Pagi ini murid-murid kelas 12 IPS 7 di kejutkan dengan kehadiran seseorang yang tidak pernah mereka duga akan datang sepagi ini. Ruka Dewangga sudah ada di meja nya dengan headset menempel di telinga ia tengah asyik mendengarkan iringan lagu yang di putar di playlist ponsel nya.
Bisik-bisik mulai terdengar di dalam kelas mereka membicarakan Ruka yang sudah mulai berubah. Ari teman satu meja nya bahkan sampai tak hentinya memandangi temannya ini dari ujung kaki sampai ujung kepala.
"Lo, lagi gak sakit kan? " Ari menempelkan punggung tangan nya di dahi Ruka.
"Apaan sih lo? " Ruka menepis tangan Ari.
Bel istirahat berbunyi Ruka dan yang lainnya sedang istirahat di kantin. Seperti biasa Ruka hanya duduk bersama Ari dan memilih sudut ruangan yang dekat dengan jendela.
"Hai, boleh gabung gak disini? " Suara seorang wanita mengagetkan Ari yang sedang memakan bakso.
"Hee, Pritta, boleh kok silahkan. " Ari menjawab. Dan Pritta langsung duduk di samping Ari dan langsung berhadapan dengan Ruka.
"Shutt... Shutt... " Ari menendang kaki Ruka dan memberi isyarat sambil melirik ke arah Pritta yang sedang makan bakso.
Namun hanya hembusan nafas kasar yang ia tunjukkan kepada Ari dan kembali membuang wajahnya ke arah luar jendela. Tanpa menghiraukan kehadiran Pritta. Ia memang tak begitu suka jika waktu istirahatnya di ganggu oleh siapa pun.
"Dari dulu sikap dingin dan cuek nya gak pernah berubah. Dia gak tahu apa gue lagi merhatiin dia. " Gumam Pritta dalam hati.
Uhuk.. Uhuk.. Uhuk..
Pritta tersedak dan ia memang sengaja tidak membawa minum. Melihat itu Ruka langsung menyodorkan segelas es teh manis yang sudah tinggal separuh kepada Pritta. Tanpa pikir panjang lagi Pritta langsung menenggaknya sampai habis.
"Hmm... Kok gelas Ruka bau yah, apa dia tadi pagi gak gosok gigi yah? Tapi gak Apa-apa lah yang penting bisa minum satu gelas bareng Ruka. Kapan lagi bisa begini di kasih perhatian sama pangeran tampan. Hihihi... " Gumam Pritta dalam hati merasa senang.
Ari yang melihat itu langsung tertegun dengan perhatian yang telah di berikan Ruka terhadap Pritta.
"Thanks ya Ruka. " Ucap Pritta mengembangkan senyuman nya karena Ruka telah perhatian memberikan minuman nya untuk nya.
"Ya, gak Apa-apa kok kalau lo masih haus tuh punya gue masih banyak. " Ruka beranjak pergi meninggalkan Pritta dan Ari.
Selepas kepergian Ruka, Pritta dan Ari saling menatap terlihat kekesalan di wajah Pritta yang tadi tersenyum manis sekali dan kebanggaan di wajah Ari karena akhirnya dia bisa berbagi gelas dengan cewek tercantik dan terpintar di sekolah ini.
"Jadi gue tadi minum gelas bekas lo? " Pritta menunjuk gelas kosong di hadapan nya.
"Hehehe... Ya ta, kenapa lo suka ya? " Ari cengengesan.
"Huek... Jijik gue minum satu gelas bareng lo. " Caci Pritta.
"Kalau lo mau lagi gelas kosong nya bisa gue isi lagi kok, apa mau lo bawa pulang buat kenang-kenangan? " Goda Ari.
"Aww... Sakit, sakit... " Rintih Ari yang baru saja sepatu nya di injak oleh sepatu Pritta dengan keras. Dan pergi meninggalkan Ari yang meringis kesakitan.
"Ihh... Ruka nyebelin dasar manusia kutub. Dingin kayak es batu. " Gerutu Pritta sepanjang jalan. Ia merasa kesal karena sebelumnya belum pernah ada cowok yang menolak dirinya. Tetapi Ruka berbeda inilah yang membuat Pritta semakin penasaran dengan nya.
Ruka berjalan menyusuri lorong kelas banyak mata wanita yang coba memperhatikan dirinya dan seperti biasa ia hanya cuek saja dan tak menanggapi.
Hingga saat ia melintas di pinggir lapangan basket. Tak sengaja kepalanya terbentur bola basket dan langkah nya sempat terhenti karena pening dan setelah pening nya sudah reda ia melanjutkan langkah nya.
"Woi, balikin bola nya. " Teriak randi kapten tim basket sekolah. Salah satu murid berprestasi di sekolah dan salah satu murid terkeren dan playboy di sekolahan.
Namun Ruka tak menggubris ia terus melangkah berjalan menuju kelasnya. Hingga tanpa ia sadari randi mengejar dan langsung mencekik tengkuknya dan menyeret Ruka ke arah bola basket tadi.
"Kuping lo budek, gue bilang ambil ya ambil kenapa lo jalan aja. " Randi menghempaskan tubuh Ruka ke arah bola basket hingga ia tersungkur.
"Sekarang balikin bola basket gue. " Seru randi. Yang kini tengah jadi tontonan para murid dan anggota tim basket yang lain.
Ruka berdiri dan coba untuk melangkah kan kakinya dan dengan cepat randi menarik kerah baju Ruka dan langsung meninju wajahnya hingga darah segar mengalir dari bibir Ruka.
"Mau kemana lo budek. " Umpat randi.
"Udah ren, udah lagian kan kita yang salah. " Bima coba melerai randi karena ia tahu betul siapa Ruka karena tiga tahun ia satu kelas dengan Ruka jadi ia tahu sifatnya kalau sedang emosi.
"Ngapain sih lo belain dia? Lo takut sama anak dungu kayak dia? " Randi mengumpat kasar kepada Ruka.
Ruka mencoba kembali pergi ia sebenarnya malas terlibat dengan urusan bodoh seperti itu apalagi bila harus berujung dengan baku hantam.
"Eh, dungu mau kemana lo? Dasar anak aneh main pergi aja lo. Dasar anak gak pernah di didik sama orang tuanya lo. " Randi kembali mencaci Ruka kali ini lebih dalam lagi.
Tiba-tiba sebuah bola basket melayang keras menghantam wajah randi hingga tersungkur dan bibir nya mengeluarkan darah segar tubuhnya terangkat karena kerah baju nya di tarik paksa oleh Ruka.
"Lo, boleh hina gue sepuas lo. Tapi jangan pernah lo hina orang tua gue. " Ujar Ruka. Dan langsung meninju wajah randi berkali-kali hingga jatuh kembali. Tanpa ada yang berani melerai nya karena mereka tidak mau berurusan dengan Ruka.
"Ruka, stop... " Pak marno memegang tubuh Ruka.
"Sudah Ruka cukup. " Seru Zahra.
"Anak-anak tolong bawa randi ke UKS dan kamu Ruka ikut saya ke ruang BK. " Ujar Zahra.
Mereka pun segera bergegas memapah randi yang sudah babak belur. Dan Ruka ikut ke ruang BK bersama pak marno dan Zahra.
"Ruka coba kamu ceritakan apa sebenarnya yang terjadi? " Pak marno mencoba menanyakan perihal kejadian tadi pak marno tahu betul siapa Ruka karena memang bukan sekali ini Ruka terlibat perkelahian.
Ruka menceritakan awal mula kejadian tadi. Bagaimana randi menghina dirinya dan orang tuanya.
"Tapi kamu gak bisa kayak gitu. Dia kan kapten tim basket yang sebentar lagi akan bertanding di kejuaraan basket antar sekolah kalau dia cedera bagaimana. " Pak marno menasehati Ruka.
"Tapi dia udah menghina orang tua saya pak. Saya gak akan terima hal itu. " Jawab Ruka setengah emosi.
"Saya rasa yang di katakan Ruka tidak salah pak, tapi saya juga tidak membenarkan tindakan nya juga yang telah berkelahi. " Zahra coba membela Ruka agar pak marno bisa mengambil keputusan yang bijak untuk hukuman yang nantinya di Terima oleh Ruka.
"Baiklah Ruka tapi saya tetap harus memberikan hukuman. Karena itu tugas saya dan juga randi nanti pasti akan mendapat hukuman tapi jika kamu berbohong maka hukuman kamu akan saya tambah. Mengerti kamu. " Ujar pak marno.
"Saya yang jamin kejujuran Ruka pak karena saya yakin murid saya ini tidak sedang berbohong. " Zahra memberikan jaminan.
"Kamu saya skor 1 hari. Jadi kamu bisa libur dari jum'at sampai minggu jadi saya harap kamu bisa merenungi sikap kamu dan kamu bisa beristirahat dengan cukup. Terima kasih. " Ucap pak marno.
"Terima kasih pak. " Jawab Ruka dan langsung pergi meninggalkan ruang BK.
Di publikasikan
23 April 2021
Jangan lupa vote dan komentarnya
![](https://img.wattpad.com/cover/264537815-288-k343174.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher & Slacker (End)
Teen FictionKisah guru muda yang baru saja memulai petualangan mengajar di sebuah SMA milik keluarganya. Kehidupan nya berubah drastis setelah ia mengenal seseorang murid yang mempunyai sifat berbanding terbalik dengan dirinya murid yang terkenal dengan sikap c...