10

73 12 1
                                    

Aku tidak pernah ingin kamu jadikan malaikat
Karena menjadi penjaga
Dengan perasaan ingin memiliki itu berat

(_Raka_)

'Quenzha Azkiara'

Braakk

"Uhukk ... Uhukk" segera aku meminum es teh dalam gelas, lalu menatap orang yang baru saja menggebrak meja tempatku duduk.

Aku melihat tiga orang siswi yang kuketahui adalah kakak kelas, salah satunya kak Erna, aku mengenal namanya ketika MOS, dia termasuk anggota osis di SMA SEKAR JAYA. Wajahnya cantik dilengkapi dengan rambut curly, pakaiannya pun cukup rapi. Jadi, tidak seperti yang kalian pikirkan. Wajah kak Erna pun tak pernah terlalu menor dengan make up saat disekolah, hanya saja sikapnya memang galak juga terkesan sombong, sedang dua orang disampingnya aku tak tahu siapa, mungkin temannya karena mereka sering bersama.

"Cewek ini yang namanya Ara?" jari kak Erna menunjuk diriku dan kompak diangguki dua temannya

Aku hanya diam, kulirik kak Raka yang juga masih fokus pada gawainya seolah tak terjadi apa-apa

Byurr

Kak Erna menumpahkan sisa es teh yang masih setengah gelas pada tubuhku, aku masih bergeming. Semakin lekat kutatap mata kak Erna

"Lo itu jal*ng nggak tahu malu ya! Sampai-sampai Veril lo goda!" ucap kak Erna disusul dengan tawa mengejek kedua temannya. Aku berdiri dari tempat duduk lalu melangkah lebih dekat dengan kak Erna

Plakk

"Kakak membangunkan sisi iblisku!" ucapku tegas, satu tamparan mendarat dipipi mulusnya, banyak siswa-siswi dikantin menatap kearah kami. Aku tak peduli, memang siapa yang layak disalahkan? Mereka dahulu yang mengganggu ketenanganku. Toh, aku juga tidak akan menarik kail jika tidak ada yang melemparnya. Aku mengusap wajah kasar, entah kenapa hari ini moodku benar-benar tidak baik. Tak biasanya aku lepas kontrol sampai main tangan seperti ini

"Aws-ss, Lo beneran layak dijuluki jal*ng! Sikap lo ini liar! Lo itu nggak layak disekolah ini! Orang kaya lo pantesnya dihutan!!" ucap kak Erna menggebu-gebu. Aku hanya tersenyum miring, rasanya ingin sekali mengikat mulutnya dengan karet bungkus nasi. Tapi tidak! Aku harus menahan diri agar tidak membuat masalah yang nantinya harus menyulitkan kak Angga

"Seharusnya kalimat itu ditunjukkan untuk kakak sendiri" ucapku memutar balikan perkataan kak Erna

"Lo, Yah! Diajarin apa lo sama orang tua lo?! sampai berani nglunjak sama kakak kelas!" teriak kak Erna emosi. Aku hanya diam mendengarkan

"Lo budek ya?!" tanya kak Erna lagi, tapi aku masih tetap memilih acuh. Kak Erna menatap bergantian kedua orang disampingnya. Tak beberapa lama kedua teman kak Erna mendekat lalu memegangi tanganku dari arah berlawanan. Tidak aku sangka ternyata kak Erna menjambak rambutku keras, aku menahan sakit dan berusaha baik-baik saja. Tidak sudi rasanya jika harus memohon untuk dilepaskan, karena aku ingin melihat seberapa pengecutnya orang didepanku ini sampai untuk mendatangi satu orang saja sampai membawa orang lain.

BRAAKK

Kak Raka menggebrak meja tiba-tiba, membuat aktivitas kak Erna yang tengah menjambak rambutku terhenti

Veril-Ara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang