'Terkadang egois memang diperlukan agar orang lain paham bahwa bukan cuma mereka yang punya keinginan'
_Fausta Averil_
"Halo baby" sepasang tangan melingkar dileherku. Aku berbalik melihat siapa gadis yang dengan berani melingkarkan tangannya dileherku
"Lo apa-apaan, si! Lepasin tangan lo dari leher gue" ucapku dengan nada sedikit meninggi
"Kok apa-apaan sih? Gue kangenlah sama lo'" adunya manja
"Gue nggak!" jawabku membuat Gavin, Bayu, dan Chandra kompak tertawa mengejek pada gadis itu
"Bay lo minggir! Minggir ih! Gue mau duduk disini" Erna merengek dan mengusir Bayu yang duduk tepat disebelahku
"Cari tempat lain Er, masih banyak bangku yang kosong" ucapku berusaha tenang menghadapi sikap Erna. Yah, gadis itu adalah Erna
"Iya! Lo nggak lihat disini isinya cowok? Mending lo balik kebangku lo!" ujar Bayu menimpali
"Gue mau duduk sama lo Ril," pinta Erna mengabaikan ucapan Bayu
"Nggak usah ngadi-ngadi lo Er, mending cepet enyah deh. Ngalangin pandangan sumpah" celetuk Gavin yang duduk tepat dibelakangku
"Betul!" ucap Chandra mendukung
"Sirik aja lo bertiga!" ledek Erna
"Bener Er! Gue lagi gak mau diganggu. Sekarang mending lo balik ke bangku lo"
"Tapi Ril___"
"Balik Er!" erna tampak kaget mendengar ucapanku yang meninggi, dengan segera ia melangkah pergi menuju bangkunya dengan kaki dihentak-hentakkan. Aku memijat pelipis menghalau rasa pening.
"Gue minta jauhi Ara!" suara berat penuh penekanan membuatku mendongak, kulihat Raka tengah menatapku tajam
"Jauhin dia! Lo cuma akan jadi benalu buat dia! Dan gue nggak akan biarin itu!" imbuhnya lagi
"Lo khawatir? Atau ...." aku menggantungkan kalimatku
"Jangan-jangan lo suka sama pacar gue? dan lo nggak mampu naklukin dia akhirnya lo ngancem gue?! pengecut juga lo ternyata" lanjutku sarkasme"Veril!" teriaknya dan menarik kerah seragamku
"Lo__" aku mengangkat tangan kanan, mengisyaratkan agar Bayu dan yang lain tak ikut campur
"Kenapa? Yang gue omongin bener?" tanyaku tersenyum miring
"Bener enggaknya omongan lo gue nggak peduli! Yang gue mau lo jauhi Ara!" pintanya tegas
"Bukanya kebalik? Dia pacar gue, harusnya lo yang jauhi dia! dan urusan ngejaga dia itu juga urusan gue jadi lo nggak perlu repot buat ngejaga pacar orang"
"Selamat siang anak-anak" suara Pak Dedi yang baru memasuki kelas membuat tangan Raka yang hendak memukulku terhenti diudara
"Siang Pak" sahut Bayu telat karena siswa-siswi lain sudah lebih dulu diam membuat Pak Dedi menatap kearah kami seraya mengernyitkan dahi
"Raka, sedang apa kamu disitu?" tanya Pak Dedi
"Tidak Pak, ini saya juga mau balik ke bangku" sahut Raka yang sudah melepaskan cengramannya lalu berjalan kembali ke tempat duduknya
"Baiklah, sekarang keluarkan buku kalian. Kita akan membahas pelajaran minggu lalu yang sudah kalian catat"
"Baik Pak" jawab siswa-siswi serempak
KAMU SEDANG MEMBACA
Veril-Ara
Teen FictionFausta Averil "Gadis Bodoh! Kamu harusnya tetap beku! Harusnya kamu tidak pernah membuka hati! Harusnya kamu tetap jadi singa betina yang setiap saat marah ketika aku jaili! Quenzha Azkiara "Brengsek! Salahkan sikapmu yang plin plan! Jangan hati ora...