17. Hai Bhayangkari Ku

523 45 9
                                    

Bukan Dirga namanya kalau tidak terus merengek untuk pulang dari rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan Dirga namanya kalau tidak terus merengek untuk pulang dari rumah sakit. Untung saja kondisinya sudah sangat jauh lebih baik dari sebelumnya. Hari dimana Dirga bertanya pada dokter apakah Ia boleh pulang, sore itu juga akhirnya dia bebas dari tempat yang baginya adalah penjara.
   
Pagi itu, semua anggota keluarga menentang dirinya untuk pulang. Mark dan Sam sibuk dengan dunia mereka sendiri, begitupun yang lain sibuk menentang keputusan Dirga.
   
Umurnya sudah 28 tahun, rasanya bukan laki-laki kalau Ia terperangkap di rumah sakit lebih dari dua hari. Begitulah prinsip Dirga.
   
Beruntungnya Dirga masih mau dibujuk untuk tidak mau masuk kerja. Awalnya Dara pikir Dirga akan keras kepala untuk hal yang satu itu, namun ternyata mudah juga membujuknya. Bermodalkan sedikit ancaman tentang hubungan mereka, Dirga pun mau menurutinya.
   
Tepat dua minggu setelah keluarnya Dirga dari rumah sakit. Calon menantu pak Samuel itu sudah jauh lebih sehat, Ia pun sudah masuk kerja seperti biasa, bahkan selalu melakukan kegiatan menjemput Dara setiap sore.
   
Dan malam ini, tumben-tumben Dirga mengajak Dara dinner. Biasanya, jangankan dinner, makan malam saja harus dipaksa lebih dulu. Dari setengah jam yang lalu Dara sudah siap dengan dress casual miliknya, sesekali Ia terus mematut diri didepan cermin agar tidak mengecewakan sang tunangan.
   
Tinn Tinn
  
Tengah asik mematut diri didepan cermin, suara klakson mobil dari luar terdengar cukup nyaring, Dara pun lantas meraih tas selempangnya lalu berjalan keluar. Setelah memastikan rumahnya sudah terkunci, Ia pun masuk kedalam mobil, dimana Dirga sudah tersenyum manis menunggunya.
   
“Hai cantik” sapa Dirga sambil perlahan mendekatkan wajahnya pada Dara, gadis itu tersenyum menggoda lalu memundurkan wajahnya.
   
“Hai juga ganteng” sapanya balik tepat setelah Dirga menghentikan pergerakan. Senyum Dirga semakin melebar, Ia pun mencuri sebuah kecupan manis dipipi Dara, membuat sang puan tidak mampu menutupi rasa malunya. “Btw kita mau kemana sih”
   
“Kepo” sahut Dirga asal, Dara memutar matanya malas.
   
“Kalau ditanya baik-baik tuh jawabnya juga baik-baik” sindirnya. Sementara Dirga malah terkekeh, entah kenapa membuat Dara kesal menjadi hal yang menyenangkan baginya.
   
“Nanti juga kamu tahu, sabar ya cantik”

◻◻◻

   
Alih-alih senang, Dara malah sedikit déjà vu berada ditempat Ia dan Dirga dinner malam ini. Kilasan ingatan dikepala Dara kembali terputar ketika Jonas mengajaknya tempat ini. Tidak sekedar dinner, Jonas bahkan mengungkapkan perasaannya pada Dara.
   
Untung Dirga orangnya supel. Lelaki itu tidak tahu saja apa yang sebenarnya Dara pikirkan, Dara yakin Dirga berpikir dirinya banyak diam karena disahut asal ketika di mobil tadi.
   
Dara jadi penasaran, apa Dirga tahu kalau Jonas pernah mengungkapkan perasaan pada dirinya ?
   
“Mas” Dirga yang awalnya tengah asik menoleh ke arah lain langsung kembali mengalihkan pandangannya pada Dara. Menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya apa yang ingin sang tunangan bicarakan. “Hmm… Mas tahu aku pernah di tembak kak Jonas ?”
   
Dirga terdiam sejenak lalu mengangguk, “Tahu kok, disini kan ?” tanyanya balik. Kali ini Dara dengan ragu mengangguk.
   
Dirga melempar senyum tipis, perlahan Ia menarik jemari Dara lalu menggenggamnya cukup erat. Dara pun lantas membalas senyuman itu. “Maafin semua salah mas ke kamu di masa lalu ya”
   
Dara masih tersenyum, namun tampak sedikit berbeda dari sebelumnya, “Aku yang minta maaf”
   
Dirga menggeleng pelan, tangan kirinya Ia pelan dari salah satu tangan Dara. Perlahan terulur mengambil sesuatu dari dalam jas hitamnya. Hingga sebuah kotak kecil berwarna merah Ia letakkan di atas meja. Mata Dara membulat seketika melihatnya.
   
“Lima tahun lalu, kita pisah dan aku juga pisah dari Dinda. Aku tahu itu balasan buat aku karena udah mempermainkan kalian berdua” ucap Dirga sedikit sendu, “Lima tahun, aku coba cari tahu siapa orang yang benar layak buat aku” ucapnya lagi, kali ini berhasil membuat mata Dara berkaca-kaca mendengarnya.
   
“Sampai aku sadar, aku perlu kamu ra. Selama ini kamu harus tahu kalau engga pernah benar-benar ninggalin kamu”
   
Dirga melepas genggamannya, membuka kotak merah tadi yang Ia letakkan diatas meja. Awalnya Dara pikir itu cincin, namun ternyata kalung lah yang berada didalam kotak cantik itu. Meraih kalung perak bermatakan huruf D itu lalu menutup kembali kotaknya.
   
“Mau kan ra… Jadi perempuan yang nemenin aku sampai tua nanti ?” pertanyaan itu keluar dari mulut Dirga tepat ketika Ia kembali meraih jemari Dara yang menganggur. Speachless, Dara tidak bisa berkata apa-apa. “Untuk kali ini, tolong jawab dari hati kamu yang paling dalam” pinta lelaki itu kemudian.
   
Dara tersenyum malu kemudian, air mata perlahan turun dari mata cantikknya. Kembali terputar diingatannya bagaimana lika-liku hubungannya dengan Dirga. Dari dirinya yang membenci hadirnya kembali Dirga di hidupnya karena masa lalu.
   
Masalalu yang membuatnya merasa jadi orang paling jahat didunia, secara tidak langsung saat itu menjadikan dirinya sebagai orang ketiga dalam hubungan orang lain.
   
Dara sadar, bahkan lima tahun berlalu pun semuanya tidak pernah berubah.
   
“Kita kan udah tunangan, apa perlu dijawab lagi ?” tanya Dara.
   
Dirga tersenyum lalu mengangguk, “Perlu, sangat malah”
   
“Lima tahun, aku selalu nunggu hari ini, hari dimana aku bisa ngungkapin semua perasaan aku ke kamu secara resmi” Dara menatap Dirga lekat, mencoba mencari kebohongan dimata sang tunangan. Air matanya kembali turun ketika sama sekali tidak Ia temukan kebohongan dalam netra yang indah itu.
   
“Mas-”
   
“Tolong jangan jawab kamu engga mau”
   
Dara terkekeh pelan, “Aku mau” dua kata itu berhasil membuat air mata turun dari netra milik Dirga. Malam ini, tepat dibawah langit berbintang, Dirga mendapatkan jawaban yang selama ini ingin Ia ucapkan pada gadis pujaan hatinya
   
“Hai, Bhayangkari ku”


Tbc

Tiga kata terakhir tuh mampu buat aku gila, suer dahh😭😭😭

Tiga kata terakhir tuh mampu buat aku gila, suer dahh😭😭😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai Bhayangkari ku"
Dahlah beneran selesai aku kenaknye

Love Goes On [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang