7. CHAPTER 6

612K 54.6K 5K
                                    

Hallo dear, jangan banding bandingin Mas Heaven Higher sama mas Heaven gevariel.

Nggak bakal sama.

Baca dua duanya atau pilih salah satu its okay.

Follow ig @nnaravc09

Tambah 1k vote+ 1k komen agaknya

"Kenapa diem?" Heaven berusaha membenarkan duduk bersilanya dikasur empuk itu setelah melepas bajunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa diem?" Heaven berusaha membenarkan duduk bersilanya dikasur empuk itu setelah melepas bajunya.

"Cepetan obatin luka gue."

Mutia memejamkan matanya erat sebentar lalu dibukanya lagi. Melihat darah di pelipis Heaven saja sudah membuat tubuhnya menggigil apa lagi sampai mengobatinya.

"Obatin sendiri lah, Mutia sibuk!" kilah gadis itu beranjak dari duduknya. Sedikit membanting kotak P3K keranjang.

Satu tangan Heaven segera mencekal Mutia. "Lawan."

"Maksudnya?"

"Trauma lo," jawab cowok itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Sok tahu," ketus Mutia lalu mengerucutkan bibir. Dari mana Heaven tahu kalau Mutia takut darah padahal dia tidak menceritakan kesiapapun.

Heaven melepas tangannya,"Apa yang gue nggak tahu dari lo, dari ujung kaki sampai ukuran bra juga gue tahu,"

Mendengar ucapan Heaven sontak membuat tangan cewek itu menyilangkan dada. "Diam! Sana obatin sendiri lah!"

Heaven terkekeh, "Nolak?"

"Iy-"

Cup

Heaven tersenyum, "One rejection, two kisses,"

"Nggak mau!" bibir gadis itu langsung digosok kuat kuat guna menghilangkan bekas ciuman dari cowok brengsek itu. Sedangkan Heaven menahan gemas melihat tingkah Mutia yang tidak rela dicium.

Sialan memang, hampir tiap hari harus banget nempelin bibir ke bibir Mutia.

"Gue yang bikin peraturan. Lo cukup patuhi aturannya doang,"

"Nggak bisa gitu lah, nggak semua cewek bisa kamu paksa?!" geram Mutia ingin mencakar wajah cowok itu.

"Nggak mau? gue tambah biar lo mau."

HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang