part 3

43 4 0
                                    

Zahra seperti biasa melepas penat setelah seminggu lamanya mengajar, Berkumpul bersama sahabat nya mereka berjanji ketemuan di cafe biasa mereka nongkrong.

Aisyah dan Adelia datang bersama mereka duduk di luar cafe sambil menunggu Zahra datang mereka telah memesan minuman dan camilan. Mata Adelia tertuju kepada seorang lelaki yang sedang menyesap rokok dan duduk sendirian.

"Syah, coba lihat dah cowok itu? " Adelia melirikan matanya ke arah cowok itu.

"Mana sih? " Tanya Aisyah penasaran.

"Itu, tuh... Yang pakai kaos merah. " Adelia memajukan bibir nya ke arah cowok itu.

"Owh, itu cakep juga tapi kayaknya masih sekolah deh." Terka Aisyah.

"Kenalan yuk. " Ajak Adelia.

"Lo aja deh. " Tolak Aisyah.

"Ayo, temenin... " Rengek Adelia. Namun selang beberapa detik kemudian cowok itu sudah pergi meninggalkan cafe itu.

"Yah, keburu pergi deh. Lo sih gak mau nemenin. " Rajuknya.

"Lah, kok gue sih? Yang disalahin. " Balas Aisyah.

"Hei, pada ngeributin apa sih? " Seru Zahra menengahi.

"Nih, si Adel mau kenalan sama cowok ngajak gue giliran cowok nya pergi dia malah nyalahin gue. " Gerutu Aisyah.

"Udah-udah kalian ini cuma gara-gara cowok aja ribut. Emang kayak apa sih cowok nya? " Tanya Zahra penasaran.

"Cakep sih za, tapi kayaknya masih sekolah deh. Tapi tampangnya cool gitu. " Adelia menceritakan penampilan cowok itu.

"Oh, pantesan. " Jawab Zahra.

"Oh ya za, gimana Murid-murid lo? " Tanya Aisyah.

"Yah, sedikit banyak udah ada perubahan setidaknya mereka kini lebih disiplin dari sebelumnya, cuma? "

"Cuma apa za? " Potong Adelia.

"Cuma murid gue yang namanya Ruka kini jadi prioritas utama gue. " Zahra meneguk secangkir kopi.

"Maksudnya? " Adelia kembali memotong ucapan Zahra.

"Ya, kan gue pernah cerita kalau di kelas gue tuh ada murid yang lumayan cakep tapi sayang anaknya pemalas dan cuek yang mau gue jodohin sama lo itu. Nah dia itu mau di keluarin dari sekolah. " Ucap Zahra.

"Oh, cowok itu namanya Ruka? Terus masalah nya dimana? Kalau dia mau dikeluarin dari sekolah?" Celetuk Adelia.

"Bukan itu masalah nya, setelah gue dengar cerita dari guru BK gue jadi penasaran sama si Ruka, karena nih anak dulu waktu kelas 10 dia salah satu murid yang berprestasi. Dan setahu gue nilai rapot nya juga lumayan kok dia termasuk anak yang cerdas cuma permasalahan nya nih anak males aja dan sering tidur di kelas dan telat masuk sekolah. " Zahra menceritakan tentang Ruka.

"Gue juga jadi penasaran za sama si Ruka itu, setelah dengar cerita dari lo. " Aisyah menopang dagunya.

Ruka melangkah kan kakinya menuju ke ruang BK ia merasa heran kenapa tiba-tiba ia di panggil ke ruang BK.

"Perasaan gue gak bikin masalah dah? " Gumamnya dalam hati.

Setelah ia mengetuk pintu ruangan itu ia pun memberanikan diri untuk masuk ke ruangan itu.

"Duduk kamu. " Perintah Zahra.

"Loh, kok bu Zahra? Bukan nya pak marno yang panggil saya? " Ruka masih diselimuti tanda tanya.

"Saya sengaja memanggil kamu disini ada hal yang ingin saya bicarakan secara pribadi dengan kamu. " Zahra tanpa Basa-basi langsung ke inti pembicaraan.

"Maaf bu, apa salah saya yah? " Ruka masih bingung dengan sikap Zahra.

"Begini Ruka Guru-guru yang lain sudah menyerah untuk mengajar kamu dan mereka membuat kesepakatan untuk mendepak kamu dari sekolah ini. " Ujar Zahra.

