Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Apabila seseorang di antara kalian ingin meminang seorang wanita, jika ia bisa melihat apa-apa yang dapat mendorongnya untuk menikahinya maka lakukanlah!”*****
"Alhamdulilahirabbil Alaamiin, Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammad, asyhadu an la ilaha illallah wahdahu la syarika lah wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuluh. Kami datang kepada keluarga abu Daud untuk mengkhitbah putri abu, Iliyah Haniya untuk putra kami, Digo Abdul Ali!"
Abi Daim, selaku kepala keluarga yang mewakili putra beliau berkata sesaat setelah ada hening saat mereka bertandang kekediaman abu Daud untuk mengkhitbah putri beliau.
Abi Daim melakukan sunah seseorang yang melamar, baik diri sendiri atau wakilnya, yaitu membaca hamdalah, menyebut pujian pada Allah, shalawat untuk Rasulullah SAW, setelah itu, membaca asyhadu an la ilaha illallah wahdahu la syarika lah wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuluh sebelum menjelaskan tujuan mereka, meski keluarga Iliyah sudah diberitahu sebelumnya maksud kedatangan mereka.
Sesungguhnya bukan hanya Abdul Ali yang sedang menggenggam erat tangannya yang dingin dan Iliyah Haniya yang masih berada didalam kamarnya dengan dada yang berdebar merasa gugup dengan prosesi yang sedang dilakukan kedua keluarg, tetapi kedua keluarga pun nampak tegang melewati proses ini.
"Barakallahu, jazakumullah khairan, Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad, asyhadu an la ilaha illallah wahdahu la syarika lah wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuluh, mewakili keluarga kami, dengan senang hati kami terima kedatangan Abi Daim sekeluarga, untuk itu kami juga ingin menyampaikan pesan dari putri kami, Iliyah Haniya!"
"Tak mengapa abu, sampaikan saja pesan anaknda Iliyah!"
"Kita sama-sama mengetahui, disunnahkan melihat wajah wanita yang akan dipinang dan boleh melihat apa-apa yang dapat mendorongnya untuk menikahi, sesuai dengan sabda Rasulullah, “Apabila seseorang di antara kalian ingin meminang seorang wanita, jika ia bisa melihat apa-apa yang dapat mendorongnya untuk menikahinya maka lakukanlah!", untuk itu maka Iliyah meminta Abdul Ali melihat niqabnya dibuka, setelah itu baru khitbah dilanjutkan apabila setelah melihat, anaknda Abdul Ali masih berkenan padanya!"
Meski sesungguhnya, Abdul Ali pernah mengatakan, tanpa melihatpun ia sudah berniat mengkhitbah Iliyah, tetapi kata sepakat yang mereka ucapkan sehari sebelum keluarga Abdul Ali datang kepada keluarga Iliyah membuat Abdul Ali harus mengangguk saat ia dipertanyakan, "Bersediakah dengan syarat itu? Melihat dulu baru dilanjutkan, agar tidak ada penyesalan, agar tidak ada seperti istilah membeli kucing didalam karung, dan sebagainya!"
Abdul Ali teringat permintaan Iliyah yang sudah mutlak.
"Jika ingin datang mengkhitbah, sebelumnya kau harus melihat wajah dibalik niqabku, aku tidak mau kau melihatnya pertama kali setelah halal, sebab ketika sudah halal, kau tidak bisa mundur!"
"Aku tidak mungkin mundur, wallahi...." sumpah Ali.
"Jangan mendahului kehendak Allah!"
Astagfirullah. Abdul Ali menyadari ia sudah lepas kendali dalam berbicara, mendengar Iliyah mengingatkan.
"Afwan, jazakillah khairan, diingatkan!"
Abdul Ali meminta maaf. Ia menyadari tak harus sesumbar. Seyakin apapun ia sekarang, jangan sampai ia lupa ada Allah yang mampu membolak-balikkan hati.
"Wa iyyaka, calon imam!"
Abdul Ali menggigit bibir bawahnya melengkapi melebarnya lengkungan dibibirnya mendengar sebutan dari Iliyah untuknya, calon imam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat Cinta Bershalawat
DuchoweDiantara shalawat yang berkumandang, diantara seruan cinta kepada Sayyidina Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam, diantara nada yang indah itu, menyusup keindahan dari rasa paling indah pada mahluk-mahluk ciptaanNya. "Semoga aku berjodoh dengannya...