ujar pak akbar menengahi.

"Terima kasih pak atas kesempatan nya pak. " Sahut Zahra.

Rapat pun berakhir tanpa mereka sadari ada seseorang yang merekam semua perdebatan mereka mengenai Ruka.

Suasana kantin terlihat begitu bising. Murid-murid sedang asyik bersenda gurau. Tidak dengan Ruka yang sedang serius menatap layar ponsel nya setelah sebelumnya ia menerima pesan rekaman video dari seseorang.

"Serius amat bro? " Ujar Ari menepuk pundak Ruka teman satu bangku nya.

"Eh, lo ngagetin aja, ada apa lo? " Ruka langsung memasukan ponsel di saku celananya.

"Gak Apa-apa, cuma tadi gue Panggi-panggil gak nengok dan gue perhatiin lo fokus banget sama hape lo, lagi nonton bokep ya? " Ucap Ari penasaran.

"Gak, tadi gue lagi ngecek pulsa sama kuota gue. Udah bel gue masuk duluan ya. " Ruka meninggalkan Ari dengan santai nya.

"Aneh banget nih bocah biasanya kalau udah bunyi bel dia paling terakhir masuk kelasnya. " Ari menopang dagunya.

Pulang sekolah Ruka menghampiri seseorang di gudang belakang perpustakaan. Ia terlihat sedang berbincang serius dan di akhir pembicaraan terlihat Ruka memberi sejumlah uang kepada orang tersebut dan pergi meninggalkan nya sendirian.

Di sebuah cafe terlihat Ruka sedang asyik menyesap sebatang rokok di temani secangkir coffe latte dan sepotong cake sebagai pelengkap nya.

"Apa sebenarnya yang di inginkan bu Zahra yah? Sampai begitu keukeuh nya mau mempertahankan gue? " Pikiran Ruka masih melayang memikirkan apa maksud bu Zahra. Hal ini membuat ia teringat dua tahun lalu saat Masa-masa ia masih kelas 10 saat masa dimana hidupnya penuh warna.

Flashback on

Dinda wanita cantik dengan rambut panjang dan mata yang lentik. Wanita dengan paras ayu inilah yang pertama kali bisa membuat Ruka jatuh hati.

Dinda sejatinya adalah kakak kelas Ruka. Ia selalu ada saat Ruka sedang sedih dan selalu ada saat Ruka sedang senang.

Hingga pada akhirnya Ruka memberanikan diri untuk menyatakan perasaan sayang nya kepada Dinda. Namun Dinda tidak pernah menjawab perasaan Ruka. Ia menggantung perasaan Ruka.

Dinda masih sama seperti biasanya selalu ada di samping Ruka. Bahkan di saat Ruka berada di titik terendah dalam hidupnya setelah kematian ibunya.

"Kamu harus kuat ada aku yang selalu di samping kamu. " Dinda menangkup kedua pipi Ruka yang sudah basah oleh air mata.

Ruka tak menjawab ia memeluk dan membenamkan wajahnya di ceruk leher Dinda air mata terus mengalir tak terbendung. Dinda mengusap kepala Ruka dengan penuh kasih sayang, tanpa di ketahui Ruka air mata Dinda pun menetes.

Beberapa bulan setelah nya. Tepat di hari ulang tahun Dinda kembali Ruka menyatakan perasaan nya kepada Dinda. Namun seperti sebelumnya Dinda tidak pernah menjawab perasaan Ruka. Ia tidak menolak dan juga tidak menerima perasaan Ruka. Tapi kali ini berbeda ia menangis menatap wajah Ruka.

Di hari kelulusan nya Dinda memberikan hadiah perpisahan kepada Ruka. Sebuah buku diary miliknya.

"Ini hadiah buat kamu, di dalam sini kamu akan tahu semua jawaban yang selama ini kamu cari. " Ujar Dinda.

"Kamu serius mau kuliah di Jogja? " Tanya Ruka.

"Hmm... " Dinda menganggukkan kepala.

"Kenapa gak disini aja, kan kamu lulusan terbaik di sekolah kita, aku yakin kamu bakal di terima di perguruan tinggi negeri di sini. " Ruka coba meyakinkan Dinda agar tetap tinggal di sini.

Saat ini mereka sedang berada di rumah Ruka, karena ini hari terakhir sekolah nya Dinda ingin menemani Ruka seharian di rumah nya.

"Bukan itu permasalahan nya. Orang tua aku di pindah tugaskan di sana jadi aku harus ikut mereka, karena mereka gak mau aku di sini sendirian apalagi sampai jauh dari mereka. " Jawab nya.

"Emang kenapa sih? Kamu bingung yah kalau kangen sama aku? Hihihi... " Goda Dinda.

"Gak, siapa bilang aku gak bakalan kangen sama kamu, habis nya kamu aja gak pernah mau jadi pacar aku. " Ruka merajuk dan memalingkan wajahnya. Membuat Dinda menjadi gemas dan semakin menggodanya di tengah gelak tawa dan canda ria mereka seakan waktu berhenti saat mata mereka saling bertatapan. Tangan mereka pun saling menggenggam. Dan akhirnya bibir mereka pun saling menyentuh dan menyatu di iringi dengan lumatan-lumatan kecil.

Ini adalah ciuman pertama mereka dan mungkin juga menjadi ciuman terakhir buat mereka. Selepas berciuman mereka saling menempelkan kening mereka dan saling menatap dan tanpa terasa di balik senyuman manis yang tersungging di bibir Dinda menetes pula air matanya yang tak bisa terbendung lagi.

"Hey, kenapa kamu nangis? Aku minta maaf kalau sudah kelewatan. Aku hanya terbawa perasaan. " Ruka menyeka air mata Dinda.

Dinda hanya menggeleng kan kepala nya dan mengecup kening Ruka dengan penuh cinta dan kembali mereka saling berciuman saling memagut manisnya perasaan cinta.

Setelah perpisahan mereka. Ruka masih terdiam di tempat nya. Ia tak bisa mengartikan apa yang telah terjadi serasa waktu bergerak lambat saat ia menyesap bibir manis wanita pujaan hati nya.

Raga Dinda mulai menjauh dari halaman rumah Ruka. Jejak sepatu di tanah yang basah tercetak jelas di pelataran rumah. Diambang pintu Ruka masih menggenggam erat hadiah dari Dinda. Entah mengapa hatinya terasa sakit melihat kepergian wanita yang selama setahun ini selalu ada untuk nya.

Flashback off

Di publikasikan

02 April 2021

Jangan lupa vote & komentar nya.

Teacher & Slacker (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang