part 8

30 1 0
                                    


Zahra melangkah menyusuri lorong kelas menuju kantor untuk beristirahat. Namun tiba-tiba langkah nya terhenti kala ia melihat Irene murid kelas 12 IPA 2 menghampiri nya dengan tergesa-gesa.

"Bu Zahra boleh minta waktu nya sebentar. " Sapa Irene.

"Kenapa ren? " Tanya Zahra.

"Maaf bu mengganggu cuma mau titip sesuatu buat murid kelas 12 IPS 7. " Jawab Irene Malu-malu.

"Apa ini ren? Buat siapa? " Zahra menerima sebuah amplop berwarna pink yang di dalamnya sepertinya sepucuk surat cinta.

"Itu surat buat Ruka, bu. " Jawab nya lagi dengan tersipu malu semakin membuat manis gadis berkacamata itu.

"Ciee... Cieee... Irene kamu suka ya sama Ruka? " Goda Zahra.

"Ah, ibu jangan Keras-keras Irene jadi malu tahu. Dah yah Irene mau ke kantin dulu. Terima kasih ya bu. " Irene mencium tangan Zahra dan berlalu.

Zahra hanya tersenyum melihat tingkah murid-muridnya di sekolah ini. Ia teringat kejadian beberapa hari yang lalu saat ia jalan bareng dengan Ruka.

Zahra menyempatkan diri ke kantin sekolah untuk memesan minuman dan camilan. Ia menoleh ke kanan ke kiri mencari tempat kosong sambil membawa makanan dan minuman nya.

"Bu Zahra sini... " Teriak Pritta menawarkan tempat duduk di samping nya yang masih kosong.

Zahra berjalan menghampiri Pritta dan duduk tepat di samping nya.

"Terima kasih ya. Kamu sendirian aja ta? " Tanya Zahra.

"Tadi Anak-anak yang lainnya udah masuk duluan bu. " Jawab nya.

"Oh ya gimana bu? " Bisik Pritta.

"Gimana apanya? " Tanya Zahra penasaran.

"Ruka gimana? " Jawab nya lagi setengah berbisik.

"Oh Ruka? Kayaknya cewek nya lagi gak di sini deh. Tapi gak tau juga. Kenapa kamu gak langsung aja ungkapin perasaan kamu? Jadi kamu kan gak penasaran lagi. " Nasehat Zahra.

"Ya, aku sih pengen nya gitu bu cuma kayaknya aku masih ragu deh bakal di terima sama dia. " Ujar Pritta.

"Siapa sih yang gak mau sama kamu udah cantik, pintar murid terbaik dan berprestasi lagi di sekolahan. " Zahra memberi semangat kepada Pritta.

"Tuh, orangnya lewat bu. " Pritta menaruh telunjuk di bibir nya.

Ruka lewat depan meja mereka mata Pritta memandang ke arah Ruka sebaliknya mata Ruka bertatapan dengan Zahra. Ada seulas senyum terlihat di bibir Zahra dan Ruka hanya diam seperti biasanya namun sorot matanya tidak lepas dari mata Zahra.

"Pritta pulang sekolah jalan yuk. Dah lama nih kita gak jalan. " Suara randi mengejutkan mereka.

"Sorry gue gak bisa, gue ada janji sama nyokap mau nemenin dia ke rumah adiknya. " Tolak Pritta.

"Ya udah gue anterin sekalian deh pakai mobil baru gue? Mau gak? " Tawar randi.

"Sorry gue gak bisa. " Pritta pada pendirian nya.

"Ok deh. " Randi langsung pergi dari situ.

"Kenapa gak mau ta? Kayaknya randi suka sama kamu? " Tanya Zahra.

"Gak ah males, lagian kita itu sudah gak ada hubungan. " Jawab nya.

"Maksudnya randi itu mantan kamu? " Zahra mengernyitkan dahinya.

"Hmm... " Pritta menganggukan kepala.

Pulang mengajar Zahra bergegas menuju ke cafe langganan nya untuk menemui sahabat nya yang sudah menunggu nya dari tadi.

Teacher & Slacker (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang