part 10

26 2 0
                                    

Ruka merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia melihat ponselnya setelah ada notifikasi masuk. Zahra memberi pesan bahwa hari ini tidak ada jam tambahan.

Ia menarik sebuah laci dan mengambil sebuah buku diary pemberian dinda sebelum mereka berpisah. Berkali-kali ia baca dan isinya tak pernah berubah.

Dalam hati nya Dinda sulit untuk dilupakan namun semenjak Zahra hadir di kehidupan nya semuanya mulai berubah ia mulai sedikit demi sedikit mulai terbiasa dengan kehadiran Zahra yang mulai menghiasi Warna-warni hidupnya yang dulu seperti saat masih Dinda di sisinya.

Lama ia tertidur hingga tak terasa waktu sudah mulai sore. Ia terkejut saat Ayah nya sudah berada di pinggiran ranjangnya sedang menaruh buku diary ke dalam laci.

"Heh, Ayah sudah pulang? " Sapa Ruka sambil mengucek matanya.

"Ayah baru pulang tadi kamu Ayah panggil gak ada jawaban pas Ayah lihat di kamar kamu sedang tidur pules banget. " Ujar pak Dewangga.

"Maaf yah, tadi Ruka ngantuk banget. Jadi gak dengar Ayah panggil. " Jawab nya sambil menyamai posisi duduk nya dengan sang ayah.

"Kamu masih mikirin Dinda? " Tanya nya.

"Hmm... " Jawab nya dengan anggukan.

"Ya udah kamu mandi terus sholat ashar dulu. Nanti kita cari makan di luar setelah sholat maghrib. " Ujarnya sebelum meninggal kan kamar Ruka.

Di kediaman rumah Zahra sedang makan malam bersama keluarga.

"Gimana za, murid-murid kamu di sekolah? " Tanya Ayahnya.

"Alhamdulillah bi, sudah mulai terbiasa dengan metode pengajaran yang za terapkan. " Jawab nya dengan penuh percaya diri.

"Kamu jangan terlalu fokus juga sama kerjaan kamu sayang, kamu juga harus fokus ke hal-hal lain juga. " Nasehat ibunya.

"Maksud umi? " Zahra penasaran.

"Ya, memang kamu gak mau kayak yang lain punya calon pasangan hidup? " Goda sang Ibu.

"Ihh... Umi apaan sih? Za lagi mau fokus dulu sama kerjaan za, belum kepikiran kesana lah. " Jawab nya Malu-malu.

"Kalau masalah itu umi tenang aja. Abi punya calon yang pas buat Zahra. " Sela Ayah nya.

"Siapa bi? " Tanya sang Ibu penasaran disisi lain Zahra terdiam.

"Nanti Abi kenalin kalau waktu nya dah pas. " Ujar nya.

Zahra hanya diam saat melanjutkan makannya ia tidak bisa berkata-kata yang ada di pikiran nya saat ini hanya ada Ruka seorang namun entah mengapa ini membuatnya pusing memikirkan murid nya itu.

Hari ini Zahra mengajar di kelas nya. Ia tak melihat keberadaan Ruka.

"Ada yang tahu Ruka kemana? " Tanya Zahra di depan kelas.

"Ari kamu tahu kemana Ruka? " Tanya Zahra.

"Gak tahu bu. Saya sudah menghubungi ponsel nya tapi gak di angkat saya kirim pesan singkat juga gak di balas. " Jawab nya.

Zahra melakukan hal yang sama saat jam istirahat. Ia terlihat murung memikirkan keadaan Ruka yang tak ada kabar entah mengapa ia merasa hati nya merasa gelisah.

"Bu Zahra gak Apa-apa? " Tanya pak marno mengagetkan.

"Hmm... Gak Apa-apa pak. " Jawab nya.

"Saya sapa berkali-kali tadi ibu diam saja. " Ujarnya.

"Hmm... Maaf pak saya lagi melamun jadi gak sadar dengan kehadiran bapak. " Jawab nya.

"Oh ya bu maaf saya lupa menyampaikan sesuatu? " Ucap pak marno.

Teacher & Slacker (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang