Keesokan harinya Zahra menemui kedua orang tua nya. Ia ingin menyampaikan keputusannya tentang lamaran yusuf dan keluarga nya. Zahra ingin sekali membatalkan acara lamaran itu tanpa menyakiti perasaan mereka.
"Za, kamu sudah bangun nak? " Sapa sang ibu yang sedang asyik minum teh samping pak hasan.
"Udah mi, ada yang mau za sampaikan. " Jawab nya dengan tenang.
"Kamu mau ngomong apa nak? Bagaimana keputusan kamu? " Tanya pak hasan.
"Hmm... Abi dan Umi sebelum nya za minta maaf kalau mungkin keputusan za menyakiti perasaan Abi dan Umi. Sebenarnya za sama yusuf tidak punya perasaan Apa-apa za anggap yusuf hanya sebatas teman saja. Jadi za harap Abi dan Umi tidak berharap banyak kepada za. " Ungkap nya.
"Jadi maksud nya kamu menolak lamaran nak yusuf dan orang tuanya? " Ujar pak hasan dengan nada yang sedikit tinggi.
"Maafkan za bi... Tapi za gak punya perasaan Apa-apa sama yusuf, sekali lagi za minta maaf. " Zahra bersimpuh memeluk lutut sang ayah memohon ampun atas tindakan nya.
"Abi kecewa sama kamu za... " Seru pak hasan dan tak lama kemudian ia memegangi dada nya yang terasa sesak dan tiba-tiba ia terjatuh di sofa tak sadarkan diri. Zahra dan sang ibu yang melihat itu langsung memeluk sang ayah dan menangis lalu Zahra terlihat panik dan segera berlari keluar memanggil pembantu dan sopir pribadi sang ayah untuk meminta pertolongan.
Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam terlihat Zahra dan sang ibu sedang di kamar vvip sebuah rumah sakit terlihat pak hasan yang terbaring lemah tak berdaya dengan selang infus dan juga selang oksigen yang menempel di hidungnya. Pak Hasan sudah melewati masa kritis nya setelah tadi terkena serangan jantung di rumah nya. Zahra tak Henti-henti nya menangis dan mengutuk dirinya sendiri yang menjadi penyebab penyakit jantung sang ayah kumat lagi.
Keluarga yusuf datang untuk menjenguk keadaan pak hasan namun mereka tak lama dan hanya sedikit berbincang dan segera bergegas pergi meninggalkan Zahra dan sang ibu untuk memberikan waktu untuk mereka beristirahat.
Keesokan paginya Zahra keluar kamar untuk mencari sarapan namun alangkah terkejutnya ia saat membuka pintu kamar. Ia melihat Ruka sudah berdiri di hadapan nya membawa dua porsi bubur ayam untuk Zahra dan sang ibu. Zahra terdiam untuk sesaat lalu tiba-tiba ia di kejutkan saat ada tangan menepuk pundak nya.
"Siapa za? Teman kamu? " Sang ibu mengejutkan nya dan bertanya tentang lelaki di hadapan nya itu kepada Zahra.
"Hmm... Ini Ruka mi, dia murid za. " Jawab Zahra gugup.
"Saya Ruka dewangga bu, ini saya bawakan bubur ayam buat sarapan. " Ruka menyodorkan bungkusan berisi dua porsi bubur ayam kepada sang ibu.
"Terima kasih yah, jadi ngerepotin. " Jawab nya.
"Ah, gak kok bu... " Ruka tersenyum.
"Mi, za mau keluar sebentar yah. " Pamit Zahra dan langsung pergi.
"Saya pergi dulu bu, assalamu'alaikum. " Ruka juga pamit dan mencium tangan bu hasan.
Sesampainya di kantin terlihat Zahra dan ruka sedang menikmati secangkir teh hangat. Di temani beberapa kue untuk melengkapi nya.
"Kamu tahu darimana aku ada disini? " Tanya Zahra. Setelah meneguk teh nya.
"Semalam aku ke rumah tapi kata security pak hasan di larikan ke rumah sakit. Jadi aku putus kan kesini paginya. " Ruka menjelaskan.
"Kalau aku boleh tahu Ayah kamu sakit apa? " Ruka bertanya dengan polos nya.
Plak...
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi ruka. Terlihat warna kemerahan menghiasi pipinya.
"Apa yang kamu lakukan za? " Ruka terkejut dengan tindakan Zahra.
"Mulai sekarang kamu gak usah menemui aku lagi. " Cercanya.
"Kamu ngomong apa sih za? " Ruka menahan tangan Zahra yang hendak pergi.
"Lepasin... " Seketika Zahra berubah 360°.
"Ya, tapi jelasin dulu apa salahku za? " Ruka menuntut penjelasan.
"Kamu mau tahu hah? " Zahra melotot kearah ruka membuatnya sedikit takut.
"Aku sudah bertunangan dengan orang lain jadi aku harap kamu gak ganggu aku lagi. Paham kamu. " Zahra melepaskan cengkraman tangan ruka dan segera berlari meninggalkan ruka air mata nya sudah tak terbendung lagi hatinya terasa perih menerima kenyataan bahwa ia telah membohongi perasaan nya sendiri. Ia harus menghadapi dilema besar dalam hidup nya ia harus memilih antara sang ayah atau ruka.
Ruka terdiam menatap kepergian Zahra dia merenungi Ucapan Zahra. Entah mengapa ia merasa bahwa Zahra menyembunyikan sesuatu dari dirinya.
Sesampainya di kamar ia melihat sang ayah sedang berbicara dengan sang ibu.
"Abi, abi sudah sadar... Maafin za ya bi za minta maaf za janji gak bakal mengulangi perbuatan za lagi dan satu lagi za siap menerima lamaran yusuf. " Zahra memeluk tubuh sang ayah.
"Alhamdulillah... Akhirnya mata hati kamu terbuka juga nak. " Pak hasan tersenyum bangga kepada sang anak.
Sang ibu terharu melihat itu dan memeluk mereka bertiga. Sementara dalam hati nya Zahra menangis sedih ia harus siap menjalani masa depan nya dengan lelaki yang tidak ia cintai.
Ruka pulang ke rumah dengan perasaan frustasi. Ia takut pertemuan nya dengan Zahra adalah pertemuan nya yang terakhir dan ia tak bisa melihat Zahra kembali.
Aisyah dan adelia datang menjenguk pak Hasan.
"Terus gimana reaksi ruka saat lo bilang udah tunangan dengan orang lain? " Tanya aisyah saat Adelia ke toilet.
"Gue gak ngeliat nya jujur gue gak tega melihat nya. " Jawab Zahra.
"Za, gue harap ini yang terbaik buat lo dan buat semuanya. Gue yakin lo pasti bakal hidup bahagia walaupun itu bukan kemauan lo untuk menikah dengan lelaki yang tak pernah lo sayangi. " Ujar aisyah menasehati.
"Suatu hari nanti saat lo ketemu ruka tolong lo sampaikan permohonan maaf gue kepada dia. Dan bilang kalau gue gak pernah bisa marah kepada nya. Karena gue benar-benar cinta dan sayang sama dia. " Pesan Zahra untuk aisyah.
"Za, lo yang sabar yah... " Aisyah memeluk tubuh sahabat nya itu.
"Gue ikutan dong... " Tiba-tiba adelia memeluk mereka dari belakang.
"Oh ya za? Gimana kabarnya ruka? Dia lulus gak? " Tanya adelia penasaran.
"Hmm... Baik kok kabarnya dan juga ia lulus kok bahkan masuk lima besar. " Jawab Zahra antusias.
"Syukur deh... Berarti gue boleh dong deketin dia kan dia udah lulus. " Goda adelia.
"Hahaha... Adel, adel... " Goda Zahra dan aisyah. Walaupun dalam hati Zahra sangat sakit saat mendengar nama ruka ia benar-benar sedang di titik terendah dalam hidup nya.
Hanya mereka lah saat ini yang dapat sedikit menghibur keadaannya yang menyedihkan ini.
Mereka berbincang dan bersenda gurau hingga akhirnya aisyah dan adelia meninggalkan Zahra.
Dipublikasikan
23 juli 2021
Jangan lupa vote dan komentarnya
Sampai jumpa jum'at depan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher & Slacker (End)
Novela JuvenilKisah guru muda yang baru saja memulai petualangan mengajar di sebuah SMA milik keluarganya. Kehidupan nya berubah drastis setelah ia mengenal seseorang murid yang mempunyai sifat berbanding terbalik dengan dirinya murid yang terkenal dengan sikap c...