Seminggu sudah berlalu sejak kejadian itu kini pak hasan dan keluarga sudah sehat malam ini mereka akan menerima kedatangan yusuf dan keluarga besarnya. Pak hasan tampak sumringah menunggu kedatangan yusuf dan keluarga nya. Tidak dengan Zahra yang masih sedih dan sembab karena menangis semalaman ia tidak siap menghadapi situasi seperti ini dan mungkin tidak akan pernah siap.
Keluarga yusuf telah tiba mereka saling bercengkrama merasa senang melihat keadaan pak hasan yang sudah sehat. Pak malik berkali-kali memeluk tubuh pak hasan. Yusuf mengedarkan pandangannya menatap setiap sudut ruangan ia tak menemukan sosok wanita yang di cintai nya.
"Silahkan duduk dulu... " Pak hasan mempersilahkan pak malik dan keluarga untuk duduk dan tak beberapa lama Zahra dan para pembantu rumah tangga datang membawa minuman dan cemilan untuk suguhan para tamu.
"Loh, kok kamu za, yang bawa suguhan kamu jangan capek-capek sayang. " Ujar bu malik.
"Hmm... Za, udah terbiasa kok tante. " Jawabnya.
"Tidak jika kamu nanti jadi istri yusuf kamu harus di perlakukan seperti seorang ratu, bukan begitu nak? " Bu malik mencolek yusuf yang sedari tadi memperhatikanmu Zahra.
"Hah, iya tentu pasti aku akan memperlakukan nya layaknya seorang ratu. " Jawab yusuf spontan.
"Silahkan di cicipi minuman dan kue nya ini Zahra loh yang membuatnya. " Istri pak hasan mempersilahkan mencicipi hidangan yang di suguhkan Zahra.
Perbincangan mereka langsung menuju ke inti tujuan mereka datang ke sini.
"Jadi gimana pak hasan seperti pembicaraan kita sebelum nya. Bapak setuju jika yusuf mempersunting Zahra untuk menjadi istrinya. " Tanya pak malik.
"Semuanya saya serahkan kepada Zahra karena ia yang akan menjalani nya saya sebagai orang tua hanya bisa mendoakan yang terbaik buat mereka. " Jawab pak hasan menyerah kan keputusan kepada Zahra.
"Bagaimana Zahra apakah kamu siap untuk menjadi istri yusuf? " Tanya pak malik.
"InshaAllah saya siap om, tapi saya juga minta restu juga dari Abi dan umi. " Jawab nya dengan bibir bergetar dan linangan air mata tak terbendung lagi. Semua orang melihat itu adalah tangis bahagia namum itu adalah tangis kesedihan dari Zahra.
"Saya ikhlas lahir batin menerima lamaran nak yusuf dan keluarga. Ini demi kebaikan kita bersama. " Ucap pak hasan memeluk tubuh Zahra.
Hangat terasa dekapan sang ayah, Zahra merasa terlindungi Zahra merasa kan kenyamanan namun Zahra juga tahu ini adalah keinginan sang ayah yang ingin sekali menjodohkan dia dengan yusuf.
"Alhamdulillah kalau begitu kita tinggal cari hari baiknya saja. Kalau bisa sebelum saya dan istri pergi ke Mesir karena kemungkinan saya akan menetap di sana selama setahun karena saya harus mengurus perusahaan saya yang di sana. " Pak malik ingin mempercepat acara pernikahan mereka.
"Bagaimana jika setelah lebaran haji. Tiga bulan dari sekarang. " Usul pak hasan. Dan di setujui oleh semua pihak.
"Berarti nanti pulang dari Mesir ayah bisa langsung momong cucu dong. " Kelakar pak malik di sambut gelak tawa seisi ruangan.
Malam ini menjadi malam paling membahagiakan bagi kedua keluarga bagaimana tidak akhirnya cita-cita mereka sejak dulu akhirnya akan terwujud tapi tidak dengan Zahra ia menangis dalam hati. Namun kesedihan nya buyar saat seorang pembantu memanggilnya.
"Maaf mba za, di luar ada tamu. Nyari mba za? " Ujarnya.
"Siapa bi? " Tanya Zahra penasaran.
"Katanya murid mba za. " Jawab nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher & Slacker (End)
Novela JuvenilKisah guru muda yang baru saja memulai petualangan mengajar di sebuah SMA milik keluarganya. Kehidupan nya berubah drastis setelah ia mengenal seseorang murid yang mempunyai sifat berbanding terbalik dengan dirinya murid yang terkenal dengan sikap c...