start : 21/12/2020
finished : ?---------------------------------------------------------
Junkyu tidak main-main dengan janjinya. Meskipun aku menolak dia berkunjung ke rumahku tetap saja dia bersikeras membujukku dengan wajah melasnya. Dia melepas jas abu-abunya dan melambai ke jendela kamarku. Tangannya terangkat menunjukkan sekotak kue (?)
Siapa yang ulang tahun?
Aku menyibak lagi tirai jendela, menyuruh Junkyu kembali ke pintu depan karena aku akan membiarkannya masuk kali ini.
Hal pertama yang ia lakukan setelah aku membukakan pintu untuknya adalah menyodorkan pipinya ke depan wajahku.
"Apa?"
"Cium, aku tahu kau marah."
Aku berdecak malas, tanganku menampar pipinya pelan dan menyuruhnya segera masuk karena angin semakin kencang di daerah sini.
"Itu apa?" tanyaku.
Dia tersenyum, "kue peringatan hari jadi ke 100."
Memangnya ada peringatan seperti itu? Setahuku yang dihitung hanya tahunan saja. Junkyu pasti belajar dari internet.
"Kau ingat?"
"Tentu saja, kita resmi jadian setelah sidang komprehensif kurang lebih 4 bulan yang lalu mungkin."
Inilah yang membuatku tidak bisa marah lama-lama dengannya. Kami kurang berpengalaman dalam hal pacaran, tapi Junkyu menjadikan ketidaktahuannya ini dengan bersikap manis, contohnya saja peringatan 100 hari jadian dan cium pipi. Yang terakhir sama sekali tidak terduga sih.
"Awalnya aku tidak tahu tapi notifikasi kalenderku langsung mengingatkan, hehe.."
"Terus, bagaimana?"
"Apanya?"
"Tiup lilin juga?"
"Harus ada lilin? Kan bukan ulang tahun."
"Ya, aku juga tidak tahu."
Sepersekian detik kami terdiam. Hingga Junkyu pergi ke dapur mengambil dua piring kecil dan dua sendok. Dia menyerahkan pisau plastik dari toko kue tersebut padaku.
"Jadi tidak pakai lilin?" tanyaku sambil menaruh pisau di atas kue namun Junkyu langsung menariknya.
"Kenapa?"
"Kalau tidak ada lilin, kita make a wish saja."
Junkyu menangkup kedua tangan dengan tangan kananku dalam tangannya. Aku tidak tahu apa wish kali ini, semoga Junkyu mendoakan hal-hal baik.
"Apa doamu?" tanyanya langsung.
"Semoga kau mendoakan hal-hal baik," jawabku cepat.
Junkyu tersenyum pahit, "berarti cuma aku yang berdoa?"
"Iya, kau yang berdoa aku yang berharap."
"Ishh, oh iya kau tahu boyfriend material? Kenapa semua wanita mendambakan itu?"
"Mana ku tahu."
Junkyu menempelkan krim kue di hidungku. Untung aku belum cuci muka sepulang dari sana, dengan santai aku mengambil tisu mengusap krim tersebut. Aku menikmati kue yang tidak terlalu manis itu, rasa yang bisa membuatku ketagihan meskipun sudah makan.
"By the way, perempuan tadi siapa?"
"Song Nami?"
"Aku tidak tahu namanya. Yang bicara denganmu tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD | Kim Junkyu [TREASURE] ✔️
Short StoryMereka memulai hubungan tanpa rasa sayang melainkan dengan rasa suka yang tidak dapat didefinisikan baca HUG dulu ya biar paham ©joaapark