Minggu pagi yang cerah setelah selesai sholat subuh Zahra membuka satu persatu kado pemberian dari tamu undangan. Sampai pada saat kado pemberian dari yusuf ia melihat sebuah kotak kecil yang terlihat istimewa. Dengan perlahan Zahra membuka isi kado itu dan kemudian mulutnya menganga melihat sebuah kalung bertahtakan berlian dan di tengahnya terselip sebuah batu Safir berwarna biru.
"Wah, ini pasti mahal banget... " Ucapnya membatin.
Tiba pada saatnya kado pemberian dari Ruka. Ia membukanya dengan Hati-hati perlahan ia merobek kertas kado nya. Kali ini ekspresi wajah Zahra terlihat terkejut melihat isi kado dari Ruka.
"Ini kan buku harian Dinda... " Gumamnya sambil membuka lembaran buku itu disana terselip kartu ucapan dari Ruka.
"Ini adalah kisah aku dengan Dinda. Bacalah bila kamu ingin tahu tentang masa lalu aku dengan Dinda. Semoga ini bisa jadi pertimbangan kamu untuk bisa menerima perasaan aku ke kamu. "
Zahra mulai membaca buku harian itu setelah sebelumnya ia menyiapkan secangkir susu dan roti sandwich.
Semuanya bermula saat aku melihat kamu datang telat dan di hukum suruh keliling lapangan. Hihihi...
Kamu beda dari yang lainnya kamu tidak peduli dengan tatapan para siswi yang coba menatap mu kamu tetap saja diam. Jujur dari situ aku mulai suka dengan sikap tenang kamu.Saat kita pertama kali bertemu kamu tak pernah mengagumiku dengan segala yang aku miliki saat ini. Kamu tetap bersikap tenang aku suka itu.
Kamu ingat gak saat pertama kali aku mengajak kamu kenalan di kantin karena hanya meja kamu yang tersisa jadi aku beranikan diri untuk menghampiri kamu dan mencoba mengajak bicara kamu.
Setelah tiga hari perkenalan itu kita juga sering ketemu di perpustakaan. Dan dari situ pula aku mulai merasa kamu adalah orang yang tepat untuk jadi teman diskusi dan berinteraksi. Jujur aku kira kamu itu orang nya sedingin salju gak taunya aku salah besar kamu tidak seperti yang ku bayang kan.
Saat pertama kali kita jalan bareng aku bisa merasakan kenyamanan yang belum pernah aku rasakan sebelum nya. Kamu tau gak? Semua teman yang dekat dengan aku entah kenapa membuatku merasa risih mereka hanya memanfaatkan kelebihan ku untuk kepentingan mereka saja saat mereka senang mereka seakan menghapus keberadaan ku dari dunia ini.
Saat pertama kali kamu ajak aku main ke rumah kamu. Aku merasa seperti memiliki keluarga kedua setelah keluarga ku dirumah tentunya.
Tau gak sih kamu? Saat para siswi mulai mendekati kamu aku cemburu tau. Sedih... Hihihi... Ruka jahat.
Kamu sebenarnya sayang gak sih sama aku? Kenapa kamu tebar pesona mulu di depan cewek-cewek dasar Ruka nyebelin.
Oh ya, waktu kamu nembak aku sebenarnya aku mau menerima nya tapi aku masih ragu sama kamu, aku takut suatu saat kamu tinggalkan aku jujur aku gak sanggup.
Saat ibu kamu meninggal aku merasa kehilangan sosok yang sangat mengerti aku selain kamu tentunya. Saat ibu kamu menanyakan tentang perasaan aku ke kamu dan ku jawab bahwa aku takut kehilangan kamu jika kita pacaran dan putus. Aku mau kamu jadi cinta pertama aku dan terakhir aku juga.
Saat hari ulang tahun aku dan kamu menyatakan perasaan itu lagi jujur aku ingin menjawab perasaan kamu tapi itu semua sudah terlambat. Ayah dan ibuku ingin aku fokus kuliah dulu untuk mengejar cita-cita ku sebagai seorang guru. Ayah ingin aku meninggalkan kamu karena ia tahu kalau hubungan Asmara hanya akan merusak masa depan aku dan cita-cita aku. Ingin rasanya aku mengatakan kepada orang tuaku kalau kamu berbeda tapi aku tidak punya keberanian untuk itu.
Hingga akhirnya Ayah dan ibu tak tega melihat aku yang mulai berubah hilang dinda yang dulu ceria, hilang dinda yang manja dan hilang dinda yang dulu selalu bercerita tentang kamu kepada mereka. Ayah dan ibu akhirnya membuat kesepakatan dengan aku.
Kata Ayah, aku boleh pacaran sama kamu saat kamu sudah kuliah dan aku sudah mewujudkan cita-cita ku sebagai seorang guru dan aku harus kuliah di jogja karena Ayah dan ibu tidak mau terpisah jauh dari aku itu alasan mereka ingin aku kuliah di jogja. Sedih tau harus pisah dari kamu...
Ciuman itu adalah ciuman pertama aku terasa indah walaupun ada kesedihan dalam hati ku karena aku takut itu akan jadi ciuman terakhir aku dengan kamu.
Seandainya aku berani jujur sama kamu dan berbagi perasaan aku, berbagi semua masalah aku dan berbagi cerita bersama kamu pasti aku gak harus cerita dengan diary ini.
Dan saat diary ini bersama kamu, aku ingin kamu tahu walaupun jarak kita terpisah namun diary ini akan selalu menghubungkan perasaan kita.
Baiklah sekarang kamu sudah tahu kan bagaimana perasaan aku ke kamu aku harap kamu gak penasaran lagi yah.
Ruka aku juga sayang banget sama kamu dan aku juga mau jadi pacar kamu...
Aku harap kamu selalu menjaga cinta dan sayang kamu untuk aku yah, sampai waktu itu tiba pasti kita akan bersama lagi dan aku akan selalu menjaga hati ini hanya untuk kamu.
Ruka Dewangga aku sayang kamu...
Tanpa terasa air mata Zahra menetes membaca diary Dinda. Ia melihat bagaimana perjuangan cinta mereka benar-benar penuh rintangan cara mereka dalam menunjukkan perasaan sayangnya berbeda dengan pasangan yang lainnya.
Itulah mengapa Ruka seperti kehilangan arah dan menjadi menutup diri dari pergaulan karena ia merasa hanya Dinda lah yang sosok yang paling mengerti dirinya.
Lalu mengapa Ruka menyatakan perasaan cinta nya kepada dirinya. Inilah yang membuat Zahra bingung dengan Ruka dan apa maksud ia memberi buku diary ini kepada dirinya.
"Za, kamu gak Apa-apa nak? Kok mata kamu sembab kamu habis menangis?. " Tanya sang ibu.
"Heh, umi gak mi za, lagi kurang tidur aja jadi keluar air mata mulu. " Jawab nya.
"Ya udah kamu di tungguin nak yusuf tuh di luar. " Ujar sang Ibu.
"Za, mandi dulu ya mi, dari pagi belum mandi. Hehehe... " Jawab nya sambil cengengesan.
Lima belas menit kemudian Zahra sudah berada di ruang tamu bersama yusuf.
"Suf, maaf ini aku kembalikan kado dari kamu. " Zahra menyerahkan kotak berisi kalung pemberian darinya.
"Loh, kok di balikin za? Kenapa kamu gak suka? " Tanya yusuf.
"Bukan gak suka tapi aku merasa gak pantas pakai kalung itu. " Jawab nya.
"Maksud kamu apa za? " Yusuf heran.
"Kalung itu terlalu mewah bagi aku dan aku tidak terlalu suka dengan Barang-barang yang mewah dan mahal. Maaf aku harap kamu gak marah. " Jawab Zahra.
"Kalung ini memang aku beli khusus buat kamu karena kamu lebih istimewa dari kalung itu. " Yusuf coba menjelaskan maksud pemberian nya itu.
"Tapi maaf sekali lagi aku gak bisa menerima hadiah itu. Maaf aku tinggal sholat dzuhur dulu yah. " Zahra pamit dan meninggalkan yusuf sendirian di ruang tamu.
Dipublikasikan
25 juni 2021
Jangan lupa vote dan komentarnya
Sampai ketemu jum'at depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher & Slacker (End)
Fiksi RemajaKisah guru muda yang baru saja memulai petualangan mengajar di sebuah SMA milik keluarganya. Kehidupan nya berubah drastis setelah ia mengenal seseorang murid yang mempunyai sifat berbanding terbalik dengan dirinya murid yang terkenal dengan sikap c...