Epilogue : Every Day, Every Moment

742 48 0
                                    

Dengan rasa malas yang teramat sangat Dirga memaksakan dirinya untuk bangun pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan rasa malas yang teramat sangat Dirga memaksakan dirinya untuk bangun pagi ini. Perlahan Ia membuka mata, menghela nafasnya pelan ketika sudah tidak menemukan sang istri di sebelahnya. Oke, pasti sudah duluan bangun, batinnya. Dirga yang tidak mau kalah akhirnya bangun dari tempat tidur, terdiam sejenak guna mengumpulkan seluruh nyawanya. Hingga akhirnya Ia memutuskan untuk menyusul Dara yang sepertinya sudah di bawah.

Samar-samar terdengar bunyi ribut dari arah dapur, membuat Dirga yakin kalau Dara memang sudah ada didapur. Sampai terbitlah senyuman lebar dibibir lelaki itu ketika menemukan istrinya didapur pagi ini.

Hampir 6 bulan sudah pernikahan, Dirga tidak pernah berhenti tersenyum kalau melihat sang istri pagi-pagi sudah sibuk didapur.

"Pantes aja Jonas, Vino sama temen-temen yang lain cepet banget nikah" celetuknya yang sontak membuat Dara kaget bahkan sampai membalikkan tubuh.

"Kamu tu ngagetin tahu gak ?"

"Maaf sayang"

Dara memutar bola matanya malas, "Memang kenapa mereka cepet nikah ?" tanya Dara lalu kembali membalikkan tubuhnya, kembali memotong kentang yang barusan Ia kupas.

Dirga menghela nafas kecil, berjalan mendekati Dara lalu memeluk sang istri dari belakang, "Bahagia aja, lihat istri udah sibuk didapur pagi-pagi"

"Namanya juga perempuan, setinggi apapun sekolahnya dia akan tetap kembali ke dapur"

"Aku engga maksa kamu buat didapur"

Dara menghela nafas pelan, membalikkan tubuhnya sementara tangan Dirga masih setia bertengger dipinggang wanita itu. "Itu pilihan, kita mau cari ART memangnya mereka bakal seumur hidup sama kita ? Engga kan ?"

"Selama aku bisa, aku akan kerjakan semuanya sendiri" lanjut wanita itu sambil meletakkan kedua lengannya di leher Dirga.

"Aku bakal bantu kamu, kamu engga sendiri"

Dara tersenyum tipis, tidak terbayang bagaimana kalau bukan Dirga yang kini hidup seatap dengan dirinya. Apa Ia bisa ? apa Ia akan sebahagia saat ini ?. Mungkin ini memang baru permulaan, namun Dara harap kebahagiaan ini akan berlangsung selamanya, jatuh cinta pada orang yang sama sampai maut sendiri yang memisahkan.

◻◻◻

"SAYANG DASI MERAH AKU KEMANA YAAA!?"

"KALAU ENGGA DIGANTUNG, COBA CARI DI LEMARI"

"ENGGAK ADA SAYANG!"

Dara yang tengah menjemur pakaian berdecak kecil, Dirga sudah dibawah lengkap dengan kemeja putih dan celana panjang hitam miliknya, namun belum menggunakan dasi.

"Engga ada dek" katanya mencoba meyakinkan Dara, sementara wanita itu melewati Dirga begitu saja menuju kamar, dan Dirga rupanya mengekori dirinya. Sampai di kamar wanita langsung membuka lemari, menarik salah satu laci untuk mencari dasi merah yang Dirga maksud.

Love Goes On [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang