Terkadang yang datang dan meminta untuk tidak meninggalkan justru adalah orang yang akhirnya membuat kita menunggu dengan segala ketidakpastian
'Fausta Averil'
Ceklek
"Cari si__?" seorang gadis muncul dari balik pintu mengenakan kaos putih bergambar kartun mickey mouse dengan panjang selutut, rambutnya yang panjang dikuncir kuda, mata jelaganya membelalak sempurna ketika menatapku
"Hai Ara!" sapaku padanya, yah gadis yang berdiri didepanku ini Kiara. Gadis yang membuat moodku hancur hingga tidak fokus saat menyetir mobil sampai akhirnya harus menabrak seorang kurir, menyebabkanku menggantikan orang tersebut mengantar beberapa pesanan yang masih tersisa.
Tapi siapa disangka kesialan beberapa menit lalu membawaku pada penyebab yang sebenarnya. Yah, tentu saja sebenarnya karena kalau Ara tidak berjalan-jalan dipikiranku mungkin aku akan lebih fokus waktu membawa mobil.
"Ngapain kamu kesini?! Kenapa tahu rumahku?! Kamu ngikutin aku ya?!" cerocosnya menatap curiga lalu hendak menutup pintu, tapi aku lebih dulu menahannya
"Ada tamu ganteng masa nggak disuruh masuk sih, ck. Tuan rumah apaan tuh," sindirku
"Main masuk-masuk aja. Aku nggak akan ngijinin kakak masuk!" terangnya membentangkan tangan untuk menghalangi jalan masuk
"Tenang sayang aku bukan orang jahat. Masa pacar sendiri dianggurin diluar nanti kalo dibawa tante-tante genit gimana?" godaku menaik turunkan alis
"Tenang-tenang ... pala boneka anabel tenang! Gimana Ara bisa tenang liat kakak disini. Otak kakak udah pindah kedengkul, hah?" corocosnya sembari berkacak pinggang. Tak mau melewatkan kesempatan aku langsung masuk tanpa permisi, Saat telah sampai didekat sofa aku berbalik melihat Ara yang tengah mengusap wajah kasar kemudian berjalan kearahku dengan langkah kaki yang dihentak-hentakkan
"Kak Veril ngapain sih?!" tanyanya galak
"Mau duduklah, Nih!" ucapku menyodorkan kotak makanan, kemudian mendudukkan diri disofa. Kulihat iya mengernyit seolah bertanya 'apa?'
"Itu makanan yang kamu pesen" ucapku menjawab kebingungannya
"Kok bisa? Kakak kurir?"
"Enak aja! Tadi itu .... " aku menceritakan apa yang terjadi pada Ara yang sekarang tengah duduk menyimak disofa bagian kanan, gadis itu hanya mengangguk-anguk sesekali mengernyit seolah berpikir.
"Udah?"
"Hah?!" Aku menghembuskan napas kasar, memang apa salahku? kan memang sudah selesai ceritanya, tapi kenapa reaksinya begitu?
"Udah selesaikan nganter makannya?" aku mengangguk mengiyakan pertanyaan Ara
"Yasudah sana pulang! Ngapain masih disini?! "
"Kok kamu ngusir?!" bukannya menuruti ucapan Ara aku justru balik bertanya
"Kak Veril, dirumah nggak ada orang selain Ara. Jadi lebih baik kakak pulang sekarang ya" kata Ara pelan, Seperti mencoba sabar ketika menghadapi bocah.
"Bagus dong. Kita bisa berduaan, tanpa ada yang ganggu" jawabku enteng
"Kak! Ara nggak mau jadi omongan orang! Sekarang kakak pulang!!" pintanya menarik tanganku untuk berdiri
"Awww.." aku meringis ketika kakiku tanpa sengaja menabrak meja, Ara menghentikan aktivitas menyeretku
"Kenapa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Veril-Ara
Novela JuvenilFausta Averil "Gadis Bodoh! Kamu harusnya tetap beku! Harusnya kamu tidak pernah membuka hati! Harusnya kamu tetap jadi singa betina yang setiap saat marah ketika aku jaili! Quenzha Azkiara "Brengsek! Salahkan sikapmu yang plin plan! Jangan hati ora...