"Ya, kalau memang mereka ingin men D.O saya dari sini silakan saja bu, itu kan hak guru. Lagian saya juga sudah malas sebenarnya sekolah disini karena Ayah saya saja saya bisa bertahan disini. " Jawab Ruka dengan mode santai.

"Bukan itu permasalahan nya Ruka, saya bisa saja mendepak kamu dari sekolahan ini tapi saya masih percaya kalau kamu masih bisa lulus di sekolah ini. Bahkan mungkin kamu bisa menjadi salah satu murid berprestasi seperti dulu lagi. " Zahra mencoba meyakinkan.

"Tahu apa ibu tentang saya yang dulu? " Ruka bangkit dan pergi meninggalkan Zahra seketika ingatannya tentang Dinda terlintas lagi.

Tak..

Suara sepatu Zahra membentur pintu ruangan BK yang tertutup. Sontak membuat Ruka menghentikan langkah nya karena terkejut.

"Saya bilang berhenti Ruka, saya belum selesai berbicara dengan kamu. " Pekiknya.

"Mau bicara apalagi sih bu? " Jawab Ruka pasrah.

"Saya punya penawaran bagus buat kamu. Bagaimana? " Sahut Zahra.

"Penawaran apa bu? " Ruka sedikit penasaran.

"Dalam tiga bulan ini saya akan menjadi guru privat kamu. Saya janji akan merubah sikap dan sifat kamu. Menjadi Ruka Dewangga murid berprestasi seperti dulu lagi. Bagaimana kamu setuju? " Tantang Zahra.

"Kalau saya berhasil saya akan mengajukan satu permintaan terhadap kamu dan kamu harus memenuhinya. " Lanjutnya.

"Kalau saya gak bisa berubah dalam tiga bulan bagaimana? " Ruka balik bertanya.

"Kamu bisa meminta satu permintaan kepada saya dan pasti saya turuti bagaimana? " Jawab nya.

Setelah berpikir sejenak ia merasa penawaran dari Zahra menarik juga.

"Ok deal... " Ruka menjabat tangan Zahra. Ia ingin tahu seberapa besar keinginan Zahra untuk mempertahankan nya di sekolahan ini.

"Deal... " Zahra menjabat tangan Ruka. Entah mengapa ia merasa kehangatan tangan Ruka saat mereka saling berjabat tangan.

Ruka beranjak dari tempat duduk nya untuk keluar ruangan.

"Ruka tunggu... " Seru Zahra.

"Ya, kenapa lagi bu? " Jawab Ruka.

"Hehe... Tolong kamu ambilkan sepatu saya dong yang tadi buat melempar kamu. " Zahra cengengesan.

"Ini bu, apa mau saya pakai kan sekalian? " Goda Ruka. Menyerahkan sepatu itu.

"Hee... Gak usah terima kasih. " Zahra langsung merebut sepatu yang masih di genggaman Ruka.

Keesokan harinya Zahra mulai menjalankan tugasnya sebagai guru privat Ruka. Dari mulai melemparkan sepatunya saat Ruka tidur di kelas dan menghukumnya untuk menggantikan dirinya menulis materi di papan tulis.

Menghukumnya berlari keliling lapangan saat ia telat masuk sekolah. Dan menyuruh nya membersihkan toilet sekolahan saat ia ketahuan akan membolos saat jam pelajaran matematika.

Sepulang sekolah Diam-diam Zahra mengikuti Ruka pulang kerumah nya. Ia melihat betapa sepinya rumah Ruka. Ia tak melihat siapapun selain dirinya.

Zahra memberanikan dirinya untuk lebih jauh lagi mengetahui tentang kehidupan Ruka diluar sekolah. Entah mengapa setelah kesepakatan itu rasa penasaran Zahra terhadap Ruka semakin menjadi dan tentu juga karena ketampanan Ruka tentunya. Wajar saja karena di usianya yang sudah 25 tahun ia belum pernah pacaran ataupun tertarik dengan lawan jenis tetapi setelah bertemu dengan Ruka ia merasa bahwa Ruka berbeda dengan lelaki yang lain nya.



Di publikasikan

9 April 2021

Jangan lupa vote & komentarnya.

Teacher & Slacker (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang