30. CHAPTER 29

443K 38K 12.6K
                                    

•HI DEAR, KANAR UP LAGI.

•Pernah terjebak frienzone?

•Yang ulang tahun, pernah dikasih apa?

•Spil judul cerita WP yang sampai sekarang gamon.

•Kasih alasan kenapa kalian down.

•Kasih semangat buat mereka yang down.

•Kadang, yang selama ini kita keluhkan tuh dipenginin orang lain loh. Makanya banyak banyak bersukur ya...

•Yok. 9k vote+ 6,5k komen lanjot.

•Besok beneran part bikin proyek bayi kembar.

•Sekalian ultah ke 18

...

29. HEAVEN DAN KETULUSAN

Mata lo ngelihat gue, terus senyum sekilas doang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata lo ngelihat gue, terus senyum sekilas doang. Gue udah ngerasa Tuhan adil banget sama gue.

Heaven.

Heaven mematikan rokok yang sebenarnya masih nikmat untuk dihisap. Masih ada yang perlu dihidap selain rokok. Makanya menyudahi.

"Gabut, makanya bayarin Villa, buat nyenengin lo," ungkapnya, biasalah Heaven kan sukanya ngalus. Ada saja jalan tikus untuk merayu cewek itu.

Mutia terkekeh. Tidak papa, ini bagian dari usaha cowok itu. Patut diapresiasi.

"Gantian bikin gue seneng, Yak'. Misal nenenin," cowok itu mendusel, mencium aroma wangi yang semerbak dari leher gadis itu.

Harus banget diberi imbalan ya, tulus dan modusnya sungguh beda tipis.

"Enggak Kak Heaven. Kamu kalo dikasih gak mau udahan sih," Mutia menggeser tubuhnya dan membiarkan Heaven dengan raut kecewanya.

Kalau saja Mutia tidak mengingatkan, mungkin bibir Mutia sudah bengkak. Heaven kalau sudah berciuman lupa caranya berhenti. Terus menerus berjam jam lamanya. Muter muter tidak jelas, colab antar bibir keduanya, sungguh pro.

Diem cupu, bergerak suhu.

Siapa lagi kalau bukan Mutia.  Diam diam gadis itu lumayan menyerap ilmu yang Heaven ajarkan. Taerlihat dari caranya, gadis itu tidak kaku lagi saat beradu mulut.

"Makin pinter lo," komentarnya setelah tak lagi dibolehkan mencium.

Mutia belaga cuek, " Udah kan. Pulang yuk, udah malem gini Kak, sesuai kesepakatan tadi, abis ciuman kita pulang,"

Heaven mengelus pucuk kepala gadis itu lembut, lalu merogoh saku celananya.

"Pake nih," titah cowok itu menyodorkan sebuah kotak kecil yang berwarnakan pastel.

HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang