8. Rumah CALON Mertua

463 46 3
                                    

Mama| Jangan lupa pesan mama| Sesekali main kerumah Dirga    Dara berdecak kecil ketika mendapat pesan dari Mama, semenjak setelah pertunangan seminggu lalu Mamanya tidak berhenti memintanya untuk main kerumah Dirga dengan alibi memperbaiki hubungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mama
| Jangan lupa pesan mama
| Sesekali main kerumah Dirga
   
Dara berdecak kecil ketika mendapat pesan dari Mama, semenjak setelah pertunangan seminggu lalu Mamanya tidak berhenti memintanya untuk main kerumah Dirga dengan alibi memperbaiki hubungan.
   
Sebenarnya Dara sendiri tidak terlalu mau pergi kerumah itu. Terakhir Ia kesitu ya hanya ketika lima tahun lalu, hari dimana Ia bertemu Dinda, dimana mantan tunangan Dirga itu menunjukkan cincin yang melingkar di jari manisnya.
   
Dan bagaimana hancurnya dirinya saat itu.
   
Mengingat itu, Dara langsung menggeleng cepat. Ia pun langsung memperhatikan jari manisnya, dimana melingkar cincin yang tak kalah cantik, dimana Dirga jugalah yang menyematkan cincin itu dijarinya.
   
Tiba-tiba saja Ia terpikirkan bagaimana jika bukan Dirga yang yang bertunangan dengannya, bagaimana jika bukan Dirga yang dijodohkan dengan dirinya. Membayangkan hatinya menjadi milik yang lain, sungguh rasanya Dara tidak sanggup.
   
Semakin kesini, Dara jadi berpikir apa jadinya jika tanpa Dirga disampingnya saat ini.

◻◻◻

“ADUUHH – Calon menantu Bunda akhirnya kesini lagi setelah lima tahun”
   
Dara tersenyum tipis ketika Vera – Bundanya Dirga menyambut dirinya dengan semangat. Dara mewajarkan itu, apalagi anak Vera semuanya laki-laki kecuali Chika, itupun Chika masih kecil. Tidak bisa diajak berbicara leluasa seperti orang dewasa.
   
“Cari Dirga ?” tanya Vera to the point, namun dengan cepat Dara menggeleng, “engga kok, cuma main kesini aja bun”
   
“oh ya udah, duduk, bunda kedapur sebentar”
   
“Lho, Dara ?” Dara langsung menoleh kebelakang ketika namanya dipanggil, awalnya dia pikir itu Mark, namun ternyata Dirga lah yang memanggil dirinya.
   
“Mas ? baru pulang ?” entah kenapa pertanyaan sederhana itu mampu membuat lutut Dirga lemas seketika. Baru kali ini Ia pulang kerja disambut oleh sosok yang Ia sayangi selain keluarganya, bahkan dulu Dinda tidak pernah seperti ini padanya.
   
Ditambah lagi Dara yang menyambut kedatangannya dengan senyuman, tidak ada raut wajah ingin menerkam seperti biasanya.
   
Dirga lantas mengangguk sebagai jawabannya, “emm mas mandi dulu ya, kamu duduk aja”. Setelah itu Dirga lalu naik ke lantai atas, meninggalkan Dara yang lalu berjalan mendekati Chika yang tampak sedang fokus dengan buku-bukunya didepan televisi.
   
“Chika ?” gadis kecil yang sudah beranjak remaja itu menoleh, mendapati keberadaan Dara dengan antusias.
   
Dara terkekeh kecil melihat ekspresi Chika, gadis kecil itu sudah mulai tumbuh menjadi remaja, disini Dara sadar ternyata selama lima tahun berlalu ada banyak yang tidak Ia sadari. Dulu Chika masih bermain lumpur bersama Vara, dan sekarang, setahun lagi mereka akan duduk di bangku sekolah menengah pertama.
   
Waktu berlalu cukup cepat ternyata.
   
“Ih kakak, cari abang Mark ?” tanya Chika, Dara menggeleng lalu ikut duduk lesehan bersama Chika. “abang Dirga ?” Dara kembali menggeleng, membuat Chika menjadi penasaran siapa yang dicari calon kakak iparnya ini.
   
“terus cari siapa dong ?”
   
Dara melempar senyum tipis pada Chika, “main aja kok kesini, udah lama engga kesini chik” Chika menatap Dara dengan memiringkan kepalanya, kalau dia ingat-ingat memang sudah sangat lama Dara tidak main kerumahnya.
   
