21

876 163 45
                                    

start : 21/12/2020
finished : ?
---------------------------------------------------------


"Johyun, ada yang ingin ku bicarakan.."


"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jihoon memegang erat tangan Johyun, sebelum membuka mulutnya, mata Jihoon membesar ketika lagi-lagi darah menetes dari hidung Johyun.

"Kenapa kau tidak mau bilang pada Junkyu kalau kau sering mimisan?" Jihoon mengganti pertanyaan, bukan waktunya menanyakan tentang perasaan.

Johyun menepis tangan laki-laki itu, "aku sudah cek ke rumah sakit sebelum ke sini, tidak ada apa-apa."

Jihoon mengerutkan dahinya, khawatir.

"Kau mau lihat surat dokter?" Gadis itu mengeluarkan surat dokter dari tasnya.

Setelah melihat isi diagnosis dan obat yang diberikan oleh dokter dalam surat tersebut, Jihoon sedikit lega.

"Ada kemungkinan kau akan mimisan lagi, kan?"

"Aku harus rutin minum obat, kau jangan beritahu Junkyu. Kau juga.. jangan sekhawatir itu," ucap Johyun menundukkan kepalanya.

"Kau ada tisu lagi?"

Jihoon menunduk, membersihkan sisa-sisa  darah pada ubin menggunakan tisu basah yang sering ia bawa.

"Mau ke toilet? Aku tunggu di depan." Johyun mengangguk dan melepas mantel hitamnya lalu berjalan duluan ke toilet. Jihoon bersandar ke tembok sambil termenung memikirkan pikiran gegabah nya tadi.

"Laki-laki dan perempuan bisa murni sahabatan," gumamnya.

"Lagian hubungan mereka sudah cukup lama, sudah pasti cinta mereka sangat kuat," sambungnya dengan senyuman miris.

"Dan aku hanya akan jadi orang menyedihkan kalau mengungkapkannya tadi.. Jangan bodoh, Park Jihoon."

.

.

"Kau bicara dengan siapa?"

"Sudah selesai?"

Johyun tersenyum tipis mengambil mantelnya dari pelukan Jihoon.

"Jihoon, kau lihat berita tadi pagi?"

"Berita apa?"

"Beberapa peninggalan budaya ditemukan di daratan sungai Han. Pelakunya kepala museum Im, dosen semester satu yang mengajari kami waktu itu semenjak pensiun beliau beralih profesi."

"Untuk apa dia mengubur peninggalan budaya di tempat lain kalau dia saja kepala museum?"

Johyun tertawa sinis, "yang dia kubur itu harganya kalau dijual bisa mencapai ratusan trilliun."

HOLD | Kim Junkyu [TREASURE] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang