"Kenapa ada Junghwan di sini?""Dia siapa?" tanya Johyun heran melihat dua anak laki-laki berseragam yang tingginya menjulang sama seperti pacarnya.
Salah satu siswa dengan mata seperti serigala menutup mulutnya menahan tawa.
"Selamat siang noona, saya Park Jeongwoo di sebelah kanan saya namanya Watanabe Haruto."
"Kita bukan mau presentasi," protes Haruto.
Johyun tersenyum mempersilahkan mereka berdua duduk ikut makan bersama.
"Hmm.. Kau masih sama Kal Sowon?" bisik Haruto pada Junghwan.
"Kal Sowon?"
Haruto mengangguk cepat menunggu jawaban. Junghwan memasukkan sepotong daging ke mulutnya, mengunyah sambil berpikir.
"Aku memang berteman dengan dia," jawab Junghwan seadanya.
"Kau pacaran, kan?"
"Pacar apanya?!" kaget Junghwan sampai Junkyu dan Johyun yang berada di dapur menoleh.
"Jadi, kau tidak pacaran?" kali ini Jeongwoo yang bertanya.
"Hyung, kenapa kau bisa menganggap ku pacaran dengannya?"
Haruto memperlihatkan foto satu-satunya Junghwan dan Kal Sowon perempuan yang dimaksud yang masih dia simpan.
"Oh, itu bukan Sowon. Di foto itu juga bukan pacarku, kami sedang take video di pantai."
"Bukan Sowon?"
Junghwan mengangguk lalu meninggalkan kedua siswa itu di meja makan. Junkyu datang membawa rebusan ubi madu sedangkan Johyun membawa tambahan alat makan untuk tamu yang baru datang ini.
"Jadi ini anak sekolahan yang kau ceritakan?"
"Iya, anak sekolahan yang selalu menyita waktu istirahatku," ucap Junkyu dengan senyuman manis.
Haruto dan Jeongwoo malah senyum malu-malu. Tak lama Junghwan bergabung kembali setelah dari toilet.
"Aku tidak punya pacar," klarifikasinya sekali lagi.
"Memang bagusnya kita tidak usah pacaran dulu," ucap Jeongwoo menengahi.
Junkyu mengetuk meja makan dengan jarinya, "lulus sekolah dulu baru pacaran."
Mereka bertiga mengangguk menuruti nasihat Junkyu. Haruto malu-malu melirik Johyun, "noona, ada keinginan punya pacar yang lebih muda tidak?"
"Haruto.." panggil Junkyu.
"Ya, hyung?"
"Nanti kau bisa mati tersedak, makan jangan sambil bicara."
.
.
.
Mereka duduk berhadapan, melempar senyum satu sama lain. Junkyu membuka buku kecilnya dan menulis sesuatu.
"Kau siap?" tanya Junkyu.
"Seharusnya aku yang bertanya, kau siap dengan pertanyaanmu?" tanya Johyun balik.
"Ya, aku siap. Kau jadi klien ku sekarang, ada beberapa pertanyaan, jawab dengan jujur dan relaks. Jika ada pertanyaan yang kau rasa sulit untuk menjawabnya maka tidak perlu dijawab," peringatan oleh Junkyu sebelum memulai terapi perilaku kognitif untuk mengenali dan mengubah pola pikir pasien yang negatif menjadi positif.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD | Kim Junkyu [TREASURE] ✔️
القصة القصيرةMereka memulai hubungan tanpa rasa sayang melainkan dengan rasa suka yang tidak dapat didefinisikan baca HUG dulu ya biar paham ©joaapark