Johyun terbangun menatap sekelilingnya, ada tumpukan buku di samping kanan kirinya. Terdengar bunyi kertas yang dibolak-balik oleh pembacanya. Harum buku lama pun sangat asing di indera penciumannya.
Dengan malas, dirinya mengangkat buku-buku dan mengembalikan ke rak semula. Perpustakaan kampusnya sangat besar, terkadang dia lupa duduk di mana kalau tidak dibantu oleh nomor meja yang harus dia ingat.
Ketika Johyun membuka pintu perpus, wajah Jihoon terlihat pertama kali oleh matanya.
"Habis ini mau ke mana?" tanya laki-laki itu penasaran.
"Mencari referensi," jawab Johyun singkat.
Tanpa banyak basa-basi, Jihoon mengekori langkah Johyun hingga sampailah mereka di tengah taman kota.
"Jo-johyun.. Aku ke toilet dulu ya."
Gadis itu tidak menghiraukan Jihoon, matanya tertuju langsung ke pusat perhatian para pejalan kaki. Laki-laki dengan seragam sekolah, beberapa perempuan mengantre untuk memeluknya. Johyun ingin melihat lebih dekat, kakinya terus maju seolah menerobos namun Jihoon datang menyadarkannya.
"Kau penasaran siapa dia?"
Johyun memalingkan wajahnya tidak acuh.
"Tidak perlu, dia hanya mencari perhatian."
Johyun berbalik arah keluar dari taman diiringi oleh Jihoon yang terus bertanya seputar anak itu.
"Kurasa dia satu sekolah denganku," ujar Jihoon sambil menyeimbangkan langkahnya.
"Tapi kau tidak kenal?"
"Entah, aku tidak pernah lihat dia. Kau tahu kan sekolahku khusus pria? Bayangkan saja betapa tersiksanya mataku tanpa perempuan di sana."
Ia tidak membalas apapun, hanya mendengarkan Jihoon mengumpat masalah perebutan peran drama yang akan dia tampilkan.
"Kata dosenku, ada penambahan peran, dari luar jurusan juga tidak masalah. Kau mau?"
"Park Johyun, kau dengar tidak?"
Bersamaan dengan pekikan Jihoon yang menyadarkan Johyun sekali lagi dengan lamunannya, bahu gadis itu tidak sengaja bertubrukan dengan lengan seseorang. Johyun hanya sempat melihat punggungnya saja dan merasa pernah melihatnya tapi, di mana?
"Hah, apa?" balas Johyun.
"Drama yang akan ku perankan butuh pemeran tambahan, kau mau?"
.
.
"Begitu ya ceritanya?"
Johyun mengangguk, "aku baru ingat yang menabrakku itu kau."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD | Kim Junkyu [TREASURE] ✔️
Short StoryMereka memulai hubungan tanpa rasa sayang melainkan dengan rasa suka yang tidak dapat didefinisikan baca HUG dulu ya biar paham ©joaapark