20. CHAPTER 19

454K 39.9K 4.9K
                                    

Hallo Dear, malem malem update hehhe..

Gimana? udah pada ngambek hari ini..

Yok bisa yok, kita baca Heaven.. Part ini rada anu. Ya dah lah baaca aja.

Jangan gampang traveling sama kalimat ambugi⚠️

Tidak ada unsyur yang kesono kok🤭

Aku harap kalian stay sama Heaven sampai akhir❤️

Yok, bisa 3,5vote+2 komen.


19. HEAVEN PENDOSA

Terheaven- heaven sendiri, nggak ada yang nemenin😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terheaven- heaven sendiri, nggak ada yang nemenin😭

Btw Ya' itu panggilan Mutia ya... Jangan salah arti..

___

Lo butuh bukti kalo gue tulus kan?-
-Heaven

_____

"Nikah!"

Mutia berusaha menetralkan napasnya yang memburu. Ucapan Heaven barusan membuatnya ketar ketir, bagaimana tidak? dia melakukan kesalahan malah minta nikah. Gawat bukan.

"Itu foto nggak bener, Ya' " ujar Heaven, dia menatap sorot mata gadis itu yang terluka. "Maaf bikin lo cemburu,"

"Siapa yang cemburu sih," sinisnya, Mutia tetap dengan tampang sok nggak peduli. Meskipun hatinya mencelos, dia tidak mau terlihat rapuh hanya karena Heaven bersama perempuan lain.

Heaven menatap dalam gadis yang tengah berdiri didepannya, telihat jelas jika Mutia tidak sedang baik baik saja, matanya sudah berkaca kaca dia bilang tidak cemburu.

"Saksinya banyak, kalo lo nggak percaya, lo bisa tanya Fetty," terangnya, mau bagaimana pun gadisnya harus tahu dia tidak berhianat. Semua itu ulah cewek jalang yang sudah habis masa aktif rasa malunya.

Argh Heaven merasa bersalah!

"Emang Mutia peduli, udah lah Kak nggak usah ditutupin kalo emang kelakuannya nggak bener,  males aku dengernya," ucapnya semakin melirih, jujur dia takut kalau Heaven sampai marah.

Heaven diam, berdebat dengan perempuan tidak akan ada habisnya. Si cewek yang kodratnya mudah baper dan gampang nangis tidak bisa dikasari.

Dengan napas yang memburu Mutia kembali melanjutkan ucapannya. " "Mutia mau kita udahan tunangan nggak jelas kaya gini,  Mutia mau kamu batalin."

HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang