“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(QS. Al Hujurat:1)*****
Sejuk terasa didalam kamar penuh bunga itu. Aroma bunganyapun masih segar diindera penciuman."Zauji...."
Lembut suara terdengar menyebut kata yang berarti suami. Abdul Ali tetap merapatkan kelopak matanya sejenak.
'Astagfirullah!'
Abdul Ali beristigfar didalam hati. Ia menyadari tanpa sengaja sudah membuat hari pertamanya dengan Iliyah diiiringi luapan perasaan yang tersimpan sekian waktu. Sebenarnya ia hanya terbelenggu didalam praduga yang ternyata tidak benar.
Kini sudah jelas, dugaannya kalau Iliyah adalah Sisi itu salah. Ia beristigfar karna merasa telah berpikiran lebih dari Tuhan, kenapa bisa-bisanya ia memastikan?
Meski dugaan kalau Ily itu Sisi sepertinya sudah cukup memungkinkan, tetapi ucapannya yang tanpa basa-basi langsung bertanya, kenapa harus menjadi Sisi, seolah semua sudah pasti, itu seakan mendahului Tuhan. Abdul Ali makin beristigfar saja mengingat sebuah firman Allah dalam Qur'an Al Hujurat ayat 1,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
"Zauji....."
Abdul Ali membuka matanya lalu netranya menemukan langit-langit kamar sebelum menoleh ke sisi tempat tidur dimana suara lirih memanggilnya itu berasal.
"Mau mandi dulu?"
Duduk ditepi tempat tidur dengan tampilan yang sudah berbeda dari saat ia masuk kedalam kamar mandi, Iliyah tersenyum saat bertanya padanya. Seperti tak terjadi apa-apa. Seakan beberapa waktu yang lalu tak ada airmata. Seketika Abdul Ali merasa semakin bersalah saja pada gadis yang baru saja menjadi pasangan halalnya itu. Gadis pilihannya, yang lembut dan berniqab, dimana setelah ia melihat raut dibalik niqab itu, ingatannya langsung jatuh pada seseorang.
Bukan salahnya, bukan salah siapa kalau Iliyah memang mirip dengan yang lain. Didunia ini konon memang ada kepercayaan lama yang mengatakan bahwa setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ditakdirkan memiliki tujuh orang kembaran. Entah kebetulan atau tidak, meski sama sekali tak memiliki hubungan darah tapi memiliki wajah yang mirip.
Menurut Daniele Podini, ilmuwan forensik dan pakar pengenalan wajah di George Washington University, walaupun fenomena doppelganger alias wajah ‘kembar’ tanpa hubungan darah belum bisa dibuktikan oleh sains, namun ia mengakui bahwa secara statistik, kemungkinan fenomena ini tidak bisa dipungkiri. Alasannya adalah jumlah populasi keseluruhan manusia dan fakta bahwa genetika manusia bekerja secara acak. Abdul Ali pernah membacanya disebuah artikel.
"Zauji...."
Iliyah nampak memiringkan kepalanya karna Abdul Ali menatapnya tak berkedip seperti sedang melamun.
"Melamunkan apa?"
Mengulurkan tangannya tanpa mengangkat punggung, Abdul Ali menyentuh pipi dingin karna sehabis mandi dengan rambut yang tergerai basah tanpa menjawab tanyanya.
"Maaf tadi aku lama ya, tadi bersihin riasan!" Iliyah menyentuh punggung tangan Ali yang masih ada dipipinya lalu Ali menyambut empat jari yang melengkung dengan menggenggamnya.
"Kenapa?" Ily tersenyum sambil balas meremas saat bertanya.
"Maaf soal tadi!"
Iliyah menggeleng tanda ia sudah melupakan kejadian yang membuat airmatanya harus menetes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat Cinta Bershalawat
SpiritualDiantara shalawat yang berkumandang, diantara seruan cinta kepada Sayyidina Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam, diantara nada yang indah itu, menyusup keindahan dari rasa paling indah pada mahluk-mahluk ciptaanNya. "Semoga aku berjodoh dengannya...