15. Someone You Loved

439 43 6
                                    

Hari beranjak larut, namun Dirga tak kunjung bangun dari tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari beranjak larut, namun Dirga tak kunjung bangun dari tidurnya. Begitupun Dara yang tak kunjung beranjak dari sisi lelaki itu, hingga anggota keluarga Dirga silih berganti datang Ia pun masih betah disisi ranjang tempat tunangannya terbaring.

“Dara, kamu pulang gih, udah malem” bujuk Gerry, lelaki itu salah satu orang yang terus berada di rumah sakit semenjak kabar Dirga kecelakaan setelah Dara dan Mark. 

“Iya nak, pulang gih” kali ini giliran Vera yang membujuk.

Namun Dara tetap kekeh, meski dalam lubuk hatinya dia pun ingin pulang. “Nunggu mas Dirga bangun aku baru mau pulang”

“Kalau dia baru bangun besok ?” tanya Mark asal.

“Ya gua juga pulang besok” sahut Dara tidak kalah asal.

“Enteng banget” cibir Mark. Dara pun kembali memperhatikan Dirga yang masih terbaring lemah. Jika saja lelaki ini tidak membelikannya martabak goreng, mungkin kejadian seperti ini tidak akan terjadi, begitulah Dara menyesali semuanya.

Laporan sementara mobil yang menabrak Dirga oleng, mengakibatkan menabrak Dirga yang baru saja akan memasuki mobil setelah membeli martabak goreng untuk Dara karena baru saja pulang dinas. Namun naas, niat manisnya berbuah petaka.

Dara yang semula menggenggam jemari Dirga yang ditusuk infus tak bergeming ketika merasakan jemari lelaki itu mulai bereaksi, “Da…raa” lirih lelaki itu masih dalam kondisi mata terpejam.

“Bun! Bang! Mark! Mas Dirga bangun” pekik Dara. Vera, Gerry dan Mark langsung beranjak dari posisi masing-masing lalu mendekati Dirga. Mark dengan gerak cepat langsung memanggil dokter.

“Bang! Lu sadar ?” tanya Mark. Tampak Dirga perlahan mulai membuka mata, mata sipitnya mulai mengedarkan pandangannya, Ia tersenyum tipis mendapati orang-orang yang ada di dalam ruangan itu.

Lega rasanya masih bisa terbangun.

“Permisi ?” terdengar suara dari arah pintu masuk. Mark menoleh, mendapati seorang dokter dengan jas kebangsaannya tersenyum ke arah mereka. Sedikit déjà vu, Mark seperti mengenali dokter itu.

Mereka berempat langsung memberi ruang kepada dokter untuk memeriksa Dirga. Dara pun langsung Mark tarik kebelakang mendekati dirinya.

“Apaan sih tarik-tarik!?” kesalnya pada Mark, yang menarik mengisyaratkan Dara untuk diam.

“Lo kenal gak ? ini dokter kayaknya gue kenal” Dara menggeleng mantap. Tidak peduli dan tidak tertarik dengan pembahasan Mark.

Mark yang masih penasaran pun bergeser dari posisinya, menempatkan diri ditempat dimana bisa melihat nametag sang dokter dengan lebih leluasa. Berhasil, Mark berhasil melihat nametag sang dokter.

‘Samuel Jonathan ? kayak nama bapaknya Dara’

‘Sam temen gua bolos fisika dulu bukan sih ?’

Love Goes On [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang