ShalawatExtra

1.8K 272 29
                                    

Shalli Ala Muhammad
Shalli Alaihi Wasallim
Shalli Ala Muhammad
Shalli Alaihi Wasallim
Ya Nabi, salam Alaika
Ya Rasul, salam Alaika
Ya Nabi, salam Alaika
Shalawatullah Alaika

Senandung shalawat terdengar lirih seiring dengan percikan air yang ditumpahkan diatas tanaman pukul sembilan dihalaman rumah yang nampak asri. Dinamakan pukul sembilan, karna setiap jam sembilan pagi, bunganya bermekaran.

Sebuah mobil merah berhenti didepan pagar. Mengangkat wajah saat terdengar pintu mobil terbuka, terlihat anak-anak melompat dari sana. Belum sempat dibukakan pintu pagar, mereka sudah terlebih dahulu berlarian dan membukanya saling berebutan.

"Mamaaaa!!"

"Haiiiiii, sayanggg!"

"Ini mamakuuuu!"

"Punyakuuu!"

Iliyah mengangkat tangannya yang masih memegang gembor berwarna hijau agar tak mengenai kepala anak-anak itu yang menarik pakaian dibagian pinggangnya.

"Bani, Bina, mama Ily-nya jangan ditarik-tarik!"

"Bina ini lho, ngaku-ngaku, padahal mama Ily punya, Bani!"

Bani si-anak laki-laki berusia  7tahun itu memeluk pinggang Iliyah.

"Lepasin mama Ily, Binaaa!" Pekik anak perempuan yang lebih tua hanya kurang lebih tidak sampai 2 tahun daripada anak lelaki yang ia coba lepaskan pelukannya itu.

"Dua-duanya lepasin, mama Ily!" Perintah perempuan yang tadinya ikut turun dari mobil yang membawa anak-anak itu.

"Yahh, mamiii!" Desah kedua anak itu kecewa.

"Lepasin gak? Kalau gak, belajar mengajinya sama mami aja, gak usah lagi sama mama Ily!"

"Yahhh, jangan mamiiii!" Tolak keduanya sambil menggoyangkan kedua tangan.

"Makanya, jangan ribut, mami pusinggg, dengernyaa, kalau kalian begini aja terus, bisa-bisa mamii..."

"Kakakk, sudahlah, lebih baik masuk, nanti aku buatin minuman segar ya biar kakak rilex!" Potong Iliyah sambil tersenyum penuh arti melihat, Lila, kakak sepupunya yang memiliki anak yang kedua-duanya sayang padanya.

"Yuk, masuk!" Ajak Iliyah pada anak-anak itu lalu menggandeng mereka dikanan dan kirinya.

"Iya mami tu suka marah-marah, mama Ily, darting!" Ucap Bina yang mengikuti langkah Iliyah.

"Tapi sebetulnya mami itu sayang sama kalian!" Sahut Ilyah.

"Sayang sih sayang, tapi suka marah-marahnya itu lho gak tahan!" Sambar Bani menambahkan, diiringi anggukan Bina.

"Pasti enak yang jadi anak mama Ily, mama Ily sabar, suaranya lembut, gak pernah marah kalau kita salah!" Celetuk Bina.

Iliyah terdiam. Wajahnya terlihat tetap mengandung senyum didepan anak-anak itu.

"Duduk dulu sebentar ya, mama Ily buatkan minum dulu!" Pamit Iliyah setelah mendudukkan kedua anak itu di sofa diruang tamu.

"Kalian itu bicara apa sih?"

Sambil melangkah menuju pantry, Iliyah masih mendengar meski sayup suara Lila menegur anak-anaknya.

Lila mungkin tidak enak mendengar anak-anaknya membicarakan tentang anak didepan dirinya. Saat Ily menikah dengan Ali, Bina berusia 1tahun dan sedang hamil, tak berapa lama kemudian melahirkan Bani. Sekarang Bina 9tahun lebih beberapa bulan artinya, 8tahun lebih sudah waktu berlalu, dan ia belum mengandung juga.

Saat Cinta BershalawatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang