20. Flower Way

372 41 3
                                    

H - 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

H - 1

Dara tidak pernah menyangka bahwa hari pernikahannya dengan Dirga benar-benar akan terjadi besok. Rasanya baru kemarin Ia kembali dilamar Dirga setelah pertunangan. Keluarga besar Ia dan Dirga juga sudah berkumpul di hotel tempat resepsi akan dilaksanakan.

Benar-benar tidak terasa, semuanya terjadi seperti mimpi bagi Dara.

Selesai mandi, Dara mendapati Naya tak ada dikamar. Ia yang tengah mengeringkan rambut melirik ke arah ponsel yang berbunyi diatas kasur. Gadis itu lantas membukanya, membuka room chat dimana ada dua buah pesan yang masing-masing itu dari Noel dan juga Naya.

Naya
|Kak, sini ke kamar mama sama papa

Noel
|Disuruh papa ke kamar

Tanpa banyak tanya lagi, Dara langsung pergi ke kamar Anna dan Samuel yang terletak didepan kamarnya. Tidak lupa Ia menyisir rambutnya terlebih dulu. Gadis itu keluar kamar, tidak menguncinya terlebih dulu lalu melangkah menuju kamar yang ada didepannya. Ia membuka pintu dan mendapati kedua orang tua serta adiknya tengah duduk melantai.

"Lama amat mandinya" omel Naya

"Enak aja! Kakak baru masuk wc ya" Naya terlihat tidak peduli. Dara pun lantas berjalan masuk lalu ikut duduk diantara mereka berempat. Perlahan Dara merasakan kedatangannya membuat suasana berubah. Ditambah lagi keempatnya yang mendadak hening.

"Kok pada diem ?" tanya Dara. Alih-alih berbicara, suasana malah semakin canggung karenanya. Oh, Dara benci suasana ini. Hingga tak lama Samuel mulai angkat suara.

"Engga terasa ya kamu besok nikah" ucap Pria paruh baya itu, membuat anak serta istrinya menoleh. Perlahan Dara sadar kenapa Ia disuruh berkumpul seperti ini.

"Iya, rasanya baru kemarin Mama denger kalian nangis untuk pertama kalinya" tambah Anna, menatap satu persatu anaknya hingga terakhir menatap anak sulungnya, anak gadisnya yang besok akan melepas masa lajang.

Wanita paruh baya itu menitikkan airmata dengan perlahan. Rasanya Ia tidak sanggup akan menghadapi ini, saat-saat dimana Ia akan melepas satu persatu anak-anaknya untuk membina rumah tangga sendiri. Waktu terlalu cepat berjalan, hal yang Ia takuti ketika anak-anak beranjak dewasa akan benar terjadi.

Anna masih menatap anak sulungnya. Anak gadisnya itu baru ada didunia ketika pernikahannya jalan di tahun ke 3.

"Maaf, kalau selama ini aku belum bisa jadi anak yang baik" ucap Dara ditengah keheningan. "Aku rasa kata 'aku cinta kalian' engga cukup buat balas semua cinta yang udah kalian kasi selama ini"

Menyusul Anna, kini Dara menangis. Sang Ibu yang duduk tepat disampingnya langsung memeluk anak sulungnya. "Maaf aku selalu ngelawan kalian. Sekali lagi aku minta maaf Ma, Pa"

Samuel perlahan ikut mendekat, mengelus rambut pendek anak sulungnya yang entah dapat Ia lakukan lagi atau tidak. Sama seperti sang Istri, melepas anak gadisnya menikah bukanlah hal yang mudah.

"Sampai kapanpun kamu tetap anak Papa sama Mama. Bedanya kamu akan jadi keluarga baru, jadi istri yang baik ya nak" ucap Anna seraya melepas pelukan Dara.

"Kamu bahagia dengan rumah tangga kamu, kami udah lebih dari cukup"

◻◻◻

Tepat ketika Dirga keluar kamarnya, saat itu jugalah Ia mendapati Dara yang keluar dari kamar Mamanya. Dirga menyernyit ketika melihat calon istrinya itu tampak menutupi wajahnya saat keluar kamar.

"Eits Eits! Mau kemana ?" Dirga menahan lengan Dara dengan cepat, gadis itu kaget dan langsung membalikkan tubuhnya.

"Ish Kaget!"

Mata Dirga menyipit, lalu mendekati wajahnya untuk melihat wajah Dara lebih jelas dan intens, "Kamu habis nangis ?"

Dara menatap Dirga cukup lama, hingga akhirnya dengan rasa malu Ia mengangguk. Dirga diam, Dara habis dari kamar orangtuanya, Ia rasa dirinya tidak perlu bertanya perihal alasan mengapa Dara menangis.

"Temenin mas makan yuk, mas lapar"

"Kemana ?"

"Lamongan depan aja" Dara mengangguk. Gadis itu kembali ke kamarnya sebentar untuk mengambil cardigan miliknya. Hotel tempat mereka bermalam, yang kebetulan disekitarnya sangat banyak tempat makan membuat keduanya dengan mudah mencari tempat untuk makan malam ini.

"Kamu makan ?"

Dara otomatis menggeleng, "Engga"

"Engga usah diet ra"

"Aku engga diet, aku udah makan sama Noel sama Naya tadi" balasnya cepat sebelum Dirga kembali menuduhnya yang tidak-tidak. Maklum, Dirga suka overthinking.

Dirga memilih diam lalu mengangguk, "Pecel ayamnya 1 ya mas, teh es nya 2"

Setelah memesan makanan, keduanya duduk, memilih tempat lesehan agar lebih nyaman. Sejenak mereka berdua sama-sama sibuk dengan ponsel masing-masing, hingga Dirga memutuskan untuk menghentikan kegiatannya lebih dulu.

"Ra"

Dara, gadis itu mengangkat sedikit kepalanya ketika dipanggil Dirga, "Kenapa ?"

"Honeymoon ditunda dulu gapapa kan ?"

Dara tersenyum tipis lalu mengangguk, "Gapapa, kita sama-sama lagi sibuk juga kan ? cutinya engga bisa lama"

Dirga pun lantas tersenyum, Ia menyayangkan beberapa kasus baru yang harus segera Ia tangani dalam waktu dekat ini, membuat cutinya harus Ia pangkas dimana Selasa nanti Ia sudah harus kembali ke kantor. Tapi tidak apa, anggap saja balik modal.

Setelah hari esok, Dirga harap semuanya bisa baik-baik saja. Berharap rumah tangganya nanti bahagia, tanpa dirinya yang dulu, yang pernah membuat kesalahan fatal.

Tbc

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Love Goes On [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang