42. TERJEBAK HUJAN

330K 33K 14.3K
                                    

HI KANAR UPDATE LAGI NIH

Tumbenan baru 3 hari udah update, heheh semoga konsisten yaw..

Bulan desember ya? kira kira sampai diakhir tahun ini kalian udah ngelakuin apa aja.

•Membantu hewan misal, membantu tumbuhan, sampai membatu orang asing.

•Hal hal kecil yang sampai teringat sampai sekarang apa?

Oke, dah lah 14k  vote+ 10 k komen

Oke, dah lah 14k  vote+ 10 k komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heaven

"Keluar dari sini, gue gendong," Heaven mengalungkan tangan Mutia kelehernya lalu segera mengangkatnya dari lantai.

"Pegangan," titahnya.

"Untung sayang," batin cowok itu saat Mutia tak menuruti permintaannya. Bukan Mutia kalau tidak gengsi, bahkan demi dirinya sendiri.

Setelah keluar dari kamar, Heaven mendudukkan Mutia dikursi rotan yang berada diteras rumah itu, sedikit kecewa melihat hujan yang lumayan deras, "Duduk disini dulu, gak papa?" tanyanya saraya menyeka air mata gadis itu.

Mutia masih cosplay  menjadi limbad, perempuan itu sama sekali tak berbicara walaupun sepatah kata.

Tubuhnya gemetar ditambah lidah kelu ulah orang asing yang hampir memperkosanya. Andai suaminya tidak segera datang, entah apa jadinya dia sekarang.

Heaven berjongkok tepat dihadapannya, kemudian tangannya meraih tangan kecil dan digenggam dengan lembut, "Lihat gue coba?" perintahnya pelan.

Perempuan itu malah menunduk dalam. Matanya terpejam sakit takutnya.

"Mutia!?"

"Ini gue, Heaven." ujarnya meyakinkan.

"See!"

"Gue Heaven, sayang,"

Setelah beberapa saat diam barulah perlahan Mutia mengangkat kepala, bibir gemetarnya itu pun mulai bersuara. "Kak."

"Hmm," respon cowok itu.

"Kenapa kamu kesini, bukanya kamu gak pe-"

"Peduli? kalo gue gak peduli yang gue lakuin sekarang tidur dirumah. Gak nyariin lo sampe hampir gila kaya gini."

"Hiks hiks," tangisnya pecah lagi. "Aku gak Se-"

Heaven semakin menggengam erat jari jemari kecil itu. "Gue yang salah, dan maafin gue atas semuanya,"  potongnya tersenyum dengan tatapan teduh.

"Tapi Mutia gak selingkuh Kak," kepalanya menggeleng pelan lalu kembali menangis sesegukan. Terlihat sangat menyedihkan.

"Iya gue tahu, udahan gak usah nangis." Heaven kemudian membawa kedalam pelukannya dengan penuh sayang.

"Ntar kalo reda kita balik," ujar Heaven seraya mengamati hujan deras yang mengguyur malam itu. 

Heaven menyesal kenapa tidak menggunakan mobil saat mencari Mutia, ujung ujungnya begini kan, dia terjebak didalam rumah lama Mutia.

HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang