"Ily, kemana?"
Digo Abdul Ali bertanya kepada uminya yang berdiri dari tempat duduk dan melangkah kearahnya. Dari jarak beberapa meter ia melihat dari tempatnya berdiri Iliyah tidak ada, dan kebetulan ibunya menoleh kearahnya lalu menghampirinya.
"Pamit ketoilet tadi!"
"Ohh."
"Kenapa, Abdul?"
"Tidak umi, umi mau kemana?"
"Mau ketoilet juga!"
"Ayo, aku temenin!"
"Nemenin umi atau mau nemuin Ily?"
Digo Abdul Ali melebarkan senyum mendengar pertanyaan uminya. Ia bersyukur karna tadi tidak harus bingung mencari-cari dibarisan perempuan yang terpisah dengan undangan laki-laki, karna uminya terlihat berdiri dan keluar dari deretan tempat duduk bagian perempuan itu.
"Nemenin umi sambil..."
"Sambil menyelam minum air!"
Umi terkekeh, memotong ucap Digo Abdul Ali.
"Mau apa mencari Ily? Sudah tidak bisa jauh?"
"Umi ini, ada teman yang ingin jumpa, mi!"
"Teman? Ingin jumpa?"
"Iyaa!"
"Siapa?"
Digo Abdul Ali mengedarkan pandangannya ke arah dimana ia tadi meninggalkan Sisi. Tidak ada.
"Umi ketoilet saja dulu, sebelah sini umi!"
Digo Abdul Ali merengkuh bahu uminya melewati ruangan dimana didepan mereka masih terdengar pengumuman hasil MTQ.
"Toilet perempuan disana, umi, aku cuma sampai sini ya mengantarkan umi!"
Tiba disebuah lorong dimana tanda gambar sketsa berhijab dengan panah mengarahkan ketoilet wanita.
Sepeninggal uminya, Digo Abdul Ali, kembali mengarahkan pandangan ketempat dimana ia tadi bertemu dengan Sisi. Tapi dilihatnya gadis itu sudah tidak disana lagi.
'Kok pergi?'
Digo Abdul Ali mengeryitkan alisnya dan melangkah mendekati dimana ia bertemu Sisi tadi.
'Katanya mau ketemu Iliyah? Dibilang tunggu disini malah pergi!'
Batin Digo Abdul Ali bertanya-tanya, lalu membalik badan untuk melangkah kembali kedekat lokasi toilet dimana ia tadi berpisah dengan ibunya.
"Ukhti ii!"
Belum sempat ia melangkah terlalu dekat dengan area menuju toilet, sekelebat bayangan gadis bercadar keluar dari area itu lalu ia refleks memanggilnya.
"Akhi Ai? Mau ketoilet?"
"Tadi ukhti gak ketemu umi?"
Terlihat Iliyah menggeleng.
"Nunggu umi Daiba?"
"Iya, eh tapi tadi mencari ukhti!"
"Mencari aku?"
"Ituuu... tadi ada Sisi, aku pikir, tidak ada salahnya bertemu ukhti Ii!"
"Oh ya? Mana?" Ily terlihat melongok di atas bahu Abdul Ali.
"Sudah tidak ada!" Geleng Ali.
"Lho?" Iliyah mengeryit heran.
"Ya sudah tidak apa-apa, mungkin dia tiba-tiba harus cepat pulang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat Cinta Bershalawat
SpiritualDiantara shalawat yang berkumandang, diantara seruan cinta kepada Sayyidina Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam, diantara nada yang indah itu, menyusup keindahan dari rasa paling indah pada mahluk-mahluk ciptaanNya. "Semoga aku berjodoh dengannya...