“NENEEEEEKKK!” suara cempreng nan khas kekanakan itu tiba-tiba memenuhi rumah. Dara dan Chika yang tengah asyik pun mengobrol, mendapati Gerry datang dengan istri dan kedua anaknya, Alin dan Rio.
   
“Eh ada calon adek ipar” Gerry menotice keberadaan Dara dirumah orang tuanya, Dara hanya bisa tersenyum tipis menanggapi candaan Gerry. “Kenapa bang ? engga boleh kesini ?”
   
“Boleh” sahut Gerry. Setelah berbicara dengan calon istri adiknya, kedua pasangan suami istri itu lantas masuk kedalam, kedapur lebih tepatnya. Sementara Dara masih didekat Chika menunggu Dirga selesai mandi.
   
Ia membalikkan badannya, mendapati Rio, anak bungsu Gerry menatapnya dengan tatapan bingung khas anak kecil ketika bertemu dengan orang baru. Dara pernah bertemu dengan Rio sebelum hari ini, namun baru kali ini Ia berinteraksi secara langsung dengan bocah laki-laki itu.
   
“Hai riooo” sapa Dara. Rio masih menatapnya bingung sambil memainkan kedua tangannya, menundukkan kepala lalu mengangkatnya kembali ketika sadar Dara ingin menyentuhnya.
   
Ia ingin mundur, namun tertahan karena menabrak sesuatu. Rio membalikkan badan dan mendapati Omnya di belakanganya, Dara pun sedikit kaget ketika Dirga tiba-tiba saja sudah turun. Dengan baju kaos putih dan celana bola hitam Ia menghampiri Dara disitu.
   
“Kok masih disini ? engga kedapur ?”
   
“Nungguin mas” oh, Dirga tidak mampu menyembunyikan senyum bahagianya. Sudahlah pulang disambut hangat oleh calon istri, sekarang, ke dapur pun ditunggu. Ia menatap Dara dengan tatapan meledek, mengambil posisi duduk di samping Dara lalu mencuri sebuah kecupan manis dipipi sang gadis.
   
“Gini nih, dikasi hati ngelunjak” gerutu Dara, usaha untuk meredam rasa malunya.

"Main kamu jauh ya sekarang, kerumah mertua"

"Baru calon mas"

"Ya tapi kan udah ada peningkatan sayang"
   
Dara hanya bisa memberengut kesal. Dirga makin tersenyum lebar ketika berhasil membuat Dara malu, kemudian Ia beralih pada Rio yang menatap dirinya dan Dara tanpa ekspresi.
   
“Rio ayo kedapur” ajak Dara, bocah lelaki itu kembali menatap Dara. Namun bukannya mengiyakan, Rio malah berjalan menuju pangkuan Dirga.
   
“kenapa Rio ? tantenya galak ya ?” tanya Dirga pada Rio dengan maksud menggoda Dara.
   
“Heh!”
   
“Canda galak”
   
“auk ah ngeselin! Aku kedapur” rajuk Dara lalu angkat dari posisi duduknya dan berjalan menuju dapur meninggalkan Dirga yang masih asyik bermain dengan Rio.
   
Sementara disitu Dirga tertawa puas karena berhasil menggoda calon istrinya. Dari dulu, menggoda Dara dan membuat gadis itu tersipu memang menjadi salah satu candu bagi Dirga, bahkan hingga sekarang.

Tbc

Selamat bermalam minggu teman-teman.
Semoga semuanya sehat selalu dalam lindungan Tuhan.
Hmm aku mau ngasi tau ni, buat kalian yang mungkin baca work ini dari season 1 yang WAU sampe LGO.
Perbedaan sifat Dirga...
Di WAU mungkin kalian kenal dirga yang hobi banget selingkuh dan disini engga. Nah itu tu karena umur gaes, Dirga udah didewasain oleh keadaan, dia juga ngerasa udah tua, engga mau main-main lagi, apalagi sama orang yang pernah buat dia ngerasa bersalah dan kehilangan.

 Nah itu tu karena umur gaes, Dirga udah didewasain oleh keadaan, dia juga ngerasa udah tua, engga mau main-main lagi, apalagi sama orang yang pernah buat dia ngerasa bersalah dan kehilangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Btw ada yang malam mingguan nih🤧

Love Goes On [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang