02

1K 188 4
                                    

start : 21/12/2020
finished : ?

---------------------------------------------------------

Kimjun
Aku mengisi acara seminar di univ Hanyang
Selesai jam 4 sore, mau nunggu?

You
Biar aku saja ke sana

Kimjun
Di sini ramai sekali

You
Memangnya kenapa?

Kimjun
Aku takut kau tidak nyaman, lagian ini masih jam 2. Memangnya kau betah dua jam di sini?

You
Yasudah aku main dengan Jihoon saja
[read]

"Dia cemburu padaku?" tanya seseorang yang namanya dipinjam.

"Entah, setiap aku memakai namamu responnya selalu lama."

Jihoon menggeleng tidak setuju, "mungkin seminarnya sudah dimulai."

Aku tidak enak selalu memanggil Jihoon untuk menemaniku saat bosan seperti ini. Seharusnya Junkyu yang duduk di sini bukannya Jihoon.

"Aku sudah dapat pekerjaan," ucapnya.

"Jadi kau berhenti kerja di minimarket?"

"Mungkin iya, kapan aku ada waktu luang pasti aku ke minimarket."

"Sepertinya aku harus giat mengirim lamaran ke lowongan kerja manapun," keluhku.

Jihoon menggigit bibirnya, aku tahu dia sedang mencarikan solusi.

"Pusat penelitian arkeologi nasional," sebuah lembaga terucap dari bibirnya.

"Kalau kau tidak mau jadi jurnalis, kerja saja di sana."

Aku memang belum mengirim lamaran ke sana. Aku termasuk lulusan tercepat tapi kenapa sulit sekali meyakinkan diri untuk optimis diterima kerja di sana.

"Malam ini akan aku kumpulkan syarat lamarannya."

"Baguslah, nanti kau jadi nyusul ke univ Hanyang?"

"Dia tidak kasih tahu di mana ruangan seminarnya. Aku jadi malas."

"Kalian yang pacaran kenapa aku yang khawatir," gumam Jihoon sambil mengusap hidungnya yang berair.

Aku mengangkat bahu tidak peduli. Junkyu juga memastikan bahwa tidak akan terjadi hal buruk dalam hubungan ini.

"Aku langsung ke Hanyang saja. Kau mau ikut atau tidak?"

"Kau saja, sebenarnya hari ini aku ada tamu di rumah."

"Kenapa kau tidak bilang? Pulang sana!"

Jihoon terkekeh geli, ia merogoh saku celananya mengeluarkan kunci motor.

"Ayo aku antar," ajak Jihoon sambil melempar jaketnya untuk menutupi pahaku yang sedikit terbuka.

Aku memakai dress supaya terlihat cantik di depan Junkyu, tapi malah Jihoon duluan yang melihatnya.

Setibanya di univ Hanyang, Jihoon langsung pergi setelah menurunkanku di depan ruang 2.1 namanya di fakultas Psikologi. Ini hanya tebakanku saja Junkyu seminar di ruangan itu karena banner besar menggantung menampilkan beberapa wajah yang tidak asing, salah satunya adalah 'bos' Junkyu.

Samar-samar aku dapat mendengar suara Junkyu berbicara menggunakan mic, suaranya menggema dan terdengar tegas dalam setiap pengucapannya. Aku pikir ini seminar tertutup karena dijaga oleh satu panitia, tetapi aku ingat pernah dikasih brosur seminar oleh Junkyu, sayangnya aku tidak bawa brosur tersebut. Panitia itu terus melihat ke arahku dari celah pintu kaca. Aku tidak peduli, aku berharap Junkyu cepat keluar dari sana.

Aku sedikit mengantuk setelah semilir angin berhembus. Semilir angin itu berubah menjadi angin yang cukup kencang, entah bakal turun hujan atau tidak. Beberapa kali pintu kaca yang tidak mudah tertutup itu nyaris tertutup sepenuhnya. Dari situlah aku bisa melihat Junkyu juga melihat ke arahku dengan pandangan herannya.

Menunggu selama dua jam itu cukup melelahkan, ini bukan kampusku yang dulu. Aku tidak bisa sebebas itu keluar masuk ruangan atau ke kelas kosong untuk tidur sebentar. Masa aku harus ke rumah sakit Hanyang untuk sekedar tidur-tiduran?

Mau makan pun tadi sudah ditemani Jihoon. Ponselku juga lowbat dan aku tidak menemukan stop kontak karena merasa asing dengan tempat ini.

"Apa yang harus aku lakukan?"

Diam. Hanya itu yang bisa aku lakukan. Bicara dalam hati sambil memikirkan masa depan bisa mengikis waktu dua jam tersebut dengan cepat.

Kim Junkyu keluarlah..

Dua jam aku lalui dengan pikiran yang berkecamuk. Satu persatu peserta seminar keluar, bahkan bos Junkyu juga keluar lebih cepat dari dugaan ku. Aku pikir akan ada evaluasi, tapi mereka kan narasumber, biasanya hanya panitia penyelenggara saja yang rapat evaluasi. Ya, itu segelintir informasi mengenai kehidupan anak organisasi, tentu saja aku tahu dari teman sekelas ku dulu.

Akhirnya, Junkyu keluar. Bersama seorang perempuan.

Siapa, sih?

Aku melihat Junkyu melirikku sebentar lalu melanjutkan pembicaraannya dengan perempuan itu. Kalau dilihat dari penampilannya, perempuan itu bagian dari panitia penyelenggara karena nametag di lehernya.

Pembicaraan mereka lama sekali, juga dibarengi tawa. Otak ku mulai berimajinasi yang aneh, menghampiri keduanya lalu menghajar perempuan itu. Hatiku berteriak, 'hei jangan sita waktu pacarku dengan bahasan tidak bermutu mu.'

Johyun, kau tidak boleh cemburu dengan kedekatan mereka..

Tapi rasanya aku berhak cemburu.

Wajahku otomatis masam, kakiku pegal berdiri dengan heels 5cm yang tidak biasa aku pakai. Demi Junkyu aku memakainya, tapi dia membuatku lama menunggu.

"Johyun, kau naik apa ke sini?" tanyanya sedikit khawatir sambil memegang lenganku.

"Aku sudah bilang padamu, tadi aku main sama Jihoon, aku ke sini juga diantar Jihoon," ocehku.

"Sekarang dia di mana?"

"Kenapa kau nanya Jihoon di mana? Yang mau bertemu denganmu itu aku."

"Emm, sebenarnya aku punya agenda sebentar dengan panitia. Maksudku kalau kau lelah, aku minta Jihoon untuk mengantarmu pulang."

Wah, aku tidak menyangka agenda dadakan ini. Aku tersenyum sinis, "harusnya kau bilang diawal untuk menunda pertemuan kita hari ini."

"Oke, aku antar kau pulang dulu."

"Junkyu.." aku menghela napas kasar. Aku lelah, tapi aku tidak bisa bilang padanya.

"Johyun, maaf ini bagian dari pekerjaanku dan aku tidak mungkin membiarkanmu menunggu lagi."

"Oke, aku mengerti."

Aku mundur perlahan, melepaskan rangkulannya pada lenganku.

"Aku akan pulang naik taksi dan secepatnya mendapatkan pekerjaan. Karena melihatmu sekarang, pekerjaan adalah hal paling penting, aku juga ingin menolakmu demi pekerjaan yang sepertinya sangat menyenangkan."

Aku menggerakkan daguku supaya Junkyu bisa melanjutkan agendanya yang terhenti karena ku.

"Johyun, maaf setelah semua ini kelar aku langsung ke rumahmu."

"Kau bisa berkunjung lain kali, aku mau fokus cari pekerjaan."

Aku tidak sempat melihat respon Junkyu karena aku langsung pergi begitu saja. Tidak ada kata-kata yang menahanku dari bibirnya. Sepertinya dia juga langsung berbalik menghampiri perempuan itu untuk agenda selanjutnya.



©joaapark

HOLD | Kim Junkyu [TREASURE] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang