25

16 5 2
                                    


Kenyataannya aku masih saja berani cinta
Meski sebenarnya takut kehilangan

_Queezha Azkiara_

"Sudah mulai bisa mengatur diri sendiri ya?!"

Deg

Baru saja memasuki ruang tamu, terdengar suara yang menyapa telinga, nada bicaranya begitu dingin

Rasanya bagaikan tersambar petir di siang hari, sungguh!. Bagaimana tidak? Orang yang selalu memperlakukanmu seperti ratu tiba-tiba bicara dengan nada suara yang asing, bahkan terlalu menakutkan untuk diterima.

"Ara, darimana saja kamu?" tanya kak Angga, terdengar santai namun penuh kecurigaan

Pikiranku saat ini mendadak kacau balau. Tidak mungkin aku jujur kan? Oh, ayolah ... Jujur bagiku sama dengan menjadi tersangka yang masuk dalam persidangan dengan kak Angga sebagai hakim.

"Ara, kamu dengar kakak?"

"Ah e--iya kak Ara dengar," jawabku gugup

"Lalu?"

"Hah?" kak Angga menyugar rambut frustasi, aduh kenapa aku malah bertele-tele sih. Ayolah otak, cari alasan

"Kamu darimana Ara?" Kak Angga mengulangi pertanyaannya, lembut tapi menusuk

"Oh e-anu itu tadi Ara nungguin kak Raka, iya, nungguin kak Raka biar pulang bareng. Tapi kak Raka malah mau main basket jadi Ara ini pulang duluan, padahal udah lama nunggu" ucapku memberi alasan, sempat kutangkap raut tidak percaya dari wajah kak Angga tapi beruntung tak berlangsung lama. Sepertinya alasanku dapat diterima

'Maaf Kak Raka, Ara butuh selamat' aku membatin, sedikit merasa bersalah telah mengkambinghitamkan kak Raka.

'Semua gara-gara si mulcab itu. Tidak membiarkanku langsung pulang,' omelku dalam hati.

"Jadi gimana, Kak? Ada yang mau ditanyain lagi? Kalo nggak Ara mau ke kamar dulu, ganti baju." kataku diiyakan kak Angga

Ting!

Sebuah chat masuk ke gawaiku--dari Kak Veril, namun saat aku membukanya, pesan sudah dihapus.

Ting!

Baru saja kuletakkan, gawai kembali berbunyi. Lagi aku meraih gawai itu lantas membukanya, sama seperti sebelumnya pesan itu lebih dulu dihapus oleh si pengirim.

Aku duduk di bibir kasur, memijit pelipis, membuka ikat rambut lantas menekuknya dan kemudian dijepit menggunakan jedai.

Setelahnya beranjak mencharge gawai, lalu kembali ke kasur dan membaringkan tubuh disana.

🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️

"Kak, sudah makan?" tanyaku mendapati keberadaan kak Angga yang sedang berkutat dengan laptopnya

"Iya, udah. Kakak bosan tidak ada yang ngajak ngomong."

"Iya, deh ... Ara tadi capek jadi tidur sebentar. Hehehe."

"Tumben, memangnya aktivitas disekolah sedang padat, Ra?" mati aku, bisa-bisanya malah membuat kak Angga membuka kembali obrolan tadi sore

"Enggak kok, cuma capek dikit aja jadi tidur" kilahku

"Kakak mau Ara buatin nasi goreng?" tanyaku menawari, sekaligus mengalihkan topik.

"Boleh," jawab kak Angga tanpa mengalihkan pandangan dari laptopnya, aku pun pergi menuju dapur untuk membuatkan nasi goreng.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Veril-Ara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang