Semenjak pertemuannya dengan Stella dan Vino beberapa waktu lalu, Dara menjadi lebih banyak diam. Entah kenapa, namun rasanya tiba-tiba berat merelakan ada orang lain yang bersama Vino sekarang.
Dara tau ini salah, Ia sudah punya tunangan dan itu adalah Dirga. Tapi melepas sosok Vino yang selama hampir sepuluh tahun ada disisinya bukanlah hal yang mudah. Dari semenjak kenal dan berpacaran sewaktu SMA, hingga putus pun keduanya masih sangat berhubungan baik.
Bahkan Vino adalah orang yang berhasil membuat Dara melupakan dan membuka kembali hatinya untuk Dirga.
Dan melihat Vino bersama Stella, Dara merasa déjà vu. Rasanya hampir sama ketika melihat Dirga dan Dinda. Itu menyakitkan baginya.
“Ra ?”
Dara yang tengah melamun, menoleh pelan ketika ada yang memanggil dirinya. Ia langsung mengubah posisi duduknya ketika sadar kalau Vino sudah datang. Keduanya memang sedang berjanji untuk bertemu sore ini.
Vino pun lantas mengambil posisi duduk dihadapan Dara, “Udah lama ?”
“Belum” katanya sambil menggeleng. Setelahnya suasana canggung perlahan menyelimuti keduanya, membuat udara disekitar seketika menjadi berat.
“Ra maaf”
Dara menaikkan sebelah alisnya, “Maaf ?”
“Maaf engga kasi tau kamu dari awal soal Stella” Dara menghela nafasnya pelan. Sebenarnya dia tidak terlalu peduli soal itu, itu hak Vino untuk memberi tahu atau tidak.
“Gapapa Vin, itu hak kamu” kata Dara lalu menyeruput minumannya. “Aku seneng kamu ketemu orang kayak Stella”
Vino tersenyum tipis, menatap lekat gadis yang ada dihadapannya. Dia pun bahagia bisa mendapatkan Stella.
“Sejujurnya ngelupain kamu bukan hal yang mudah buat aku ra” giliran Dara yang menatap Vino lekat, ucapan Vino mampu membuat tenggorokannya tercekat, ulu hatinya pun jadi sakit mendengarnya.
“Hampir 10 tahun kita sama-sama, meskipun udah engga pacaran aku engga bisa bohong kalau selama itu aku selalu sayang sama kamu” Dara tersenyum, namun Ia tidak bisa menutupi air mata yang keluar dari mata cantiknya. Ia tersenyum untuk menutupi tangisnya, tangis atas hal yang baru Ia sadari sekarang.
“Saking sayangnya sama kamu, aku selalu takut kamu dapat orang yang engga bisa jagain kamu sebaik aku” Dara benar-benar kehabisan kata-katanya. Andai Vino tau kalau selama ini Ia pun tidak pernah benar-benar bisa melepas Vino.
“Vino, makasih udah sayang ke aku lebih kamu sayang sama diri kamu sendiri”
“Itu udah jadi janji aku semenjak kita pertama kali pacaran ra”
“Dangdut” cibir Dara masih dengan air mata yang mengalir tertahan.
“Hm ra, kamu ingat aku pernah bilang kalau aku bakal selalu ada buat kamu, tapi itu Cuma sampai persimpangan” Dara mengangguk. Ia masih sangat ingat hal itu pernah keluar dari mulut Vino.
Tak lama Vino tampak mengeluarkan sebuah kertas dari dalam tasnya. Tenggorokan Dara kembali tercekat melihat benda itu, apalagi Vino yang tersenyum tipis ketika meletakkan kertas itu diatas meja. Tidak, Dara tidak sanggup mendengar kata-kata yang akan keluar dari mulut Vino setelah ini.
“Aku bakal nikah sama Stella bulan depan, dateng ya ra”◻◻◻
“Vino makasih ya”
Vino mengulas senyum ketika ucapan itu keluar dari mulut Dara, “Sama-sama Ra”
Setelah itu, kembali tidak ada lagi percakapan yang keluar dari mulut keduanya. Tidak ada pembicaraan banyak setelah Vino memberikan undangan tadi. Rasanya Dara masih belum menerima kenyataan kalau Vino akan menikah sementara dirinya masih belum yakin dengan Dirga.
“Vin, aku boleh peluk kamu ?” tanya Dara meminta izin. Vino tidak berbicara banyak, Ia langsung merentang tangannya tanda bahwa mempersilahkan Dara memeluk dirinya. Dan saat itu juga Dara membawa diri ke dalam tubuh Vino.
“Baik-baik sama bang Dirga ra, dia cinta banget sama kamu” ucap Vino sambil mengusap rambut Dara. Sebenarnya Dara percaya, namun suasana hati yang sedang tidak baik membuatnya enggan memikirkan hal itu.
“Vino sekali lagi makasih”
“Makasih mulu neng”
Dara terkekeh, “Makasih udah buat aku percaya lagi sama Dirga, dan makasih atas semua cinta dari kamu”
“Apapun buat kamu –”
Ehem
Dara menoleh ke arah pagar, dan dengan secepat kilat langsung mendorong tubuh Vino ketika mendapati Dirga ada didepan rumahnya. Rasanya seperti sedang kepergok selingkuh. Apalagi Dirga yang menatap mereka tanpa ekspresi sedikitpun.
Begitupun Vino yang tidak kalah terkejut.
“Enak banget selingkuhnya” Dirga tersenyum menatap Dara dan Vino satu persatu, dia dapat melihat keduanya sama-sama menjadi panik.
“Ra, aku pulang aja ya” pamit Vino, membuat Dara semakin panik harus bagaimana berhadapan dengan Dirga.
“Jangan dong, nanti Dirga marahin aku”
Vino menghela nafas pelan, “Engga ra, dia tau kok”. Akhirnya Dara benar-benar melepas Vino pulang, lelaki itu kembali ke mobil namun sempat bersua terlebih dulu dengan Dirga.
“Bang gue –”
“Pulang gih, gue tau kok” kata Dirga, Ia tampak menahan emosinya. Vino mengulum bibir tipis, “Maaf bang, gue duluan”
Setelahnya, Vino pun benar-benar pergi dari rumah itu, hanya tersisa Dara dan Dirga.
“Mas” Dara perlahan mendekat, mencoba meraih lengan Dirga. Dia benar-benar takut tunangannya akan berprasangka buruk pada dirinya dan Vino.
“Masuk”
“Mas –”
“Masuk Adara!” titah Dirga lagi. Dara benci kalau sudah begini, Ia benci kalau Dirga sudah menyebut nama lengkapnya. Sama seperti Papanya, itu tanda bahwa Dirga sudah marah pada dirinya. Dara akhirnya mengalah, Ia pun masuk ke dalam rumah dengan membuka kunci terlebih dulu. Alih-alih mandi, Ia ingin menyelesaikan semuanya dengan Dirga sekarang.
“Mas engga suka lihat kamu tadi Dara” Dara hanya duduk diam menunduk ketika Dirga memarahinya. “Mas udah coba kasi kebebasan, jangan pelukan juga dong”
“Maaf mas” cicitnya pelan sambil berusaha mendongakkan kepala. Dirga kembali diam, namun perlahan lelaki berjalan menuju dirinya.
“Lain kali engga udah gitu lagi ya, jangan pelukan didepan situ ra. Kamu tunangan aku, Vino juga udah punya pacar, apa kata orang kalau ada lihat” kata lelaki itu mencoba lembut sambil mengusap rambut Dara.
“Maaf mas” cicit Dara lagi.
Sementara setelah itu Dirga diam. Ia tampak memijit pelipisnya, menggelengkan kepala lalu menundukkan kepalanya. Kejadian barusan membuatnya bertanya-tanya apakah Dara benar-benar sudah bisa menerimanya kembali ? Atau selama ini dia hanya merusak hubungan baik antara Dara dan Vino.
Apa Ia sudah bisa memahami amarah Dara dengan baik ? sudah bisa memahami isi hati gadis itu dengan baik ?
“Mas minta maaf ya”
Dara terheran mendengarnya, Ia lantas menggelengkan kepala lalu memeluk dengan cepat Dirga dari samping. “Aku yang salah, udah punya tunangan tapi pelukan sama pacar orang”
“Maaf udah masuk dalam hubungan kamu sama Vino”
“Iiihh, engga usah ngomong gitu ah” Dara semakin mengeratkan pelukannya ke tubuh Dirga. Seolah Ia tidak mau Dirga pergi.
Dirga jadi bingung harus bagaimana lagi, Ia benar-benar mencintai Dara lebih dari apapun. Namun kejadian barusan membuat berpikir ulang tentang hubungan yang tengah mereka berdua jalani. Jika dia hanya mengekang, maka Ia akan pergi.
“Ra ?”
“Iya mas ?” Dara mendongak, terlihat sangat imut dimata Dirga. Lelaki itu pun tersenyum lalu kembali mengusap rambut Dara. Namun tak lama air wajahnya tampak berubah menjadi sendu. Ia kembali teringat obrolannya dengan Jonas sebelum Ia pergi ke rumah Dara tadi.
“Setelah ini terserah kamu ra, kamu boleh batalin pertunangan kita kalau kamu ngerasa engga nyaman sama aku”Tbc
Kalau masih ada nemu kata "Arin" tolong tandai yaaa, makasih
Aku putusin buat Hiatus book ini untuk sementara. Barusan aku scroll ig Naeun, terus baca komen, isinya hate semua. Pribadi aku yang ngestand dia sakit banget, meski aku juga paham kalau Hyunjoo lebih sakit dari dia.
Aku engga bisa ngebenci Naeun disaat seluruh dunia mungkin menghakimi dia dan grupnya. Jadi aku putusin buat Hiatus dulu di book ini.
Buat pembaca book ini, silahkan benci Naeun sesuka kalian, tapi jangan sekali-kali bawa ke lapak wattpad ini yang udah setengah mati aku bangun karakternya. Jangan kaitin kehidupan asli dia dengan karakter wattpad disini. Apalagi di book WAU!
Terimakasih❤
Sampai jumpa disaat semuanya sudah mulai mereda🤍❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Goes On [✔]
Fiksi Umum❝𝐟𝐭. 𝐊𝐢𝐦 𝐃𝐨𝐲𝐨𝐮𝐧𝐠❞ Setelah hari kelulusannya waktu itu, Dara pikir dirinya tidak akan bertemu lagi dengan lelaki yang pernah mengisi sekaligus menorehkan luka di relung hatinya, Dirgantara. Namun ternyata Dara salah besar, Ia malah kembal...