Hari pertama di skor Ruka merasa rindu kepada Zahra. Entah mengapa dia seperti menemukan kembali dirinya yang dulu hilang. Ia merasa Dinda selalu ada disamping nya saat bersama Zahra.
Baru saja ia merebahkan dirinya di sofa bed ruang tamu namum ponsel nya berdering terdapat nomor tidak di kenal.
"Halo? " Ruka.
"Halo Ruka gimana kabarnya? "
"Siapa nih? " Tanya Ruka merasa heran.
"Pritta... " Sahutnya.
"Oh, Pritta ada apa? " Ruka memutar malas bola mata.
"Kok kamu gak masuk sih? Kamu sakit yah? " Tanya Pritta.
"Gak, gue lagi pengen istirahat aja. Udah yah gue mau istirahat dulu. " Ruka langsung mematikan ponsel nya.
"Hadeh, tahu nomor gue dari siapa lagi tuh anak? " Keluh Ruka.
Dua jam sudah Ruka terlelap namun tidurnya terusik oleh suara ketukan pintu ia mencoba mengabaikan nya namun suara ketukan itu semakin keras.
"Hwoaaa... Siapa sih ganggu orang lagi tidur aja. " Gerutunya. Dengan kondisi setengah sadar ia bangkit dan berjalan kearah pintu.
"Ruka, kamu lama banget sih buka pintu nya? " Pekik Zahra.
"Astaghfirullah, Zahra? " Ruka mendelik dan mengelus dada nya.
"Ngapain kamu kesini? Kan hari ini aku lagi di skor? " Ujar Ruka.
"Terus kamu gak mau belajar gitu? Kalau lagi di skor? " Jawab Zahra.
Ruka tahu gak akan menang jika debat dengan gurunya yang satu ini.
"Ya sudah masuk deh. " Ruka menyingkir dari ambang pintu.
Setelah Zahra masuk dan duduk Ruka kembali merebahkan dirinya di sofa bed.
"Pipi kamu masih memar belum kamu obati yah? " Zahra memperhatikan wajah Ruka. Dan Ruka hanya menggeleng.
"Sebentar tunggu disini. " Zahra ke dapur mengambil baskom berisi air hangat dan handuk kecil. Lalu duduk kembali di samping Ruka.
Dengan penuh perhatian ia mengompres sudut bibir Ruka yang terluka dan mengompres pipinya juga yang masih memar. Mata mereka saling pandang sesekali Zahra membuang muka saat mata mereka saling bertemu.
"Aduh... " Ruka langsung memegang tangan Zahra yang sedang memegang handuk kecil.
"Kenapa sakit yah? " Tanya Zahra.
"Gak, tapi? " Ruka menghentikan ucapan nya.
"Tapi apa? " Tanya Zahra penasaran.
"Tapi ini kan handuk yang buat membersihkan meja dapur. " Jawab Ruka mengambil handuk itu.
"Hah? Sorry Ruka aku gak tahu kirain handuk bersih? " Zahra menutup mulutnya.
"Gak Apa-apa ibu guru siti Zahra. " Goda Ruka.
"Ih, Ruka ngeselin banget sih di bilang jangan panggil aku ibu guru kalau di luar sekolah. " Gerutunya.
"Ya sudah sebagai permintaan maaf kamu ke aku bagaimana kalau kita jalan aku bosen di rumah terus. " Ajak Ruka.
"Jalan kemana? Kamu kan harus belajar. " Jawab Zahra.
"Belajar mulu otak aku juga butuh refresing kali. " Protes Ruka.
"Ya, tapi mau kemana? Aku gak bawa mobil lho tadi aku naik taksi kesini. " Ujar Zahra.
"Udah ikut aja kita cari makan terus nonton. Ya kayak anak muda pada umumnya aja. Naik mobil Ayah aku aja kebetulan ia lagi keluar kota jadi mobilnya di tinggal. " Ujar Ruka dan pergi ke kamar untuk bersiap-siap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher & Slacker (End)
Novela JuvenilKisah guru muda yang baru saja memulai petualangan mengajar di sebuah SMA milik keluarganya. Kehidupan nya berubah drastis setelah ia mengenal seseorang murid yang mempunyai sifat berbanding terbalik dengan dirinya murid yang terkenal dengan sikap c...