14. Make It Right

436 44 1
                                    

“Setelah ini terserah kamu ra, kamu boleh batalin pertunangan kita kalau kamu ngerasa engga nyaman sama aku”    “Kamu boleh cari pilihan kamu sendiri kalau engga nyaman sama aku, nanti aku bilang Papa”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah ini terserah kamu ra, kamu boleh batalin pertunangan kita kalau kamu ngerasa engga nyaman sama aku
   
Kamu boleh cari pilihan kamu sendiri kalau engga nyaman sama aku, nanti aku bilang Papa



Kata-kata itu terus terngiang dikepala Dara. Sudah Vino, sekarang Dirga yang membuatnya semakin tidak karuan. Bisa-bisanya lelaki itu memintanya untuk memutuskan pertunangan begitu saja. Katakanlah Dara plin-plan. Kemarin dia yang setengah mati tidak ingin pertunangan ini terjadi, tapi sekarang dia juga yang tidak mau hal ini berakhir.
   
Demi apapun, Dara sangat tidak mau kehilangan Dirga lagi.
   
Sudah hampir seminggu, terakhir Ia dan Dirga berhubungan ketika Dirga meminta izin untuk pergi dinas. Awalnya Dara tidak mengizinkan, gadis itu beranggapan kalau Dirga pergi karena tidak ingin bertemu dengannya. Lebih-lebih Dara langsung overthinking hingga berpikiran Dirga bukan pergi dinas, tapi pergi ke Singkawang untuk memutuskan pertunangan mereka.
   
Engga usah overthinking, aku cari uang buat nikahan. Kamu pikir biaya nikah itu dikit” begitulah Dirga membantah semua tuduhan tidak berdasar Dara. Dan ahirnya, dengan berat hati Dara membiarkan Dirga pergi.
   
Dan sekarang, disela weekend. Dara dan keempat sahabatnya tengah berkumpul disebuah café. Kelimanya mengobrol seperti biasa, mengabaikan pengunjung lain yang mungkin biasa saja risih karena suara ribut mereka. Tak lupa Dara juga bercerita tentang masalah ini pada teman-temannya.
   
“Jadi, lu selingkuh apa engga ?” tanya Lucas yang sedari tadi menjadi orang paling serius mendengar cerita Dara, namun sampai disini dia juga yang paling tidak paham.
   
“Ya engga lah!” bantah Dara cepat. “Bisa dipenjara gue kalau selingkuh”
   
“Bisa gitu ?” tanya Mark tidak percaya, sambil tersenyum mengejek.
   
“Ya lo mikir dong! Ya kali selingkuh gitu masuk penjara. Ngerti majas engga lo ?” giliran Gebby yang sedikit geram pada pemikiran sepupunya itu.
   
“Tau kali geb, gue engga bego-bego amat kali soal begitu” bela Mark pada dirinya sendiri.
   
“Siapa tau kan!” Mark berdecak lalu menyeruput es kopi miliknya.
   
“Jadi lo sama kak Dirga gimana ?” Yona bisa dibilang menjadi orang paling penasaran, sedari tadi dialah yang paling serius mendengar cerita Dara setelah Lucas.
   
“Nah itu dia!” pekik Dara, “Dia bilang gue boleh batalin pertunangan kalau udah ngerasa engga nyaman”
   
Really ?” tanya Lucas, Dara mengangguk. “Gue tau ini salah, tapi gue engga berpikir kalau dia sampai mau batalin tunangan kita” Dara memijit pelipisnya frustasi, itu dapat dilihat dari raut wajahnya.
   
“Lo emang salah” Mark tiba-tiba berucap, membuat keempatnya langsung menoleh kearah lelaki itu. “Gue ngomong gini bukan karena ngebela abang gue” lanjutnya.
   
“Lo perlu sadar dar, kalau selama ini bang Dirga cuma berjuang sendiri. Dia berusaha buat ngeyakinin orang tua lo, belum lagi lo” kata Mark sedikit emosi, sementara Dara hanya diam. Kata-kata Mark bagai tikaman bagi dirinya.
   
“bang Dirga selalu berusaha memahami lo, sementara lo apa ? sedikit pun gue engga lihat usaha dari lo selama ini” Dara tersenyum tipis melihat Mark yang tampak semakin emosi. Bukan meremehkan, namun menutupi hatinya sakit. Tidak ada yang salah, Mark benar.
   
“Mark udah” Gebby berusaha menenangkan Mark, tak lama Mark tampak mengakup wajahnya. Rasa menyesal perlahan menyelimuti dirinya.
   
“Maaf, gue engga mak –”
   
“Lo bener kok, gue terlalu egois disini”
   
Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan diantara kelimanya, suasana yang awalnya asik mendadak canggung karena emosi Mark yang sedikit meluap. Lucas bahkan sudah krasak-krusuk berusaha mencari topik agar semua kembali seperti awal pertemuan.
   
Dan baru saja Lucas ingin berbicara, ponsel salah satu diantara mereka berbunyi. Mau tidak mau Lucas mengurungkan niatnya.
   
Tringg Tringg!
   
“Hape siapa ?” tanya Yona.
   
“Gue deh kayaknya” Dara langsung mengambil ponsel dari dalam tasnya. Dan benar saja, Dirga yang menelpon dirinya.
   
“Halo mas ?” sapa Dara terlebih dulu.
   
“Halo sayang, kamu dimana ?”
   
Dara menatap satu persatu sahabatnya, “Lagi kumpul sama yang lain” jawabnya sedikit ragu. “Ohh gitu, pulang dong mas kangen”
   
Dara membuka kelopak matanya lebih lebar lagi, ini benar keluar dari mulut Dirga ?
   
“Iya, aku pulang sekarang” putusnya kemudian sambil tersenyum.
   
“Oke mas tung –”
   
Ckittt
   
Setelah itu Dara tidak mendengar suara Dirga lagi dari seberang. “Halo mas ?”
   
Tidak ada jawabannya, membuat Dara menjadi panik seketika. Semakin panik ketika suara orang-orang semakin ramai mencari pertolongan. Menutup mulutnya, Dara pun menangis. Ia langsung mematikan ponsel dan segera bangkit.
   
“Dar, lo kenapa ?” tanya Yona. Yang lain ikut berdiri melihat ekspresi Dara yang tampak panik dan tidak bisa dikontrol. Dara benar-benar panik, Ia bingung harus bagaimana sekarang. “Mas Dirga kecelakaan”

◻◻◻

   
Dengan rasa panik yang luar biasa dan air mata yang terus mengalir dari matanya, Dara terus menyusuri lorong rumah sakit. Matanya terus mencari ruang IGD, tempat terakhir Ia mendapat kabar bahwa disitulah Dirga berada sekarang.
   
Gadis itu terus berjalan sambil menyeka air mata diikuti Mark dari belakang. Kabar Dirga kecelakaan langsung menyebar luas dikeluarganya dan membuat pun menjadi tidak tenang. Akhirnya, Ia memutuskan menemani Dara sekaligus melihat keadaaan abangnya.
    
“Kak Jonas ?”
   
“Dara ?” sudah ada Jonas rupanya didepan IGD, namun itu nyatanya tidak membuat Dara tenang. Rasa paniknya masih sama. “Kamu tenang oke ? Dirga lagi ditangani dokter” Jonas memegang kedua bahu Dara, berusaha meyakinkan gadis itu semoga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dari calon suaminya.
   
Alih-alih tenang, Dara justru kembali menangis. Dengan tenaga yang masih tersisa Ia mendudukan diri di bangku panjang yang tersedia didepan IGD. Pikirannya kalut, rasa bersalah yang teramat besar mulai memenuhi dirinya. Terakhir Dara mengalami ketakutan seperti ini ketika Noel kecelakaan sepuluh tahun lalu. Dan hari ini, rasa takut kehilangan itu kembali.
   
Seketika ucapan-ucapan Mark kembali berputar di otaknya. Perlahan Ia mulai sadar bahwa memang selama ini hanya Dirga yang berjuang, lelaki itu terus berjuang sendiri dan Dara baru menyadarinya sekarang.
   
Dara bersumpah, jika Dirga bangun nanti, Ia akan memperbaiki semuanya.

Tbc

Ada yang kangen ?
Sama saya juga,
Akhirnya bisa lanjutin work kesayangan lagi setelah mungkin hampir sebulan hiatus, niatnya pengen lanjut setelah uts tapi berhubung aku gatel pengen update ya aku update deh
Selamat datang kembali ke dunia DirgaDara

Love Goes On [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang